Empat Cakada Bupati Muarojambi di Pilkada 15 Februari 2017. |
Jambipos Online, Jambi-Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kabupaten Muarojambi telah menggelar debat kandidat Calon Kepala Daerah
(Cakada) Muarojambi di Gedung Serbaguna Muarojambi, Senin (16/1/2017) malam lalu. Debat
kandidat yang dimoderatori presenter TV Nasional, Yaumi Fitri itu berlangsung
semu.
Dari empat pasangan kandidat Cakada Muarojambi tak satupun
yang memiliki program kongkrit dalam mengatasi pembangunan infrastruktur di
Muarojambi yang selama ini menjadi perhatian serius, jika mereka terpilih pada
15 Februari 2017 mendatang.
Dari pengamatan Dekat itu, pada sesi pertama debat, empat
pasangan Cakada Muarojambi diberikan kesempatan untuk memaparkan program kerja
yang akan dilaksanakan jika terpilih nantinya. Calon independent nomor urut 1,
Abun Yani-Suharyanto, dalam pemaparannya menyampaikan salah satu program yang
akan mereka laksanakan adalah menyediakan dana Rp 1 miliar untuk satu desa.
“Dalam upaya mempercepat pembangunan, per desa akan kita
berikan Rp 1 miliar. Sehingga masyarakat Muarojambi sejahtera,” ujar Abun Yani
singkat tanpa menjelaskan bagaimana soal pelaksanaan dana Rp 1 Miliar itu.
Kemudian Abun Yani dan Suharyanto juga akan berupaya
menarik investor masuk ke Muarojambi, serta memberantas praktik pungutan liar
(pungli). “Kita akan lakukan pemberantasan kebodohan dan pungli, serta menarik
investasi baik dari dalam maupun luar,” ujarnya.
Sementara itu pasangan nomor urut 2, Agustian
Mahir-Suswiyanto, dalam penyampaian program kerjanya mengatakan, mereka akan
mengakomodir semua pihak dalam segala program kerja yang ditawarkan. Selain
itu, pasangan ini juga akan berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dan perekonomian masyarakat Muarojambi.
Sedangkan pasangan nomor urut 3, Masnah Burso-Bambang Bayu
Suseno, menyampaikan jika mereka memiliki program untuk mengurangi angka
kemiskinan dan pengangguran di Muarojambi. Kemudian, juga melakukan percepatan
pembangunan.
“Kita akan bekerja mengurangi angka kemiskinan, penganguran
dan melakukan percepatan pembangunan Muarojambi," kata Masnah.
Terakhir, pasangan nomor urut 4, Ivan Wirata-Dodi Sularso,
menyampaikan diantara program mereka adalah peningkatan kawasan pangan.
Kemudian, pasangan ini juga akan memberikan bantuan kepada masyaraka secara
tepat sasaran.
“Kita tingkatkan SDM masyarakat Muarojambi dengan
menyelesaikan program kerja daerah dan masyarakat sejahtera,” tandasnya.
Dari pemaparan program ke empat Paslon Cakada itu, satupun
tak ada memberikan penjelasan secara kongkrit soal pembangunan infrastruktur
jalan dan jembatan di Muarojambi. Padahal, akses jalan dan jembatan menjadi
penyebab utama ketertinggalan pembangunan Muarojambi selama ini.
Hanya Secara Umum
Sementara Dosen Fisipol Universitas Jambi Mochammad Farisi
SH LLM mengatakan, bahwa melalui debat ini para netizen dapat melihat dan
mempelajari karakter, tampang, kecerdasan dan kemampuan, pengalaman, serta
program yang dilontarkan calon. Namun dari pemaparan calon hanya disampaikan secara umum dan singkat tanpa data-data.
“Masyarakat harus aktif mengikuti jalannya debat, untuk
mencatat dan memberikan penilaian dari debat tersebut sebagai salah satu
pertimbangan dalam menentukan pilihan, apakah calon pantas atau tidak menjadi
kepala daerah lima tahuh ke dapan,” katanya.
Menurut Mochammad Farisi, Debat Pilkada dapat diartikan adu
argumen antara para calon tentang visi dan misi serta program kerja lima tahun
kedapan. Debat yang berkualitas adalah debat yang menyajikan data ilimiah,
tidak normatif, tetapi solutif melalui program-program yang masuk akal dengan
indikator pencapian yang terukur.
“Misalnya dalam hal pendidikan, calon harus tahu berapa
jumlah TK, SD, SMP, SMA, jumlah guru, bagaimana kualitas guru, kondisi sarana
dan prasarana sekolah, kesejahteraan guru, serta segudang permasalahan lainnya,
sehingga dapat membuat program solutif disesuaikan dengan kondisi keuangan
daerah dengan indikator pencapaian yang terukur ditahun pertama sampai tahun
kelima,” ujarnya.
Disebutkan, debat adalah bagian dari kampanye, yang
merupakan komunikasi politik untuk merebut hati masyarakat. Untuk itu
diperlukan keterampilan berkomunikasi (communication skills), pengetahuan yang
mendalam tentang materi/tema, sikap jujur, dan menawan.
“Dalam konteks komunikasi politik, seorang calon dituntut
memiliki daya tarik (attractiveness) untuk mempengaruhi pemilih, misalnya cara
berbicara yang sopan, murah senyum, cara berpakaian yang rapi dan postur tubuh
yang ideal, hal itu akan menimbulkan daya simpati bagi pemilih pemula khususnya
para gadis dan ibu rumah tangga,” katanya.
Keterampilan berkomunikasi dalam istilah politik sering
disebut retorika, yaitu teknik atau seni dalam memilih kata-kata yang dapat
mempengaruhi khalayak. Pada saat debat, kemampuan beretorika berarti calon
harus dapat berbicara jelas supaya mudah dimengerti, singkat untuk menghemat
waktu, efektif, dan mengesankan artinya memiliki pengaruh atau efek pada
khalayak.
Kata Mochammad Farisi, berdasarkan pengalamnya saat menjadi
moderator debat, para calon memiliki waktu sangat terbatas untuk menjelaskan
visi dan misinya. Untuk itu, kemampuan beretorika sangat penting dikuasai
misalnya; tidak perlu mengatakan yang terhormat bapak A, B, C dan seterusnya,
cukup hadirin dan masyarakat yang saya hormati.
Disebutkan, studi-studi yang pernah dilakukan menunjukkan
bahwa dabat tidak banyak mempengaruhi pemilih, kecuali bagi massa yang belum
menentukan pilihan (undecided atau swing voters). Pada umumnya pemilih telah
menetapkan pilihan sebelum dilakukan kampanye, sehingga sebenarnya debat hanya
mempertegas pilihan masyarakat saja.
Penilaian siapa yang menang dan kalah debat tergantung para
pendukung masing-masing calon. Namun begitu, acara debat pilkada menurut Mochammad
Farisi, tetap penting ditradisikan untuk membuat demokrasi Indonesia semakin
sehat dan berkuwalitas serta mengetahui bagaimana karakter, integritas dan
komitmen masing-masing calon. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE