Jambipos Online, Jambi-Jumlah
pengangguran di Provinsi Jambi relatif tinggi, meskipun peluang kerja terbuka
di Jambi yang ditandai menjamurnya perusahaan berinvestasi, ternyata belum
mampu mengurangi angka pengangguran. Selama 2016 saja mencapai 10 ribu orang pencari
kerja (Pencaker) di Provinsi Jambi.
Pencaker yang
masuk berdasarkan laporan dari kabupaten dan kota se-Provinsi Jambi tahun 2016
ada 10.471 orang yakni 6.218 laki dan 4.253 perempuan. “Sepanjang tahun 2016
ini, kami telah mencatat sebanyak 10.471 pencari kerja yang terdaftar pada
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi,” kata Kasi PPTKP
Dinsosnakertrans Provinsi Jambi, Sari Utama Dewi saat
ditemui diruang kerjanya, Rabu (28/9).
Sari Utama
Dewi mengatakan, jumlah pencaker di Jambi berdasarkan data yang dihimpun dari
laporan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi.
Sari
mengatakan pencari kerja tersebut tersebar di 11 kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Jambi dan didominasi lulusan SMA/sederajat. "Namun tetap 10 ribu
lebih pencaker tersebut juga terdiri dari lulusan perguruan tinggi hingga ke
sekolah dasar," ujarnya.
Berdasarkan
data yang diterima Sorot Jambi dapat dilihat sebagai berikut, pencaker Kota
Jambi Sebanyak 4.127, Kabupaten Batanghari 1.796, Tebo 440, Bungo 990, Merangin
59 Sarolangun 709, Kerinci 242, Kota Sungai Penuh 16, Muara Jambi 854, Tanjung
Jabung Barat 882 dan Untuk Tanjung Jabung Timur sebanyak 356.
Dari data
tersebut dapat dilihat, angka tertinggi jumlah pencaker masih berada di Kota
Jambi dengan angka 4.127 orang dan untuk pencaker terendah berada di Kabupaten
Kota Sungai Penuh hanya 16 orang.
Sari
menuturkan, di Provinsi Jambi sebenarnya masih terbuka luas peluang dan
lapangan kerja sehingga jika 10 ribu lebih pencari kerja tersebut mau berusaha,
pasti mendapatkan pekerjaan.
"Lapangan
kerja yang terbuka luas peluangnya di Provinsi Jambi adalah sektor pertanian,
sehingga jika jeli para pencaker bisa mendapatkan pekerjaan," katanya.
Dia
menambahkan, pihaknya membagi jenis pekerjaan dalam dua bidang yaitu formal dan
informal, khusus untuk formal seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedangkan
informal seperti sektor pertanian.
“Tugas kami bagaimana lapangan pekerjaan yang
tersedia bisa ditempati oleh tenaga kerja yang memiliki keahlian,” katanya.
Lebih lanjut,
bagi tenaga kerja yang tak memiliki keterampilan, Sari menambahkan, ini sudah
menjadi tugas kami pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk melakukan pemetaan,
sehingga bisa dilakukan pelatihan dan pembinaan.
“Pemetaan
harus dilakukan agar pelatihan, pembiaan atau bantuan wirausaha bisa diberikan
agar mereka bisa berusaha sesuai dengan potensi wilayah maupun pasar kerja,”
ujarnya.
Menurutnya,
sebenarnya kondisi di Jambi saat ini cukup luas, namun tidak bisa diisi oleh
tenaga kerja lokal. “Untuk itu tugas kami harus mencari solusi secara baik
tentunya dengan bermitra dengan semua stakeholder pemerintah, swasta untuk
bagaimana strategi dalam mengatasi tenaga kerja,” katanya.
Untuk itu kami
meminta kepada pencari kerja di Jambi untuk terus meningkatkan kemampuan dalam
menghadapi globalisasi penyerapan tenaga kerja di semua sektor dan lapangan
usaha. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE