Oleh: Musri Nauli
Jambipos Online, Jambi-Tanggal 2 Desember 2016 yang kemudian dikenal 212. Angka
212 mengingatkan sang pendekar unik khas Indonesia. Wiro Sableng. Seorang
pendekar yang urakan, baik hati namun mampu mengalahkan musuh-musuh sakti yang
hendak mengacau negeri yang damai.
Wiro Sableng adalah tokoh fiksi dari Bastion Tito.
Melengkapi karakter dan kesaksian Wiro Sableng, maka Wiro Sableng kemudian
berguru dengan Sinto Gendeng. Lengkaplah sudah rangkaian cerita menggunakan
kata “Sableng” dan Gendeng”. Sebuah kata yang melambangkan “kegilaan”,
keurakan hingga kesablengan dengan berbagai cerita novel berseri yang hidup di
tahun 90-an.
Untuk melengkapi kesaktian, Wiro Sableng memiliki berbagai
jurus. Baik dengan penamaan jurus yang bikin geleng kepala hingga nama jurus
yang serius. Jurus seperti “ilmu silat orang Gila”, “Pukulan Angin Puyuh,
“Pukulan Kunyuk Melempar buah” merupakan nama jurus Wiro Sableng dari pikiran
iseng dari Bastian Tito.
Namun untuk menguji kedigdayaan Wiro Sableng, maka
jurus-jurus seperti Pukulan Dinding Angin Berhembus tindih-menindih, Pukul Dewa
Menggusur Topan Menggusur gunung hingga pukulan pamungkas “Pukulan Harima Dewa’
dan Pukulan Sinar matahari merupakan jurus-jurus yang ampuh didalam mematikan
kesaktian dari sang pengacau.
Cerita Wiro Sableng adalah cerita yang paling hidup dan
paling dikenang oleh rakyat Indonesia. Bahkan berbagai bukunya kemudian
mencapai hingga mencapai satu juta ekslampar. Cerita yang masih dikenang
sebagai cerita yang melambangkan cerita Indonesia dari ranah silat. Seni
Beladiri khas Indonesia.
Namun tentu saja Wiro Sableng tidak mau dikaitkan dengan
hal-hal mistis. Berbagai cerita Wiro Sableng merupakan alur cerita yang disusun
rapi. Hingga setiap penerbitan baru selalu ditunggu oleh pembaca.
Penggunaan kalimatnya melambangkan alam pikiran Indonesia.
Masih ingat dengan perumpamaan waktu seperti “sepeminuman teh, “sekelabat
angin”, adalah kalimat khas yang melekat di alam pikiran pembaca. Bahkan sapaan
seperti “kisanak” adalah panggilan akrab terhadap orang asing dan menunjukkan
keramahan.
Cerita Wiro Sableng adalah cerita silat Indonesia yang
paling banyak dibicarakan oleh pembaca tahun 1990-an. Cerita yang paling
diingat mengalahkan cerita-cerita remaja seperti “Roda-roda gila” ataupun Lupus
yang mengangkat tema remaja kota. Lengkap dengna hiruk pikuk dunia kota dan
hura-huranya.
Mari kita sambut hari Esok dengan cerita Wiro Sableng. Agar
ketakutan memasuki tanggal 2 Desember tidak dihantui oleh teror-teror. Karena
siapapun yang mau mengacau negeri yang damai. Ada Wiro Sableng. Pendekar jujur
yang tetap kepada pengabdi negeri. Dengan jurus kesaktian akan mampu
mengalahkan sang pengacau negeri.
Dan keesokan hari ketika matahari mulai bersinar. Mari
sambil bertegur sapa kepada siapapun. Mari kita mulai sapa “apa kabar Kisanak
?“. (Penulis Adalah Advokad dan Aktivis)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE