Jambipos Online, Jambi - Sekitar 5.038 orang guru honorer
di Provinsi Jambi yang sempat resah karena terancam diberhentikan pasca
pengalihan pengelolaan sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat dari
pemerintah kabupaten/kota ke provinsi akhirnya lega.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tetap mempertahankan
guru honorer karena tenaga mereka sangat dibutuhkan memenuhi kekurangan guru di
daerah itu. Sekitar Rp 36 miliar anggaran untuk gaji para guru honorer tersebut
telah disediakan dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi
Jambi 2017.
“Para guru honorer masih sangat dibutuhkan di Jambi untuk
mengatasi kekurangan guru, khususnya guru sekolah menengah atas (SMA). Karena itu
Pemprov Jambi tetap mempertahankan sekitar 5.000 orang guru honorer yang ada
saat ini," kata Gubernur Jambi, Zumi Zola di Jambi, Senin (28/11).
"Anggaran biaya untuk gaji guru honorer tersebut sudah
kami alokasikan dalam APBD 2017 sebesar Rp 36 miliar. Gaji guru honorer
tersebut antara Rp 400.000/orang/bulan hingga Rp 800.000/orang/bulan,” Zumi
menambahkan.
Menurut Zumi Zola, Pemprov Jambi akan memperjuangkan agar
anggaran untuk gaji guru honorer yang telah dialokasikan dalam APBD 2017 tidak
sampai dicoret dewan. Anggaran untuk gaji guru honorer yang dimasukkan dalam
APBD Jambi 2017 masih sangat realistis. Kemudian tenaga guru honorer juga
sangat dibutuhkan di Jambi.
“Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami berharap dewan
dapat menyetujui alokasi anggaran untuk gaji guru honorer. Kami sudah bicarakan
mengenai anggaran gaji guru honorer ini dengan pihak DPRD Provinsi Jambi. Pada
prinsipnya dewan juga setuju,”ujarnya.
Dijelaskan, selain mempertahankan guru honorer, Pemprov
Jambi juga kini mengupayakan pemerataan guru. Pemerataan guru tersebut dinilai
penting agar sekolah-sekolah di daerah kabupaten tidak lagi kekurangan guru.
“Hingga kini masih terjadi penumpukan guru SMA di daerah
perkotaan. Nah, melalui pengalihan pengelolaan SMA dan sederajat dari pemerintah
kabupaten/kota ke pemerintah provinsi, maka kami lebih mudah melakukan
pemerataan guru. Guru-guru yang menumpuk di perkotaan akan dialihan sebagian ke
daerah kabupaten,”katanya.
Mengenai penambahan 1.500 ruang kelas di Jambi, Zumi Zola
mengatakan, pembangunan ruang kelas tersebut akan dilakukan bertahap karena
biayanya besar. Penambahan ruang kelas diprioritaskan di sekolah-sekolah yang
selama ini kekurangan ruang kelas, khususnya di perkotaan. (SP)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE