Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA dalam Pembukaan Malam Apresiasi Seni Melayu Jambi “Simfoni Anak Negeri, bertempat di Ratu Convention Center, Kota Jambi, Jumat (6/1/2017) malam. |
Jambipos Online, Jambi-Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA mengemukakan bahwa budaya dan
adat-istiadat yang kuat turut menopang jati diri bangsa. Hal tersebut
disampaikan oleh Zola dalam Pembukaan Malam Apresiasi Seni Melayu Jambi “Simfoni
Anak Negeri, bertempat di Ratu Convention Center, Kota Jambi, Jumat (6/1/2017)
malam.
Selain sebagai salah satu upaya untuk melestarikan seni
budaya Melayu Provinsi Jambi, acara tersebut juga dimaksudkan sebagai rangkaian
kegiatan dalam Peringatan Ulang Tahun ke-60 Provinsi Jambi, Bumi Sepucuk Jambi
Sembilan Lurah.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki jati diri
yang kuat, salah satu elemen jati diri adalah budaya dan adat-istiadat yang
kuat. Contohnya Jepang, sempat luluh lantak dibom, bangkit dari kondisi luluh
kantak tersebut, bahkan menjadi salah satu negara dengan ekonomi termaju di
dunia, tetapi tetap mempertahankan budaya, seperti Kimono dan Samurai,"
ungkap Zola.
Zola mengatakan, negara Indonesia dan Provinsi Jambi juga
memiliki kekhasan budaya dan seni, yang sarat nilai dan makna, dan jika
dilestarikan dengan sebaik-baiknya, akan membawa manfaat, dan turut menopang
jati diri daerah dan negara.
Kemajuan teknologi, lanjut Zola, sudah sangat mempengaruhi
kehidupan manusia sembari mengingatkan agar jangan sampai seni budaya
tradisional tergerus dan hilang ditengah zaman dengan kecanggihan teknologi.
“Kemajuan teknologi itu punya dua dampak, dampak positif
dan dampak negatif, kita harus bijak melihat ini, jangan sampai nilai-nilai
positif dari para tua-tua kita hilang karena tidak dilestarikan dengan
baik," tegas Zola.
Untuk itu, Zola mengusulkan agar dalam pendidikan di
jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK harus ada mata pelajaran Kearifan Lokal. Zola
mencontohkan, salah satu budaya Jambi adalah Tengkuluk, kain penutup kepala
khas Jambi yang dikenakan oleh kaum hawa.
Dikatakan oleh Zola, kelestarian seni budaya merupakan
tantangan, terutama bagi generasi muda dan para pelaku seni.
Zola menghimbau bupati dan walikota se Provinsi Jambi untuk
berupaya semaksimal mungkin melestarikan budaya daerah masing-masing.
Zola mengungkapkan, acara Apresiasi Seni Budaya Melayu
Jambi sangat bagus, dan dia mendukung agar acara dilakukan pada setiap
peringatan ulang tahun Provinsi Jambi.
"Tahun depan, harus ada terobosan
ide, sesuatu yang baru yang belum yang dilakukan, untuk ditampilkan, supaya
acaranya semakin bagus dan punya daya tarik yang lebih baik lagi," tutur Zola.
Pada kesempatan tersebut, Zola memberikan Anugerah
Penghargaan Seni kepada 2 orang Sesepuh Tokoh Seni Provinsi Jambi, yakni kepada
Zulfahmi Ismail, pencipta lagu-lagu daerah Jambi dan Mariam, pelestari
"Bajolo", seni berpantun Melayu Jambi.
Zola juga menyerahkan sertifikat Budaya Tak Benda kepada
Bupati Kerinci, Walikota Sungai Penuh, Penjabat Bupati Sarolangun, Cek Rusli,
penerus Keturunan Musik Kromomg Mandiangin, dan Bupati Bungo, yakni sertifikat
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas Budaya Tak
Benda dari daerah tersebut.
Sebelumnya, Ketua Panitia, Kepala Taman Budaya Jambi,
Dr.Sri Purnama Syam,SST,M.Sn menyampaikan, inti dari acara Malam Apresiasi Seni
Melayu Jambi adalah memberikan apresiasi dengan sepenuh hati terhadap kekayaan
seni budaya Provinsi Jambi.
Sri Purnama Syam menyatakan, pada tahun 2016, 6 karya
budaya Jambi memperoleh Sertifikat Budaya Tak Benda dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan total mulai tahun 2013 sampai tahun 2016
meraih 18 Sertifikat Budaya Tak Benda, terbanyak kedua se Indonesia, suatu
prestasi yang sangat membanggakan bagi Provinsi Jambi.
Sri Purnama Syam menegaskan bahwa sertifikat budaya tak
benda merupakan pengakuan secara resmi yang juga berpengaruh positif terhadap
pelestarian budaya. "(Dalam pelestarian budaya) Kita berpacu dengan waktu,
berpacu dengan hari, karena seni tradisi terancam punah," ungkap Sri
Purnama Syam.
Dikatakan oleh Sri Purnama Syam, Upacara Besale dari Suku
Anak Dalam (SAD) sudah masuk daftar tunggu di UNESCO.
Kepala Taman Budaya Jambi ini mengungkapkan bahwa dia dan
jajaran dan seluruh pihak terkait telah menyiapkan 15 lagi untuk diajukan
memperoleh sertifikat budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
"Keuntungan jika telah memperoleh sertifikat budaya
tak benda, ketika diakui negara, maka negara berperan penting dalam penyelamat
dan penyeimbang, dan kalau ada masalah seperti klaim dari pihak (negara) lain,
negara yang akan maju," ujar Sri Purnama Syam.
"Contohnya, Musik Kalinong dari Kabupaten Merangin
bukan hanya milik Merangin lagi, sudah diakui di Indonesia dan sudah menjadi
milik Indonesia," tambah Sri Purnama Syam.
Sri Purnama Syam menyampaikan, acara tersebut didukung 80
orang anak-anak daerah Jambi, dan dia yakin anak-anak Jambi punya kemampuan.
Sri Purnama Syam berharap wisatawan ke Jambi bisa mendapat
wisata budaya dan budaya wisata. “Kita tidak menilai budaya dari sisi bentuk,
tetapi dari nilai, makna, dan filosofi," tutur Sri Purnama Syam.
Penampilan tari yang diiringi oleh musik dan lagu daerah
Jambi dan Simponi Anak Negeri seperti orkestra, serta penampilan pameran busana
motif Jambi karya desainer asli Jambi Deri Dahlan tampil memukau dalam acara
tersebut.
Wakil Gubernur Jambi, Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum, Ketua
TP PKK Provinsi Jambi, Hj.Sherrin Tharia Zola, Wakil Ketua TP PKK Provinsi
Jambi, Hj.Rahima Fachrori Umar, Pejabat Sekda Provinsi Jambi, H.Erwan Malik
beserta istri, Kapolda Jambi, Anggota DPD RI Dapil Jambi, Hj.Uteng, Wakil Ketua
DPRD Provinsi Jambi, Syahbandar, beserta para undangan lainnya turut hadir
dalam acara tersebut. (Humas Prov Jambi/ADV)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE