LOBANG JARUM PETI di Merangin.IST |
Jambipos Online, Merangin-Musibah tertimbunnya 11 orang pekerja
penambang emas tanpa izin (PETI) lubang jarum di Desa Simpang Parit, Kecamatan
Renah Pembarap, Kabupaten Merangin Senin (24/10/2016) menjadi perhatian Pemerintah
Kabupaten Merangin.(Baca Juga: Ini Identitas Sebelas Pekerja PETI yang Terperangkap di Lubang Galian PETI )
Wakil Bupati Merangin, H A Khafid Moein, mengatakan,
pertama pemerintah menyatakan turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas
musibah itu. Dibalik itu, kata dia, musibah ini juga mengingatkan kalau
kejadian tersebut merupakan gambaran dari yang Maha Kuasa, agar semua pelaku
PETI menghentikan aktivitasnya.(Baca Juga: Sebelas Warga Dikabarkan Tertimbun di Lobang Jarum PETI di Batang Merangin)
“Sebenarnya Allah sudah sering mengingatkan dengan berbagai
kejadian,’’ujar Khafid Moein kepada wartawan, usai menghadiri Lokakarya Forest
Programme di Aula Bappeda Merangin, Selasa (25/10/2017).
Kata Khafid Moein, berbagai kejadian dan peristiwa yang menelan korban jiwa soal PETI, justru tidak juga dijadikan pelajaran bagi para pelaku PETI di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Merangin.
Bahkan kata Khafid Moein, para pelaku PETI semakin ‘menggila’ dengan lebih memperdalam lubang galian dan terus mengejar keberadaan emas. Akibatnya, kejadian yang menelan korban jiwa kembali terjadi.
Musibah tertimbunnya 11 orang pelaku PETI ini lanjut Khafid Moein, merupakan musibah terbanyak menelan korban dari serentetan musibah-musibah sebelumnya. “Ini artinya sudah peringatan keras. Tolong stop aktivitas PETI,” tegas Khafid Moein.
Kata Khafid Moein, berbagai kejadian dan peristiwa yang menelan korban jiwa soal PETI, justru tidak juga dijadikan pelajaran bagi para pelaku PETI di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Merangin.
Bahkan kata Khafid Moein, para pelaku PETI semakin ‘menggila’ dengan lebih memperdalam lubang galian dan terus mengejar keberadaan emas. Akibatnya, kejadian yang menelan korban jiwa kembali terjadi.
Musibah tertimbunnya 11 orang pelaku PETI ini lanjut Khafid Moein, merupakan musibah terbanyak menelan korban dari serentetan musibah-musibah sebelumnya. “Ini artinya sudah peringatan keras. Tolong stop aktivitas PETI,” tegas Khafid Moein.
Jika aktivitas PETI itu masih juga dilakukan tegas wabup,
tidak menutup kemungkinan musibah lebih besar lagi bakal terjadi. “Sebab ini
sama saja dengan menantang alam dan pada akhirnya alam juga tidak tinggal diam,”
kata Khafid Moein. (Yah)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE