Jambipos Online, Kota Jambi-Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA mengemukakan, teaching factory
mendidik anak didik untuk berjiwa bisnis, dan dia sangat mengapresiasi teaching
factory tersebut sebagai ajang untuk meningkatkan kompetensi siswa dan siswi
SMK. Kemudian meningkatkan korelasi pendidikan SMK dengan industri dan dunia
bisnis.
Hal itu dinyatakan Zumi Zola dalam Peresmian Minggu Seni
Pelajar VII Tahun 2017 dan Peresmian Teaching Factory (TeFa) serta Temu Alumni
Akbar SMK PGRI 2 Kota Jambi (Talang Bakung), Rabu (25/1/2017) siang.
Teaching factory merupakan upaya agar siswa siswi SMK
memiliki kemampuan menghasilkan produk, dan produk tersebut dipasarkan ke
masyarakat, produk yang dihasilkan harus sesuai dengan standar kualitas. Untuk
itu, pihak dunia usaha melakukan pembinaan dan pendampingan bagi siswa siswi
SMK tersebut.
Zola mengatakan, pemerintah, baik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota terus berusaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat, supaya memiliki daya
saing, diantaranya melalui sektor pendidikan, baik sekolah negeri maupun
sekolah swasta.
Zola menyatakan bahwa teaching factory tersebut merupakan
upaya untuk meningkatkan kualitas siswa siswi SMK supaya siswa siswi SMK
tersebut memiliki daya saing yang baik, terlebih saat ini Indonesia sudah
memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana persaingan terbuka bukan
hanya aantar daerah di Indonesia, tetapi juga harus bersaing dengan
negara-negara Asia Tenggara. "Anak-anak kita harus berdaya saing, apalagi
dengan diberlakukannya MEA," ujar Zola.
"20 tahun lalu, Indonesia mengandalkan sumber daya
alam, seperti bahan galian, karena memang Indonesia kaya sumber daya alam.
Sekarang sudah berubah, sumber daya manusia yang berkualitas yang diandalkan,
kualitas sumber daya manusia yang terus didorong, contohnya Jepang yang mampu
menghasilkan otomotif dan berbagai alat elektronik dan sangat mendominasi pasar
otomotif dan alat-alat elktroonik tersebut," ungkap Zola.
"Dengan teaching factory, mereka dididik untuk berjiwa
bisnis, enterpreneur, diantaranya membuat kerajinan, seperti mukenah tetapi ada
motif Jambinya, dan keterampilan lainnya yang sudah dijual. Kemudian kerjasama
CSR dengan Alfamart, dibantu Rp15juta untuk membeli barang-barangnya dan
dibangun ruangannya, masyarakat bisa beli disini, demikian juga kalau ada
dagangan masyarakat, misalkan gorengan atau makanan kecil bisa dipasarkan di
sini. Pada intinya saya merespon sangat positif," tambah Zola.
Zola berharap agar teaching factory bisa dilakukan secara
berkesinambungan. Selain itu, Zola mengapresiasi pertambahan jumlah siswa siswi
SMK 2 PGRI Kota Jambi dari 500 menjadi 1.100.
"Berarti perkembangannya
bagus, alhamdulillah PGRI bisa membantu program-program pemerintah untuk
mendidik masyarakat," jelas Zola.
Terkait diselenggarakannya pentas seni di SMK PGRI 2 Kota
Jambi tersebut, Zola menyarankan, meskipun sebagian besar yang mengisi acara
pentas seni tersebut adalah generasi muda, namun pentas seni itu juga harus
menyajikan seni budaya Jambi, sembari menghimbau siswa-siswi, para guru dan
tenaga pendidik, serta masyarakat untuk melestarikan Budaya Jambi. "Karena
budaya adalah jati diri," sebut Zola.
Zola mengemukakan, karena di SMK PGRI 2 Kota Jambi tersebut
sudah ada kegiatan membatik, maka siswa siswi juga belajar membuat tanjak, kain
penutup kepala yang dikenakan oleh laki-laki, sebagai bagian dari budaya Jambi.
"Pesan saya, karena sudah bisa membatik, coba membuat tanjak juga, seperti
yang saya gunakan ini, jadi semua sektor nanti bisa membantu mempromosikan dan
melestarikan seni dan budaya Jambi. Dan, di pentas seni harus ada budaya
Jambinya. Bantu kami untuk melestarikan budaya Jambi, harus ada estafet kepada
generasi muda. Jadi, meskipun di era globalisasi, generasi muda Jambi harus
mengetahui seni budaya Jambi," tutur Zola.
Pada kesempatan tersebut, Zola juga berpesan agar
siswa-siswi menghindari narkoba, salah satu penyakit masyarakat yang sangat
membahayakan. "Beberapa bulan lalu, pihak kepolisian di Jambi menangkap 2
Kg sabu-sabu dengan nilai Rp4 miliar. Kemudian, awal Januari 2017, kepolisian
di Jambi juga menangkap sabu-sabu yang nilainya Rp14 miliar," tutur Zola.
Zola menekankan agar siswa-siswi menghindari narkoba, serta
menghimbau orangtua untuk mengawasi dan melindungi anak dari narkoba,
diantaranya dengan membekali anak dengan ilmu dan agama.
"Adik-adik, jangan pernah menggunakan dan mengedarkan
narkoba. Banggakan orangtua kalian dengan prestasi, gunakan kesempatan sekolah
ini dengan sebaik-baiknya," ujar Zola.
Selanjutnya, Zola meresmikan teaching factory yang ditandai
dengan pengguntingan pita, menandatangani prasasti peresmian mushola SMK PGRI 2
Kota Jambi, serta meninjau Stan teaching factory yang menyajikan berbagi hasil
karya siswa siswi SMK 2 PGRI Kota Jambi, yakni batik dan tenun, perhiasan,
tempat tisu, tempat sajian air minum mineral, dan lain-lian, Stan Program
Keahlian Akuntansi, dan Stan Program Keahlian Multimedia.
Sebelumnya, Mewakili Direktur Pembinaan SMK Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Widiyanto menjelaskan, teaching factory
merupakan satu dari tiga hal yang ditekankan dalam pendidikan SMK saat ini.
Ketiga hal dimaksud adalah :1.Peningkatan skill dengan pemberian kurikulum yang
selaras dengan industri 2.Teaching fatory, yakni mau menggunakan produk hasil
praktek dari SMK, jadi produk tersebut ditawarkan ke masyarakat dan laku
dijual. Dalam teaching factory, diajarkan menstandarkan barang kebutuhan
masyarakat 3. Sertifikat. Setelah diadakan teaching factory, harus diberikan
sertifikat. "Teaching factory mengantarkan siswa siswi SMK ke dunia
industri," ujar Muhammad Widiyanto.
Mewakili Ketua Yayasan PGRI Kota Jambi, Evi Herman
menyatakan, SMK PGRI 2 Kota Jambi kekurangan 5 ruang belajar, dan pihak yayasan
akan berusaha untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Kota Jambi, H.Muhri,SE
menyampaikan, saat ini jumlah siswa siswi SMK PGRI 2 Kota Jambi 1.100
orang, terdiri dari 33 rombongan belajar, dengan 4 program studi, yakni
Multimedia, Akuntansi, Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran. Muhri
mengatakan, sebelumnya jumlah siswa siswi di sekolah tersebut 500 orang.
Muhri menjelaskan, dalam teaching factory, pemasaran
bekerjasama dengan Alfamart, dimana Alfamart buka stan di SMK PGRI 2, sebagian
barang yang dijual di Alfamart tersebut merupakan hasil karya siswa siswi SMK
PGRI 2 Kota Jambi, seperti beberapa jenis makanan dan kerajinan. (Humas Prov
Jambi)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE