Jambipos Online, Jakarta-Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia mempertanyakan motif gugatan yang dilakukan
sekelompok orang mengtasnamakan warga Rembang, JawaTengah, terhadap keberadaan
pabrik Semen Indonesia di wilayahnya.
Menurut dia, apakah gugatan penolakan yang dilakukan warga
benar-benar karena persoalan lingkungan dan tidak sesuai mekanismenya atau
adanya motif lain ditunggangi oleh kepentingan bisnis.
"Saya melihat masalah Semen Indonesia di Rembang tidak
semudah seperti yang disuarakan masyarakat penolak saja. Saya kenal Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo adalah orang yang cakap. Saya merasa ada indikasi
dari kelompok bisnis lain yang memanfaatkan atas nama rakyat untuk menguasai
semen di Indonesia," tutur Bahlil, di Jakarta, Kamis (10/11).
Bahlil mengungkapkan, bila memang indikasi tersebut benar,
maka kalangan pelaku usaha nasional dan Pemerintah Indonesia harus menjaga
asetnya dari hal tersebut.
"Semen Indonesia itu kan BUMN, milik negara. Jangan
sampai nantinya kita terjebak oleh provokasi yang ditunggangi kepentingan
bisnis lainnya dengan memanfaatkan rakyat," ujar Bahlil.
Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) pada 5 Oktober lalu telah
mengabulkan gugatan sekelompok orang mengatasnamakan warga Rembang. Materi
gugatan terkait izin lingkungan pabrik Semen Indonesia di Rembang.
Dia berpendapat, jika memang ada masalah lingkungan seperti
yang disampaikan warga dalam gugatannya, maka bisa dilakukan upaya mencari
solusi bersama mana saja yang bisa diselesaikan. Menurut Bahlil, sebenarnya
sejak awal dapat dibicarakan antara warga penolak dan pihak Semen Indonesia
mengenai apa yang menjadi sumber masalah.
"Jangan langsung main tabrak saja, gugat sana sini.
karena mungkin saja diduga ada yang menunggangi. Bisa dibicarakan agar pabrik
Semen Indonesia tetap beroperasi dan warga tidak dirugikan," kata Bahlil.
Bahlil menyayangkan jika nantinya pabrik Semen Indonesia di
Rembang gagal beroperasi, maka dapat saja membuka peluang pihak swasta
menggantikan posisi BUMN yang merupakan milik negara. Dia meminta agar
pemerintah berpihak pada kepentingan ekonomi nasional sebab rakyat juga akan
sejahtera dengan terlaksananya industri milik negara.
"Dampak lainnya dengan adanya kasus Semen Indonesia di
Rembang, apalagi sampai terhambat, akan mengganggu target investasi. Saya
berharap masalah yang dialami Semen Indonesia adalah yang pertama dan terakhir
untuk industri BUMN," ujar Bahlil.
Kabarnya, pabrik Semen Indonesia telah merampungkan proses
pembangunan mencapai 95 persen dan diharapkan tahun 2017 telah bisa beroperasi.
Pabrik Semen Indonesia menempati areal lahan seluas 55 hektar dan diperkirakan
mampu berproduksi hingga 130 tahun.
Investasi pabrik Semen Indonesia di Rembang mencapai Rp 4,5
triliun dan mayoritas dimiliki oleh bangsa Indonesia. (Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE