Beginilah Suasana Hari Guru di Sekolah Yadika Jambi, Sabtu 26 Nopember 2016.IST |
Zola: Ini Penghargaan untuk Seluruh Guru dan Tenaga
Pendidik di Provinsi Jambi
Jambipos Online, Jakarta- Seluruh Guru dan Tenaga Pendidik
di Provinsi Jambi meraih Penghargaan Anugerah Kihajar 2016 dari Menteri
Pendidikan Indonesia. Penyerahan Penghargaan Anugerah Kihajar (Kita Harus
Belajar) 2016 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu
diterima Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA,
bertempat di Auditorium Gedung D Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta, Jumat (25/10) sore.
Penghargaan Anugerah Kihajar 2016 Kategori Utama yang
diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Prof.Dr.Muhadjir Effendy,MAP, Seluruh Guru dan Tenaga Pendidik di Provinsi
Jambi meraih Penghargaan Anugerah Kihajar 2016 Kategori Utama.
Gubernur Jambi H Zumi Zola atas nama Seluruh Guru dan
Tenaga Pendidik di Provinsi Jambi bersama dua orang kepala daerah lainnya,
yakni Walikota Gorontalo dan Walikota Bontang, dan menjadi satu-satunya
gubernur dari 34 provinsi di Indonesia yang meraih Anugerah Kihajar Kategori
Utama.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penghargaan kepada para pemenang Lomba dan Kuis Kihajar 2016, yakni kepada juara 1, juara 2, dan juara 3 Lomba Mobile Edukasi (Lomba Mobile Kihajar), Lomba Video Edukasi, Penghargaan Radio Mitra Peduli Pendidikan 2016, serta pemenang Kuis Kihajar 2016 (kategori SD, kategori SMP, kategori SLTA, dan kategori khusus).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penghargaan kepada para pemenang Lomba dan Kuis Kihajar 2016, yakni kepada juara 1, juara 2, dan juara 3 Lomba Mobile Edukasi (Lomba Mobile Kihajar), Lomba Video Edukasi, Penghargaan Radio Mitra Peduli Pendidikan 2016, serta pemenang Kuis Kihajar 2016 (kategori SD, kategori SMP, kategori SLTA, dan kategori khusus).
Zumi Zola mengatakan bahwa diperolehnya Anugerah Kihajar
2016 merupakan suatu kehormatan bagi Provinsi Jambi dalam pembangunan sektor
pendidikan, sebagai upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh,
yang berdaya saing.
“Ini menjadi suatu kehormatan yang luar biasa bagi Provinsi
Jambi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kita mendapatkan Anugerah
Kihajar 2016 Kategori Utama, satu-satunya gubernur yang mendapat Kategori
Utama. Sejak dilantik, sampai sekarang sudah 9 bulan menjabat, saya dan Pak
Fachrori Umar melalui Dinas Pendidikan sangat memperhatikan pendidikan kita.
Ini untuk mempersiapkan SDM, kita harus bisa bersaing, baik secara nasional
dengan provinsi-provinsi lain, maupun dengan dunia internasional. Mudah-mudahan
anak-anak kita mempunyai daya saing yang tangguh juga, mengingat MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah berlaku. Jadi mau tidak mau, pendidikan harus
terus kita behani dan tingkatkan," jelas Zola.
“Salah satu program yang kita andalkan untuk meningkatkan
SDM kita adalah dengan beasiswa, mulai dari SMA, SMK, S1, S2, S3, sampai dokter
spesialis," tambah Zola.
"Pendidikan kita juga kita dorong ke next level (level
berikutnya) yang lebih tinggi lagi, dengan mendorong penggunaan teknologi.
Alhamdulillah, ini diapresiasi oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan," ujar Zola.
Zola menegaskan, penghargaan tersebut bukan untuk dia
pribadi, tetapi untuk seluruh guru dan tenaga pendidik di Provinsi Jambi.
"Penghargaan ini bukan untuk saya pribadi, walaupun ditulisnya atas nama
saya, tetapi sebetulnya untuk seluruh guru dan tenaga pendidik yang selama ini
telah mengabdikan dirinya untuk memberikan pendidikan dimanapun itu, terutama
di daerah pelosok dan daerah terpencil. Mereka itulah yang sudah bekerja keras
untuk anak-anak kita. Jadi, saya mempersembahkan penghargaan ini untuk para
guru dan tenaga pendidik di Provinsi Jambi," ungkap Zola.
"Saya juga mengucapkan selamat hari guru, dan
mudah-mudahan ini menjadi momentum yang sangat baik untuk kita semua, untuk
dunia pendidikan, khususnya di Provinsi Jambi, dan juga untuk semua pemangku
kepentingan yang memiliki kewenangan, untuk memutuskan, termasuk juga walikota,
bupati, dan semua, agar kita dapat bersinergi untuk anak-anak kita, supaya
anak-anak kita bisa bersaing lebih baik lagi," tutur Zola.
"Saat ini, anak-anak kita banyak yang berprestasi,
sudah banyak yang sekolah di luar, cuman itu tidak cukup, karena tantangan kita
kedepan semakin berat dan semakin berat. Kita berharap bisa membuat program,
bagaimana supaya pendidikan di Provinsi Jambi lebih baik dan lebih baik
lagi," kata Zola.
Zola mengungkapkan, ada 3 tantangan utama pembangunan
sektor pendidikan di Provinsi Jambi saat ini, pertama, 1.500 ruang kelas baru.
"Sangat berat, karena biayanya sangat besar sementara
anggaran sangat terbatas."Tetapi bagaimana kita bisa menyusun skala
prioritas, yang mana yang didahulukan. Kalau kita hanya mengandalkan APBD
Provinsi Jambi saja, tidak mungkin. Banyak yang harus kita benahi, termasuk
laboratorium, yang bahkan sekarang sebagian labor digunakan untuk kelas, karena
kelasnya tidak cukup. Saya tadi sudah sampaikan kepada Pak Menteri dan Sekjen
agar kiranya Provinsi Jambi bisa dibantu, supaya semua anak-anak kita bisa
mendapat pelayanan pendidikan dengan baik. Kihajar ini kan kita harus belajar,
itu semangatnya. Mudah-mudahan dengan upaya bersama Pemerintah Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota, insyaallah bisa terwujud dengan bik," harap Zola.
Kedua, lanjut Zola, permasalahan guru honor. Zola
menegaskan bahwa guru honor harus tetap diperjuangkan. "Masalah guru
honor, melalui Dinas Pendidikan, saya katakan, kita harus punya kepastian dulu.
Insyaallah, itu masuk ke APBD Provinsi Jambi, walaupun kondisi keuangan kita
sanagt terbatas sekali, tetapi kita sangat komitmen untuk memperhatikan guru
honor. Alhamdulillah, kita sudah bicarakan dalam RKA (Rencana Kerja Anggaran),
kemudian telah kita bicarakan pula dengan Dewan, pada intinya kita
memperjuangkan bagaimana nasib tenaga honorer pendidikan di Provinsi Jambi.
Jumlahnya 5.038 orang. Kita mengambil inisiatif untuk memperjuangkan nasib guru
honorer tersebut, insyaallah disetujui oleh Dewan," terang Zola.
Ketiga, pemerataan guru. “Saat ini kalau kita lihat ada
tempat yang menumpuk, kadang ketika sudah diurai, balik lagi, itu harus kita
buat pemerataan. Kalau terjadi penumpukan di beberapa tempat, bukan hanya
berimbas pada pelayanan bagi anak didik yang tidak merata, tetapi juga pada
tunjangan guru, berkaitan dengan jam mengajar. Ketika nanti sudah diurai
penumpukannya, harus ada komitmen dari semua pihak terkait, untuk memenuhi
pelayanan pendidikan kepada anak-anak sekolah, dan tanggung jawab untuk jam
mengajar terpenuhi juga," pungkas Zola.
Sebelumnya, dalam arahannya, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Prof.Dr.Muhajir Effendi mengemukakan bahwa
penghargaan yang diberikan tidak ada artinya secara fisik, tetapi sangat besar
maknanya dalam upaya memajukan pendidikan Indonesia, dengan mendayagunakan
teknologi dan komunikasi.
“TIK kita masih tertinggal, termasuk di ASEAN. Luas
Indonesia yang hampir sama dengan daratan Eropa, dengan 17 ribu lebih pulau
yang kita miliki, dan 75% wilayah kita lautan, tidak mudah untuk membuat
technology cover," ungkap Muhajir Effendy.
Muhajir Effendy juga mengungkapkan, terdapat 48.000 sekolah
yang belum teraliri listrik dan 140.000 sekolah belum masuk internet, terutama
di daerah terpencil, terluar, dan perbatasan di Indonesia, yang menjadi salah
satu permasalahan pendidikan nasional, sembari berharap agar pemerintah bisa
mendorong peningkatan elektrifikasi, diantaranya dengan tenaga surya dan tenaga
angin, untuk mendukung pembangunan jaringan TIK.
Muhajir Effendy mengapresiasi Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota yang meraih Anugerah Kihajar. "Pendidikan ini
adalah investasi Indonesia. Pendidikan juga dalam rangka pembangunan
infrastruktur, yakni soft infrastructure, untuk mempersiapkan SDM yang
handal," ujar Mendikbud ini.
“Pembangunan infrastruktur fisik sebagai hard
infrastructure dan SDM, terutama melalui pendidikan, dua-duanya saling
beriringan, dan itulah masa depan Indonesia. Tugas kita menyiapkan generasi
yang mampu menjawab tantangan zaman," jelas Muhajir Effendy.
Ketua Panitia, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Didi Suhardi dalam laporannya menyampaikan, Anugerah Kihajar
(Kita Harus Belajar) ditujukan untuk motivasi kepada seluruh sekolah untuk
lebih banyak menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
pelaksanaan belajar.
Didi Suhardi menyatakan, Anugerah Kihajar dimulai tahun
2006 dan saat ini telah dikuti oleh seluruh (34) provinsi se Indonesia.
Selain Anugerah Kihajar, lanjut Didi Suhardi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan juga mengadakan Lomba Kihajar dan Kuis Kihajar, yang
telah dilakukan sejak tahun 2012, kuis dilaksanakan secara online, baik melalui
komputer atau laptop sekolah maupun laptop yang dibawa sendiri.
Didi Suhardi mengatakan bahwa jumlah peserta Lomba dan Kuis
Kihajar tiap tahun terus meningkat, tahun 2016 jumlahnya 5.179 siswa, dan dari
jumlah tersebut, 120 orang masuk tahap grand final di Jakarta.
“Kuis Kihajar Tahun 2016 dilaksanakan pada April sampai
Agustus 2016. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan hadiah kepada
para pemenang Lomba dan Kuis Kihajar, sesuai kemampuan anggaran
Kemendikbud," ujar Didi Suhardi.
Penampilan Tari Puti Cinde dan Tari Zapin Al - Zafin
(perpaduan tari Melayu dan Timur Tengah), dan Band Nidji turut memeriahkan
acara tersebut. (ADV-Humas Prov Jambi)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE