Jambipos Online, Jakarta-Puluhan
warga Rembang, Jawa Tengah, melakukan unjuk rasa di depan kantor
Mahkamah Agung (MA), di Jakarta, Kamis (27/10). Mereka menuntut agar
pembangunan pabrik Semen Indonesia tetap diteruskan walaupun MA telah
mengabulkan gugatan izin lingkungannya.
Menurut
salah seorang tokoh masyarakat Rembang yang ikut dalam unjuk rasa,
Farouk Ferdian, bila pabrik Semen Indonesia dihentikan operasionalnya
maka berdampak banyaknya warga di lingkungan sekitar, terutama yang
berada di Ring 1, bakal kehilangan pekerjaan.
Dia
mengungkapkan, kini diperkirakan ada sekitar 1000 masyarakat Rembang di
Ring 1 yang dapat bekerja sebab dibangunnya pabrik Semen Indonesia.
Daerah
yang berada di Ring 1 mencakup antara lain Tegaldowo, Timbrangan,
Pasucen, Kajar dan Kadiwono. Daerah Ring 1 meruapakan areal terdekat
dengan pembangunan pabrik Semen Indonesia.
Farouk
mengatakan, kalaupun ada penolakan terhadap pembangunan pabrik Semen
Indonesia, mayoritas justru bukan dari masyarakat Rembang asli. Farouk
menyatakan, masyarakat penolak pabrik Semen Indonesia merupakan warga
Pati.
"Warga Rembang asli yang kontra pembangunan pabrik Semen Indonesia tidak lebih dari 5%, sisanya warga Pati," tutur dia.
Menurut
Farouk, para warga di provokasi LSM Walhi dan JPMK agar menolak
pembangunan pabrik Semen Indonesia. Farouk menyebutkan, tokoh di
belakang yang memotori terjadinya penolakan bernama Gun Retno.
"Dia itu (Gun Retno) adalalah warga Pati," ucap Farouk.
Terkait
pabrik Semen Indonesia, Farouk mengungkapkan, sebelumnya telah
dilakukan sosialisasi menyangkut rencana pembangunan pabrik ke
masyarakat sehingga tak ada alasan bila warga Rembang belum mengetahui.
"Sebelum
ada pabrik Semen Indonesia, UMR di Rembang hanya sekitar Rp 600 ribu.
Namun sejak ada pabrik Semen Indonesia, diperkirakan bisa mencapai Rp
2-3 juta," Farouk menuturkan. (Rel)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE