ILUSTRASI-Sekda Kota Jambi Daru Pratomo dan Hotel di Jambi. Jampos |
Jambipos Online, Jambi-Pengusaha hotel di Kota Jambi
mengapresiasi sikap tegas Sekda Kota Jambi Daru Pratomo yang berani
menghentikan razia hotel yang dilakukan Satuan Polisi Pamong (Sat Pol PP) Kota
Jambi Kamis malam pekan lalu. Razia yang kerap dilakukan Tim Gabungan Satpol PP,
TNI dan Polisi kerap meresahkan tamu hotel yang tengah beristirahat.
Sikap tak prosesional dan cenderung di luar prosedur, Tim Razia
Gabungan (TRG) kerap membuat pengusaha hotel resah. Jika razia dilakukan,
seluruh hotel harus dirazia, jangan hanya hotel-hotel kecil saja.
Demikian dikatakan seorang pengusaha hotel di Kota Jambi
yang meminta identitasnya tak dituliskan saat diminta tanggapannya oleh Jambipos Online terkait dengan razia
oleh TRG Kamis malam (15/12/2016) lalu.
Menurut sumber ini, Pemerintah Kota Jambi melalui Satuan
Polisi Pamong Paraja (Pol PP) diminta untuk tidak cari sensasi dengan melakukan
razia-razia di hotel-hotel. Pengusaha hotel sudah memiliki izin dan memberikan
konstribusi terhadap Pemkot Jambi. Jadi yang perlu dirazia itu adalah kos-kosan
yang kini menjamur di Kota Jambi.
Sementara sejumlah tamu hotel kepada Jambipos Online mengaku kecewa dengan tindakan razia TRG tersebut.
Seharusnya razia bisa dilakukan dengan kondunsif dengan melibatkan pengelola
hotel. Bukan dengan cara menggedor-gedor pintu kamar tamu hotel.
“Tamu hotel juga memiliki privasi saat menginap di hotel.
Kalau memang razia dilakukan, lakukan dengan cara kondunsif dan elegan. Bukan
dengan cara-cara seperti penggerebekan lokasi prostistusu ilegal. Cara-cara
razia arogan itulah yang kita sesalkan dan pihak pengelola hotel,” ujarnya.
Belakangan ini Sat Pol PP gencar melakukan razia di
hotel-hotel dengan dalih merazia minuman keras dan narkoba. Namun pada ujungnya
razia kerap mengganggu tamu hotel yang telah menginap dan membayar hotel.
Pemkot Jambi cukup lakukan razia kos-kosan yang tak miliki
izin dan tak berkontribusi untuk Pemkot Jambi. Koskosan kini jadi tren sebagai
tempat terselubung prostistusi dan kini terus berlanjut. Seperti koskosan di
seputaran Gedung DPRD Kota Jambi, Koskosan di Jalan Aizona dan di daerah Thehok
Jambi.
Sementara itu, tak terima saat hotel ditempatnya dirazia,
Kamis malam (15/12/2016), MH yang diketahui manajer salah satu hotel mewah di
Jambi, menelepon seseorang yang berpengaruh di Pemkot Jambi.
Menurutnya, MH menelepon orang tersebut karena razia
mengganggu tamu yang sedang beristirahat. Sontak usai telepon tersebut diberikan
ke anggota Satpol PP Kota Jambi, razia gabungan
sempat terjadi perdebatan antara sang manajer dengan
petugas.
Terdengar, petugas menyebutkan akan melakukan pemeriksaan di setiap
kamar. “Memang prosedurnya seperti itu ya. Pintu harus diketok semua,"
tanya sang Manajer hotel ke Anggota Satpol PP.
Tidak lama, terlihat Dia menelepon seseorang yang kemudian
dipersilahkan untuk berbicara dengan salah satu anggota Satpol PP Kota Jambi
yang tengah melakukan penggeledahan di salah satu kamar hotel.
Dalam percakapan tersebut, petugas Satpol PP Kota Jambi
yang melakukan razia mengatakan Dia melaksanakan tugas razia prostitusi dan
minuman beralkohol. “Iya pak, iya pak," Hanya kata-kata itu yang
dikeluarkan petugas tersebut saat menjawab telepon dari seseorang yang
disebutkan sebagai Sekda Kota Jambi. Setelah itu, pemeriksaan dihentikan dan
tim gabungan yang melakukan razia membubarkan diri.
DPRD Sesalkan
Sementara Anggota Komisi I DPRD Kota Jambi, Paul Andre Nainggolan
menyesalkan sikap Sekda Kota Jambi Daru Pratomo yang menghentikan razia di
salah satu hotel berbintang di Kota Jambi.
Paul mengaku kecewa dengan sikap Sekda yang seolah
membekingi salah satu hotel tersebut. “Ini bentuk arogansi pejabat. Seharusnya,
jika ada operasi dan operasi tersebut dibatalkan karena ada intruksi dari
Sekda, itu salah. Tidak ada wewenang Sekda untuk melarang Satpol PP merazia
suatu tempat. Itu salah besar. Bisa jadi tidak hanya satu tempat dibekingi,”
sebutnya.
Terpisah, Walikota Jambi Sy Fasha mengaku mendapat laporan
pemilik usaha dibekingi pejabat. Namun ia menyatakan dengan tegas bahwa jika
memang ada bekingan pejabat maka akan diproses.
“Aturan di Perda No 2 sudah jelas, yang menyiapkan tempat, yang melakuan dan mucikari juga ditindak. Pejabat yang bekingi pasti akan ada sanksi nantinya. Bagi pengusaha hotel yang tidak koorperatif saat dirazia akan dipanggil dan diberi penjelaskan. Jika mereka masih marah dirazia, akan kita tindak. Nanti akan kita kumpulkan,” katanya.
“Aturan di Perda No 2 sudah jelas, yang menyiapkan tempat, yang melakuan dan mucikari juga ditindak. Pejabat yang bekingi pasti akan ada sanksi nantinya. Bagi pengusaha hotel yang tidak koorperatif saat dirazia akan dipanggil dan diberi penjelaskan. Jika mereka masih marah dirazia, akan kita tindak. Nanti akan kita kumpulkan,” katanya.
Sekda Menjawab
Daru Pratomo ketika dikonfirmasi membenarkan kalau dirinya
yang ditelepon manager hotel tersebut. Daru mengatakan, dirinya mendapatkan
laporan dan keluhan dari manager hotel yang merasa terganggu dengan razia yang
dilakukan tersebut.
“Katanya menggedor kamar, yang bisa mengganggu kenyamanan
tamu hotel. Saya ditelepon manager hotel ketika waktu sudah menunjukan lewat
tengah malam. Saya juga berpikir, itu waktu tengah malam. Bagaimana kalau kita
yang lagi menginap di hotel,” ujar Daru.
Daru juga membantah kalau apa yang dilakukanya sebagai
upaya mem back up pengusaha hotel tersebut. “Jangan katakan saya back up.
Silakan razia, tapi dengan cara kondusif yang tidak menggelisahkan. Kalau
digedor tengah malam tentu tamu akan gelisah, bagaimana kalau kita yang
menginap di situ,” katanya.
Kata Daru, seharusnya razia bisa dilakukan dengan cara yang
kondusif, sehingga tidak sampai mengganggu penghuni kamar. Bisa saja, sebut
dia, untuk menentukan penghuni kamar cukup melalui resepsionis.
“Kan bisa cukup lewat resepsionis saja. Cek di reseposionis
mengenai surat nikah kalau razia prostitusi. Kota Jambi sebagai kota jasa
sangat menggantungkan pendapatan dari jasa termasuk hotel. Bukan berarti kita
melegalkan prostitusi. Saya setuju ada razia, silahkan terus razia, tapi harus
dengan cara yang kondusif. Kan tamu hotel juga ada privasinya. Apalagi itu
sudah lewat tengah malam sangat privasi banget,” ujarnya.
Daru menjelaskan, razia harus tetap dilakukan dalam upaya
pencegahan prostitusi di Kota Jambi. Namun sebut dia, harus ada cara yang baik
bagaimana tidak membuat keresahan dan kegelisahan apalagi sampai merugikan
pemilik usaha dan tamunya. (JP-03/Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE