Sekolah Yadika Jambi di Jerambah Bolong, Jambi Selatan Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih. |
Jambipos Online, Jambi-Kondisi ruang kelas SMA dan SMK di
Provinsi Jambi hingga kini cukup memprihatinkan. Sekitar 60 persen ruang kelas
harus direhab, mulai dari rehab sedang hingga berat. Namun rehap ruang kelas
itu belum bisa dipastikan pada tahun 2017 mendatang karena terkendala dana.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Rahmad Derita
Harahap kepada wartawan, Rabu (19/10/2016) mengatakan, SMK dan SMA kondisi
bangunannya yang masih bagus sekitar 40 persen, jadi harus ada rehab sedang dan
rehab berat. Kata Rahmad, Gubernur Jambi, Zumi Zola berencana akan menambah
ruang kelas baru untuk SMA dan SMK se-Provinsi Jambi.
Disebutkan, Zola meminta kepada Dinas Pendidikan Provinsi
Jambi ke depan agar seluruh tamatan SMP dapat masuk dan diterima di SMA dan SMK
se-Provinsi Jambi. “Minimal tahun depan kita tambah 500 ruang kelas baru.
Tetapi Pak Gubernur sudah bicara kepada Pak Menteri, katanya beliau mau
membantu tahun depan bangun 500 ruang kelas baru,” katanya.
Menanggapi penambangan ruang kelas baru itu, seorang guru
SMA Swasta di Jambi mengaku tak sejutu. Karena masih banyak sekolah swasta di
Jambi yang siap menampung siswa yang tidak diterima di sekolah negeri.
Keuangan Daerah Belum Stabil
Terpisah, Sekda Provinsi Jambi, H Ridham Priskap mengatakan
APBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran (TA) 2017 belum ada peningkatan dan masih
mengacu pada asumsi APBD TA 2016. “Sudah kita siapkan dalam rancangan Kebijakan
Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) asumsi APBD
Tahun Anggaran 2017 sama dengan asumsi APBD TA 2016," kata Sekda.
Menurut Sekda yang juga ketua TAPD Provinsi Jambi, asumsi
APBD itu sudah disesuaikan dengan OPD Provinsi Jambi 2017.
“Memang kita masih
menggunakan asumsi-asumsi 2016 untuk menyusun APBD 2017 dan itu pastinya belum
ada peningkatan. Karena kita belum menerima PMK tentang besaran DAU, Dana Bagi
Hasil dan Dana Perimbangan dari pusat. Jadi kita tidak bisa mengatakan ada
peningkatan atau penurunan," kata dia.
Dikatakan, khusus DAU dipastikan ada penambahan seiring
imbas dari penyerahan Personel, Prasarana dan Sarana, serta Dokumen (P2D)
SMA/SMK dari pemerintah kabupaten/kota ke pemerintah provinsi.
“Logikanya DAU kita bertambah karena ada tambahan 5000an
lebih PNS kabupaten/kota yang menjadi PNS Provinsi Jambi, begitu pula gedung
SMA/SMK, tentu ini akan menambah DAU kita," ujar Sekda.
APBD Provinsi Jambi TA 2017 berkurang Rp 166,78 miliar atau
Rp 3,27 triliun dari APBD tahun 2016 ini Rp 3,44triliun. Namun demikian, pada
postur pendapatan asli daerah diperkirakan akan mengalami peningkatan 12% atau
sebesar Rp 1,18 triliun dari tahun 2016 ini sebesar Rp 1,06 triliun.
Penurunan ini dipastikan akan menghambat sejumlah program
pembangunan yang telah dicanangkan Pemprov Jambi dalam visi Jambi TUNTAS.
Apalagi dalam RPJMD Provinsi Jambi 2016-2021, Pemprov menargetkan APBD Provinsi
Jambi 2021 pada angka Rp 5,3 triliun dengan asumsi peningkatan APBD setiap
tahunnya Rp 300 miliar.
Menanggapi situasi ini, Rudi Wijaya, Anggota DPRD Provinsi
Jambi dari Fraksi PKS mengingatkan Pemprov Jambi untuk benar-benar
mengalokasikan dana yang ada tepat sasaran dengan mengoptimalkan
potensi-potensi penerimaan daerah yang ada.
"Jadi fokuskan saja pada program yang telah tersusun
dalam visi misi Jambi TUNTAS, sambil mengoptimalkan potensi-potensi penerimaan
daerah yang ada ini," ujarnya.
Senada, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ar Syahbandar
mengatakan Pemprov kembali harus benar-benar merumuskan program-program skala
prioritas.
"Jangan lari dari itu, dan kita di dewan tentunya
sangat mensupport sepanjang itu untuk pelayanan masyarakat. Dan akan mengawasi
program-program yang tidak berhubungan dengan itu," katanya. (JP-03/Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE