Jambipos Online, Muarojambi-Jangan sepelekan Sungaibahar.
Kalimat ini harus menjadi pesan, jika kita melihat sejarah Sungaibahar yang
menjadi daerah transmigrasi termaju di Provinsi Jambi sejak era Presiden
Soeharto. Potensi ekonomi Sungaibahar kini lebih dasyat jika dibandingkan
dengan perekonomian warga di Ibukota Muarojambi, Sengeti. Potesni ekonomi dari
Sungaibahar kini tak bisa dipandang sebelah mata.
Perkembangan Sungaibahar kini telah melampaui Sengeti,
Ibukota Kabupaten Muarojambi. Bahkan jumlah penduduk di Sungaibahar kini
mencapai kurang lebih 75.000 Jiwa sudah mengalahkan jumlah warga di Sengeti
yang relatif dibawahnya.
Kecamatan Sungaibahar merupakan pemekaran dari Kecamatan
Mestong yang mempunyai Luas Wilayah 1000 Km2 dan Penduduk ± 75.000 Jiwa yang
terletak dibagian Barat Kabupaten Muarojambi. Sungaibahar terdiri dari 22 UPT
yang telah menjadi desa defenitif, mempunyai penduduk yang cukup padat dan
heterogen terdiri dari berbagai etnis yang membaur secara rukun dan damai.
Wilayah ini terletak ± 85 Km dari Pusat Pemerintahan yang
dapat diakses melalui jalan kepusat kecamatan di Desa Marga (Unit IV).
Administrasi Pemerintahan dibagi atas 22 desa terdiri dari Desa Suka Makmur, Desa Bukit Makmur, Desa Bukit
Mulya, Sungai Dayo, Marga Mulya, Bukit Mas, Sumber Jaya, Panca Mulya.
Kemudian Desa Mekar Sari Makmur, Desa Markanding, Desa Marga,
Bakti Mulya, Bahar Mulya, Rantau Harapan, Talang Bukit, Talang Datar, Tanjung
Harapa, Sumber Mulya, Pinang Tinggi,
Desa Berkah, Desa Matra Manunggal dan Desa Mulya Jaya.
Potensi utama daerah Sungaibahar adalah sektor perkebunan terutama
kelapa sawit dengan luas ± 15.000 Ha dan merupakan mata pencarian utama
masyarakat disamping sektor perdagangan dan jasa. Secara ekonomi Sektor
Perkebunan ternyata terbukti mampu memberikan kesejahteraan pada masyarakat
setempat.
Disamping Sektor Perkebunan Potensi lain yang tak kalah
penting adalah Batu Bara yang terdapat di sejumlah desa. Memiliki cadangan
deposit batubara yang sangat besar, namun belum dieksploitasi menunggu investor.
Mengingat eksploitasi batu bara membutuhkan teknologi dan modal yang tinggi,
Sungai Bahar jangan disepelekan.
Janji Manis Politik
Potensi yang dijanjikan Sungaibahar ternyata tak berjalan
lurus dengan pembangunan infrastruktur, misalnya soal jalan dan jembatan.
Bahkan kondisi jalan hingga kini masih jauh dari harapan. Janji manis politikus
seperti anggota dewan, calon kepala daerah bahkan hingga janji Calon Presiden,
sudah barang basi bagi warga Sungaibahar.
Masalah pembenahan infrastruktur sudah menjadi dagangan
politik untuk meraih suara sigifikan di Sungai Bahar. Bahkan jelang Pilkada
Muarojambi 15 Februari 2017 mendatang, soal infrastruktur juga masih dagangan
politik sejumlah kandidat.
Namun sepuluh tahun Burhanuddin Mahir menjabat Bupati
Muarojambi, namun jalan dari dan ke Sungai Bahar “hancur lebur” juga. Bahkan akhir-akhir ini
warga yang melintasi jalan-jalan di Sungai Bahar memposting foto-foto jalan
rusak tersebut di sosial media.
Para netizen berlomba-lomba menampilkan kondisi parahnya
jalan di Sungaibahar dengan berbagai komentar. Bahkan ada komentar yang
tendensius pada cakada Muarojambi tertentu. Namun kondisi real jalan rusak itu
salah satu contoh gagalnya Pemerintah Kabupaten Muarojambi dalam membangun
infrastruktur.
Ditinjau Gubernur
Tak kuat menahan cibiran netizen lewat sosial media soal
jalan Sungaibahar, akhirnya Gubernur Jambi H Zumi Zola meluangkan waktunya
bersama Kadis PU Provinsi Jambi Dodi meninjau jalan rusak di Kecamatan Sungaibahar,
Selasa (15/11/2016).
H.Zumi Zola,S.TP,MA
menegaskan, sebelum jalan yang rusak di Sungaibahar dibangun, harus ada
ketentuan batas maksimal tonase beban jalan. Pada kesempatan itu, H Zumi Zola didampingi
oleh Penjabat (Pj) Bupati Muarojambi, Kailani,SH,M.Hum, Kepala Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Jambi, Dodi Irawan, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Muarojambi, Varial Adhi Putra.
Mereka meninjau beberapa titik jalan yang rusak parah, baik
jalan yang statusnya jalan Provinsi Jambi, maupun jalan yang statusnya jalan
Kabupaten Muarojambi. Dalam peninjauan jalan yang statusnya jalan Provinsi
Jambi di Sungaibahar, didapati puluhan truk bertonase sangat besar memuat kayu
akasia.
Menurut penjelasan dari perwakilan masyarakat Sungaibahar,
M Nazli yang akrab dipanggil Desnat, ruas jalan tersebut hancur karena tonase
yang sangat tinggi dari puluhan mobil pengangkut kayu, dan karena jalan sudah
rusak parah, sudah seminggu mobil-mobil truk kayu tersebut tidak bisa lewat dan
tertahahan di lokasi.
Bahkan, ada dari supir truk yang sudah membawa peralatan
masak. M Nazli sangat berharap agar bupati dan gubernur mengatasi permasalahan
tersebut. Di lokasi tersebut, Zola memanggil Pj.Bupati Muarojambi dan Kapolsek
Sungai Bahar, MA Nasution untuk mendiskusikan informasi yang disampaikan
masyarakat setempat.
Zola menyatakan, yang pertama harus ditentukan adalah limit
tonase jalan tersebut, setelah itu, jalan rusak dibangun, dengan konstruksi
rigid beton. Zola mengatakan bahwa tonase maksimal jalan adalah 10 ton.
Zola menegaskan, jika tonase jalan tidak ditentukan
terlebih dahulu, tidak akan efektif untuk membangun jalan, karena akan cepat
rusak. “Jangan sampai anggaran terbuang percuma kalau tonase tidak ditentukan.
kalau truk-truk kayu yang sangat besar seperti itu, dengan tonase 40 sampai 50
ton yang melewati jalan, meskipun jalan dibangun, tidak akan bertahan lama,
akan cepat hancur juga," jelas Zola.
Zola meminta Pj.Bupati Muarojambi bersama Forkopimda Muarojambi
untuk memanggil semua pimpinan perusahaan yang kendaraan truknya melewati ruas
jalan di lokasi tersebut, untuk memberitahukan dan menaati batas maksimal
tonase jalan.
"Belum lagi, kalau kita lihat truk-truk tersebut,
banyak yang nomor posisinya bukan kendaraan Jambi. Sudah anggaran kita sangat
terbatas, anggaran yang harus kita tanggung untuk perbaikan jalan sangat besar,
dan yang menikmati hasil bukan orang Jambi. Dengan kondisi ini, sawit dari KUD
tidak bisa keluar, padahal tonasenya 8 ton," ungkap Zola.
Kontruksi Beton
Sementara Kepala Dinas PU Provinsi Jambi Dodi Irawan menambahkan,
ruas jalan Penerokan - Sungai Bahar total 28,28 Km, dan tahun 2016 dibangun 2,6
Km, tahun 2017 direncanakan akan dibangun 3 Km, dengan konstruksi rigid beton.
Setelah itu, Zola dan rombongan meninjau ruas jalan
Penerokan - Sungaibahar yang sudah dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jambi pada
tahun anggaran 2016 sepanjang 2,6 Km, lebar 6 meter, dengan konstruksi rigid
beton (semen cor beton).
“Kalau kita lihat, jalan ini kan sangat bagus. Sebelumnya
rusak berat seperti ruas jalan yang rusak parah tadi, tetapi karena tonase
jalannya tidak melebihi 10 Km, jalannya bisa bagus," terang Zola.
Sebelumnya, dalam peninjauan jalan rusak yang statusnya
jalan Kabupaten Muarojambi, yakni di ruas jalan di Desa Nyogan Kecamatan
Mestong, Kabupaten Muarojambi, yakni ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan
Mestong dengan Kecamatan Sungaibahar, didapati puluhan truk bertonase besar,
yang memuat tandan buah sawit. Jalan berlubang-lubang besar.
Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, Penjabat
Bupati Muarojambi memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muarojambi
mensiagakan satu unit alat berat berupa motor grader untuk meratakan jalan.
Sesuai dengan penjelasan dari Dinas PU Kabupaten Muarojambi,
Zola menuturkan, ruas jalan Nyogan 32 Km, dan dari jalan yang rusak parah, 1,5
Km sudah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Muarojambi, dengan konstruksi rigid
beton (semen cor beton), dan jalan aspal 200 meter, jadi total total 1,7 Km,
menghubungkan Kecamatan Mestong ke Kecamatan Sungaibahar. (Berbagai
Sumber/Asenk Lee Saragih)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE