Ibu Sari, Menghidupi Keluarga dari Hasil Gorengan. Foto Asenk Lee |
Jambipos Online, Jambi-Hidup memang penuh perjuangan. Guna
menghidupi keluarga, apapun dilakukan orang asal halal untuk menafkahi
keluarga. Sulitnya mencari pekerjaan, memutar balik siasat untuk bisa tetap
berkarya dan mendapat rezeki. Salah satu yang dilakukan orang dengan modal
pas-pasan adalah berdagang. Walau untungya hanya minim, tapi lebih dari cukup
untuk kehidupan sehari-hari.
Berdagang gorengan ternyata pilihan bagi Ibu Sari (55)
untuk menafkahi keluarga. Berdagang gorengan di depan SD Xaverius 2 Jelutung
Kota Jambi sudah dilakoni Ibu Sari sejak 15 tahun lalu. Bersama suaminya Wasdiman
(58), juga berdagang gorengan yang sama, namun lokasinya di Sekolah PGRI
Jelutung Jambi.
Gorengan Ibu Sari (Ubi, Tempe, Tahu Isi, Bakwan, Pisang
Molen) setiap harinya laris manis. Harganya juga tergolong murah yakni tiga
gorengan Rp 2000. Harga ini menjadi baku bagi Ibu Sari karena untuk menjangau
daya beli murid SD.
“Harganya Rp 2000 untuk tiga gorengan. Harga ini sudah
pas-pasan dengan untung yang tipis. Kalau dinaikkan, kasihan anak-anak SD yang
jajan. Dengan harga segini juga sudah ada untung, meski tak bisa untuk
menabung,” ujar Ibu Sari saat berbincang-bincang dengan Jambipos Online, Kamis (17/11/2016) pagi.
Menurut Ibu Sari, berdagang gorengan ini sudah digeluti
dirinya bersama suaminya sejak 15 tahun lalu. Dalam sehari bisa omset Rp
400.000 dengan untung Rp 100.000. Kalau omset Rp 300.000 bisa mendapat untung
Rp 75.000.
“Jadi untungnya hanya tipis. Ini dipengaruhi harga bahan
pokonya yang mahal. Seperti harga ubi, tempe, tahu, pisang, tepung, minyak
sayur serba mahal. Jadi untungnya tipis, namun demikian harus tetap kita
syukuri karena masih ada untung,” ujar Ibu sari.
Ibu Sari yang mengaku tinggal di Belakang SMA 3 Kota Jambi
ini menambahkan, dari hasil berjualan gorengan, dirinya bersama suami bisa
menyekolahkan tiga anaknya hingga tamat SMA. Kini mereka sudah dikaruai tiga
cucu dari dua anaknya yang sudah menikah.
Walau dengan berdagang gorengan, Ibu Sari tetap semangat
dalam mencari rejeki. Makanya sejak pukul 06.00 WIB, Ibu Sari sudah menjajakan
gorengannya yang masih panas-panas yang cocok untuk saparan dengan menyeruput
kopi. Tak heran kalau pelanggan Ibu Sari setiap pagi juga mengantri. (Asenk
Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE