Gubernur Jambi Zumi Zola (kiri) turun langsung ke Sungai Tembuku, Sijenjang di wilayah Jambi Timur, dan ikut membersihkan sampah. |
Jambipos Online, Jambi - Persoalan pencemaran Sungai
Batanghari, Provinsi Jambi belum bisa diatasi hingga saat ini. Pencemaran
sungai terpanjang keempat terpanjang di Indonesia itu hingga kini masih tetap
tinggi. (Baca: Zumi Zola dan Jajaran PU Provinsi Jambi Goro Bersihkan Sungai Tembuku Sijenjang)
Pencemaran Sungai Batanghari yang memiliki panjang sekitar 800
kilometer (km) tersebut tidak hanya bersumber dari limbah cair pabrik karet,
sawit, air raksa (merkuri) dari penambangan emas, perhotelan dan industri lain.
Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera juga tercemar
dari limbah padat atau sampah dari rumah tangga, pasar, pertanian dan
pertokoan.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah setempat, para
pemangku kepentingan serta komunitas peduli Sungai Batanghari untuk mencegah
dan mengatasi pencemaran Sungai Batanghari selama ini.
Beberapa waktu lalu jajaran
TNI di Jambi dan komunitas masyarakat peduli Sungai Batanghari melakukan aksi
bersih-bersih Sungai Batanghari. Maksudnya memberikan contoh kepada berbagai
kalangan masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan sungai tersebut.
Kebersihan Sungai Batanghari mendapat perhatian penting
dari jajaran TNI dan para pemangku kepentingan (stakeholders) karena air Sungai
Batanghari hingga kini masih menjadi bahan baku perusahaan air minum atau air
bersih bagi masyarakat Jambi.
Kemudian Sungai Batanghari juga perlu terjamin
kebersihannya karena sungai tersebut menjadi salah satu destinasi wisata di
daerah itu. Namun respon beberapa kalangan pengusaha dan kelompok masyarakat
menjaga kebersihan sungai yang membelah Kota Jambi itu masih tetap kurang.
Rendahnya kesadaran kalangan pengusaha dan sebagian warga
masyarakat Jambi mencegah dan mengatasi pencemaran Sungai Batanghari tersebut
tercermin dari masih banyaknya sampah yang mencemarai sungai tersebut.
Banyaknya sampah yang mencemari Sungai Batanghari menunjukkan bahwa sungai
tersebut hingga kini masih dijadikan sebagai “tong sampah” raksasa.
Kondisi tersebut sedikitnya bisa dilihat dari banyaknya
sampah yang memenuhi Sungai Sijenjang, anak sungai Batanghari di Kota Jambi.
Sungai yang dekat dengan markas Pertamina Jambi tersebut sudah bertahun-tahun
dipenuhi sampah, termasuk sampah plastik. Kemudian limbah cair juga mencemari
sungai itu, hingga air sungai berubah warna menjadi hitam pekat.
Gugah Kesadaran
Untuk menggugah kembali kesadaran masyarakat dan pengusaha
di Jambi tentang pentingnya pelestarian Sungai Batanghari, Gubernur Jambi, Zumi
Zola, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi dan berbagai kelompok masyarakat
Jambi melakukan aksi bersih sungai di Sungai Tembuku Sijenjang, Jambi Timur,
Kota Jambi baru-baru ini. Aksi pembersihan sungai itu dilaksanakan selama tiga
hari, mulai Sabtu – Senin (10 – 12/12/2016).
Pembersihan sampah dari sungai itu diawali dari Sungai
Sijenjang. Zumi Zola didampingi para kepala dinas instansi terkait di Jambi
turun langsung ke sungai menggunakan perahu karet memungut sampah yang menumpuk
di sungai tersebut.
Aksi bersih sungai hari pertama berhasil mengangkut puluhan
ton tumpukan sampah yang memenuhi Sungai Tembuku Sijenjang. Dinas PU Provinsi
Jambi sampai mengerahkan satu unit eskavator (alat berat) dan empat unit truk
membersihkan sampah dari sungai itu. Aksi bersih sungai itu dilanjutkan Senin
(12/12) ke kawasan pasar tradisional Angso Duo yang berada di tepi Sungai
Batanghari dan ke kawasan Penyengat Rendah, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Zumi Zola pada kesempatan tersebut mengatakan, pencemaran
Sungai Batanghari tidak bisa dibiarkan. Pencegahan dan penanggulangan
pencemaran Sungai Batanghari perlu terus ditingkatkan agar sungai tersebut
tetap lestari. Kelestarian Sungai Batanghari perlu dipertahankan karena sungai
tersebut sejak dulu menjadi penopang kehidupan masyarakat Jambi.
Air Sungai Batanghari, lanjut Zumi Zola hingga kini menjadi
bahan baku air bersih perusahaan air minum di Kota Jambi dan daerah kabupaten.
Sungai Batanghari juga menjadi sumber air untuk irigasi pertanian.
Kemudian
Sungai Batanghari juga menjadi sumber penghidupan para petani ikan yang
memiliki usaha keramba atau jaring apung dan kolam-kolam ikan di kawasan daerah
aliran sungai (DAS). Selain itu Sungai Batanghari hingga kini masih menjadi
jalur transportasi penting bagi warga masyarakat Jambi.
Dijelaskan, sejarah dan peradaban Provinsi Jambi tidak bisa
dilepaskan dari sungai. Sungai bermanfaat sangat besar bagi masyarakat Jambi.
Sungai Batanghari yang memiliki 21 anak sungai masih tetap memberikan
penghidupan bagi masyarakat Jambi dan digunakan sebagai jalur transportasi.
Karena itu saya menghimbau seluruh masyarakat Jambi untuk menjaga dan
melestarikan sungai. Jangan lagi membuang limbah, sampah ke sungai demi menjaga
kebersihan sungai.
"Sudah sama-sama kita saksikan, sangat banyak sampah
di sungai ini, dan sampah itu bukan kemarin, tetapi mungkin sudah
berbulan-bulan. Sungai harus kita bersihkan. Jangan jadikan sungai sebagai
tempat sampah. Semua pihak harus berhenti membuang sampah di sungai. Jangan
sampai sungai tidak bisa digunakan lagi. Ini tantangan bagi kita,"katanya.
Perlu Edukasi
Zumi Zola mengakui, tantangan terberat mencegah dan
menanggulangi pencemaran Sungai Batanghari, yaitu mengedukasi atau memberikan
pendidikan ataupun pembelajaran kepada masyarakat. Sangat sulit mengubah
kebiasaan kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai jika tidak dilakukan
penyuluhan mengenai bahaya pencemaran sungai.
Karena itu, jajaran dinas – instansi terkait harus
bergandengan tangan dengan Komunitas Peduli Sungai Batanghari Jambi utuk
senantiasa menggalakkan penyuluhan-penyuluhan dan aksi bersih sungai. Melalui
pola edukasi dan aksi lapangan tersebut, masyarakat dan pengusaha akan semakin
sadar betapa pentingnya pelestarian sungai. Dengan demikian pencemaran sungai
dari limbah cair dan padat, khususnya sampah ke sungai di Jambi bisa
dihilangkan.
"Saya harap Komunitas Peduli Sungai Batanghari Jambi
ini semakiin mampu menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan
dan kelestarian sungai. Saya harap aksi bersih sungai yang kita lakukan ini
berlanjut, bukan hanya dilakukan secara insidentil,”katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, Dodi Irawan,
mengatakan, aksi bersih sungai itu dilakukan bersama Komunitas Peduli Sungai
Batanghari Jambi untuk menggugah perhatian dan kepedulian masyarakat Jambi
terhadap kebersihan Sungai Batanghari. Semboyan bersih sungai yang kita usung,
yakni “Sayangi Sungai Cintai Negeri”.
"Melalui aksi ini, kami memberi contoh sekaligus
menghimbau masyarakat supaya tidak lagi membuang sampah di sungai. Masyarakat
Jambi memiliki ketergantungan besar terhadap sungai. Jalur utama
transportasinya dulu sungai. Kemudian sumber air bersih dan usaha perikanan
juga dari sungai. Karena itu masyarakat Jambi harus menjaga dan melestarikan
sungai sebagai sumber kehidupan,"katanya. (JP-03/SP)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE