Banjir di Sarolangun Tahun 2015 lalu.DOK |
Jambipos Online, Merangin-Sedikitnya 500 kepala keluarga
(KK) di sembilan desa, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi hingga Sabtu (3/12)
masih mengungsi menyusul banjir yang melanda kesembilan desa tersebut.
Sebagian warga mengungsi ke rumah keluarga mereka di desa
lain karena tidak ada tenda pengungsian di sekitar desa. Banjir di sembilan
desa, enam kecamatan tersebut juga membuat aktivitas warga masyarakat lumpuh
dan sekolah diliburkan.
Wakil Bupati Merangin, Khafid Moein di Merangin, Jambi,
Jumat (2/12) menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Merangin
sudah mendrikan tenda-tenda pengungsi di beberapa lokasi di sembilan desa yang
terkena banjir. Sebagian warga dievakuasi ke rumah ibadah dan sekolah yang
masih aman dari banjir. Kemudian BPBD Merangin juga sudah menyalurkan bantuan
beras, ikan sarden, mi instan, dan obat-obatan kepada pengungsi.
“Banjir terparah di sembilan desa di Merangin terjadi di
Desa Lubuk Bumbum, Kecamatan Tabir. Lebih 100-an rumah warga di desa itu
terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Karena itu sebagian
seluruh warga desa mengungsi. Namun warga desa yang mengungsi sudah mendapatkan
bantuan makanan dan obat-obatan,”katanya.
Banjir yang melanda sembilan desa di enam kecamatan,
Kabupaten Merangin akibat luapan Sungai Tabir. Sungai terebut meluap menyusul
tingginya curah hujan di daerah itu selama sepekan terakhir. Hingga Kamis
(1/12), hujan deras masih turun di daerah itu, sehingga warga masih khawatir
banjir semakin meluas.
“Mengantisipasi semakin meningkat dan meluasnya banjir,
ratusan personel dari BPBD, dinas instansi terkait, dan Taruna Siaga Bencana
(Tagana), bersiaga di setiap desa untuk membantu warga. Bila warga tidak bisa
bertahan lagi di rumah mereka yang terendam banjir, anggota BPBD dan Tagana
langsung melakukan evakuasi warga,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jambi, Arief Munandar
menjelaskan, banjir di Provinsi Jambi saat ini terjadi di Kabupaten Merangin,
Bungo, Batanghari, Muarojambi, dan Kota Jambi. Banjir akibat luapan Sungai
Batanghari dan anak-anak sungai di daerah itu disebabkan hujan deras yang
terjadi dari hulu hingga hilir Sungai Batanghari.
“Mengantisipasi jatuhnya korban akibat banjir, kami
mengimbau warga Jambi yang bermukim di kawasan daerah aliran sungai (DAS) siaga
dan mengurangi kegiatan di sekitar sungai. Kami juga sudah siaga mengantisipasi
meningkatnya status banjir dari status siaga menjadi tanggap darurat,” katanya.
Dijelaskan, bila ketinggian luapan Sungai Batanghari di
Kota Jambi mencapai 13,80 meter, status banjir di Jambi menjadi tanggap darurat
dan ribuan warga harus diungsikan. Sedangkan hingga Kamis (1/12) ketinggian
luapan Sungai Batanghari sekitar 13,50 meter atau masih status siaga.
Menurut Arief Munandar, banjir yang melanda beberapa
kabupaten dan kota di Provinsi Jambi satu bulan terakhir telah merendam sekitar
2.000 unit rumah warga. Kemudian banjir juga mengakibatkan lebih 300 hektare
tanaman pangan puso dan berbagai fasilitas umum, seperti jalan, dan jembatan
rusak.
“Banjir di Jambi diperkirakan masih terjadi hingga Januari
2017 karena berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Provinsi Jambi, curah hujan di Jambi masih tinggi hingga Januari
mendatang, Karena itu Jambi tetap siaga banjir hingga awal tahun mendatang,”
katanya. (JP-03/Yah)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE