Wabup Merangin H A Khafid Moein saat memantau aktivias PETI. |
Pemkab Merangin Turut Berdukacita
Jambipos Online, Merangin-Musibah tertimbunnya 11 orang Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) ‘lubang jarum’ di Desa Simpang Parit Kecamatan Renah Pembarap pada Senin (24/10), menjadi catatan tersendiri bagi Wakil Bupati Merangin H A Khafid Moein.
Selain turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas musibah itu, wabup juga mengingatkan kalau kejadian tersebut merupakan gambaran dari yang Maha Kuasa, agar semua pelaku PETI menghentikan aktivitasnya.
‘’Sebenarnya Allah sudah sering mengingatkan dengan berbagai kejadian,’’ujar Wabup, Selasa (25/10) usai menghadiri Lokakarya Forest Programme di Aula Bappeda Merangin yang dihadiri tim dari Jerman tersebut.
Namun lanjut wabup, berbagai kejadian dan peristiwa yang menelan korban jiwa itu, justru tidak juga dijadikan pelajaran bagi para pelaku PETI di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Merangin.
Bahkan lanjut wabup, para pelaku PETI semakin ‘menggila’ dengan lebih memperdalam lubang galian dan terus mengejar keberadaan emas. Akibatnya, kejadian yang menelan korban jiwa kembali terjadi.
Musibah tertimbunnya 11 orang pelaku PETI ini lanjut wabup, merupakan musibah terbanyak menelan korban dari serentetan musibah-musibah sebelumnya. ‘’Ini artinya sudah peringatan keras. Tolong stop aktivitas PETI,’’pinta Wabup.
Jika aktivitas PETI itu masih juga dilakukan tegas wabup, tidak menutup kemungkinan musibah lebih besar lagi bakal terjadi. ‘’Sebab ini sama saja dengan menantang alam dan pada akhirnya alam juga tidak tinggal diam,’’tegas Wabup.
Sebelumnya Bupati Merangin H Al Haris juga telah mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya 11 orang pelaku PETI. Kesebelas orang itu, Tami (45), Yungtuk (30), Si’am (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (24) dan Guntur(34), Warga Sunai Nilau Kecamatan Sungai Manau.
Selain itu, dua orang korban lainnya warga Perentak Kecamatan Pangkan Jambu yaitu Cito (25) dan Zulfikar (25). Dua orang lainya, Dian Arman (53) dan Erwin (44) warga Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap.
Selain turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas musibah itu, wabup juga mengingatkan kalau kejadian tersebut merupakan gambaran dari yang Maha Kuasa, agar semua pelaku PETI menghentikan aktivitasnya.
‘’Sebenarnya Allah sudah sering mengingatkan dengan berbagai kejadian,’’ujar Wabup, Selasa (25/10) usai menghadiri Lokakarya Forest Programme di Aula Bappeda Merangin yang dihadiri tim dari Jerman tersebut.
Namun lanjut wabup, berbagai kejadian dan peristiwa yang menelan korban jiwa itu, justru tidak juga dijadikan pelajaran bagi para pelaku PETI di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Merangin.
Bahkan lanjut wabup, para pelaku PETI semakin ‘menggila’ dengan lebih memperdalam lubang galian dan terus mengejar keberadaan emas. Akibatnya, kejadian yang menelan korban jiwa kembali terjadi.
Musibah tertimbunnya 11 orang pelaku PETI ini lanjut wabup, merupakan musibah terbanyak menelan korban dari serentetan musibah-musibah sebelumnya. ‘’Ini artinya sudah peringatan keras. Tolong stop aktivitas PETI,’’pinta Wabup.
Jika aktivitas PETI itu masih juga dilakukan tegas wabup, tidak menutup kemungkinan musibah lebih besar lagi bakal terjadi. ‘’Sebab ini sama saja dengan menantang alam dan pada akhirnya alam juga tidak tinggal diam,’’tegas Wabup.
Sebelumnya Bupati Merangin H Al Haris juga telah mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya 11 orang pelaku PETI. Kesebelas orang itu, Tami (45), Yungtuk (30), Si’am (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (24) dan Guntur(34), Warga Sunai Nilau Kecamatan Sungai Manau.
Selain itu, dua orang korban lainnya warga Perentak Kecamatan Pangkan Jambu yaitu Cito (25) dan Zulfikar (25). Dua orang lainya, Dian Arman (53) dan Erwin (44) warga Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap.
Kepada keluarga yang ditinggalkan, bupati minta agar tetap diberi kesabaran atas musibah tersebut. ‘’Saya turut berduka atas kejadian ini, semoga korban cepat ditemukan. Memang ini peringatan keras untuk hentikan aktivitas PETI,’’ujar Bupati. (Yah)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE