Paket proyek penjemuran padi Balai Beni Induk (BBI) di Desa Lubuk Ruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, milik Dinas Pertanian Provinsi Jambi senilai Rp 1,2 M. Ist |
Jambipos Online, Muarasabak- Banjir yang melanda empat kecamatan
di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi selama tiga pekan
terakhir menimbulkan dampak luas terhadap tanaman pangan. Sedikitnya 102
hektare (ha) tanaman padi puso akibat banjir yang merendam sawah terlalu lama.
Sebagian besar tanaman yang puso sudah berumur dua bulan.
“Banjir yang merendam empat kecamatan sudah hampir dua
pekan. Padi tidak bisa diselamatkan. Benih padi yang disemaikan juga puso. Hal
tersebut membuat petani gagal panen, gagal tanam dan mengalami kerugian materi
hingga ratusan juta,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Tanjabbar, Zainuddin di Tanjabbar, Jambi, Sabtu (3/12/2016).
Berdasarkan hasil pendataan petugas dinas pertanian sepekan
terakhir, padi yang paling banyak puso terjadi di Kecamatan Batangasam, yakni
sekitar 40 ha. Sedangkan benih yang mengalami puso mencapai 100 kg. Di
Kecamatan Betara sekitar 38 ha dan Kecamatan Tungkalulu sekitar 24 ha.
"Sebagian besar sawah yang terendam berada di daerah aliran sungai (DAS)
Pengabuan," kata dia.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tanjabbar
sudah melaporkan kerugian kepada Dinas Pertanian Provinsi Jambi. “Kami berharap
Dinas Pertanian Provinsi Jambi bisa segera menyalurkan bantuan benih padi ke
Tanjabbar agar petani bisa kembali menanam padi setelah banjir surut,” katanya.
Sementara pantauan di Kota Jambi, Sabtu (3/12/2016) pagi,
luapan Sungai Batanghari cenderung meningkat, sehingga banjir tidak lagi hanya
merendam pemukiman warga di Seberang Kota Jambi, tetapi meluas ke kawasan
Sijenjang, Kota Jambi. Namun hingga Sabtu belum ada warga yang mengungsi.
Mereka masih bertahan di rumah yang berbentuk rumah panggung. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE