OJK Gercarkan Sosialisasi
Hingga Jauh
Jambipos Online,
Jambi-Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Negara Indonesia sebagai
regulasi penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Peran OJK dalam
mengedukasi masyarakat untuk melek perbangkan atau jasa keuangan harus
ditingkatkan hingga ke pelosok Tanah Air. Sosialisasi peran OJK hingga ke
desa-desa harus terus digalakkan. Pasalnya OJK bisa lebih dekat dengan masyarakat
dan lembaga layanan keuangan yang nantinya bisa entaskan kemiskinan.
Hal itu penting bagi masyarakat sehingga tak menimbulkan
masalah disaat masyarakat berurusan dengan pihak pengusaha yang pihak yang berkecimpung
di lembaga-lembaga sektor layanan jasa keuangan. Keberadaan OJK di daerah, diharapkan adanya penyelenggaraan sistem
keuangan yang teratur dan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan semua pihak
yang terkait dengan lembaga terkait, baik itu konsumen, maupun pihak pengusaha
yang berkecimpung di lembaga-lembaga sektor keuangan tersebut.
Lembaga itu bukan saja berbentuk bank, namun juga semua
lembaga yang melaksanakan aktifitas keuangan perbankan lainnya, termasuk leassing
dan lembaga simpan pinjam, yang berhubungan langsung dengan kepentingan
masyarakat.
Kurun waktu tiga tahun terakhir, banyak sekali kasus-kasus
dan pengaduan yang masuk ke pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di
Jambi, terkait konflik yang terjadi antara lembaga di bidang keuangan, dengan
pihak konsumen yang berasal dari kalangan masyarakat biasa, (Harian Sorot Jambi Edisi 1 Oktober 2016) .
Kondisi ini membuat banyak kalangan ragu, maksimalkah OJK
dalam melaksanakan tugasnya? Pertanyaan yang lebih penting lagi untuk dijawab
dan ditelaah, adalah: Perlukan OJK tetap dibentuk sebagai lembaga untuk
mengawasi silang sengketa persoalan-persoalan yang ada di bidang keuangan?
Objektif atau tidak memihakkah OJK dalam melakukan tugasnya?
Dalam catatan YLKI Jambi sendiri, terdapat sebanyak hampir
2.000 pengaduan yang dihimpun dalam setahun belakangan. Semuanya berasal dari
masyarakat yang mengaku merasa dirugikan oleh lembaga-lembaga keuangan yang ada
di Jambi, Bank dan Leassing.
Rata-rata para pelapor ini mengatakan, jika mereka telah
membawa persoalan tersebut ke OJK. Namun setelah menerima secara administratif,
pihak OJK malah mengambil keputusan yang kurang menguntungkan konsumen.
Seorang nasabah Bank Mega Jambi, Ati, misalnya. Ati melayangkan
protes keras karena uang di rekeningnya sebesar Rp 5 miliar raib, Senin
(26/9/2016). Menurutnya, pihak Bank Mega menunjukkan riwayat transaksi bahwa
uangnya telah ditransfer ke rekening bank lain atas nama orang lain.
Menanggapi tuduhan itu, Kepala Kantor OJK Jambi, Darwisman
menegaskan tuduhan kehilangan uang sebesar Rp5 miliar dari rekening Bank Mega,
tidak memiliki bukti yang kuat. Bahkan setelah OJK melakukan verifikasi nominal
tabungannya hanya ratusan juta.
“Nasabah ini (Ati) memiliki riwayat tidak bagus. Selalu
bermasalah dengan banyak bank, tidak hanya Bank Mega. Kita akan bawa ke ranah
hukum, karena menggangu stabilitas keuangan perbankan,” kata Darwisman usai
pembukaan acara Gerakan Menabung Nasional di Jamtos Jambi, Sabtu (1/10/2016).
Darwisman mengatakan, OJK telah memiliki alat bukti yang
kuat untuk membantah tuduhan nasabah yang menganggap Bank Mega mencaplok
uangnya senilai Rp5 miliar. Beberapa bukti diantaranya berupa rekaman CCTV,
catatan transaksi, para saksi, dan lainnya.
Kriminalisasi terhadap industri perbankan ini, kata
Darwisman, akan dimentahkan secara tegas oleh OJK. Pihaknya menginginkan iklim
keuangan di Jambi sehat. Sehingga upaya peningkatan ekonomi berbasis pembiayaan
perbankan dapat berjalan sesuai target.
Saat disinggung juga apa peranan OJK dalam kasus hilangnya
uang nasabah BRI di Bungo yang rekeningnya dibobol hingga merugi ratusan juta,
Selasa (27/9/2016), kata Darwisman belum bisa memberikan keterengan resmi.
“Kita sudah tahu informasi itu. Kita baru akan dalami seminggu lagi,” kata
Darwisman Sabtu (1/10/2016) lalu.
Terkait banyaknya kasus nasabah perbangkan, Sekretaris
Daerah Provinsi Jambi, Ridham Priskap baru-baru ini mengatakan, pada dasarnya
Pemprov Jambi mendorong agar tecipta sinergi antara pelaku perbankan dan
konsumen. Dirinya meminta OJK bekerja keras, untuk menyelesaikan konflik
perbankan dengan nasabahnya.
“Kita dukung OJK untuk cepat selesaikan kasus itu. Agar
tidak menggangu kinerja perbankan,” kata Ridham. Menurutnya, apabila nasabah
merasa merugi dan disertai alat bukti kuat, tentu OJK independen untuk
menjalankan undang-undang perlindungan konsumen.
Untuk melindungi konsumen, Ridham berharap pihak perbankan
terus meningkatkan kualitas layanan. Terutama untuk melindungi uang nasabah
dari kejahatan cyber, yang dewasa ini kian marak.
Informasi Teknologi
Sosialisasi OJK lewat media teknologi digital atau media
jejaring (daring) juga harus diperkuat seiring akses internet yang terjangkau
hingga ke pelosok negeri. Bahkan berbagai telepon gengam pintar atau daget
lainnya kini sudah didukung berbagai macam aplikasi dalam mengakses ragam informasi,
termasuk soal OJK. Hal ini penting sehingga masyarakat lebih paham pemanfaatan jasa
keuangan.
Pada Kamis 20 Oktober 2016 lalu, OJK bersama 175 pejabat pimpinan
hubungan masyarakat (Humas) seluruh Lembaga Negara, Kementerian, Pemerintah
Daerah, Perguruan Tinggi Negeri, dan BUMN/BUMD untuk berdiskusi dan bertukar
pikiran mengenai strategi kehumasan di era digital saat ini.
Pertemuan itu membahas lebih kongkrit perkembangan
teknologi digital dalam menyebarluaskan kebijakan publik pemerintah. Humas
Kementerian dan Lembaga Negara yang bertugas menyampaikan informasi program dan
kebijakan Pemerintah harusmengikuti dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi untuk terus meningkatkan efektifitas kehumasan Pemerintah.
“Inilah masa dimana praktik-praktik kehumasan mendadak
usang dihadapan teknologi digital yang bergerak sangat cepat,’’ ujar Muliaman D
Hadad, (Relis OJK Rabu 19 Oktober 2016).
Muliman menambahkan, konsep atau paradigma tentang
kehumasan harus mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dalam menyampaikan
dan mensosialisasikan program-program pemerintah. Jika tidak, humas pemerintah
akan ketinggalan.
Di OJK sendiri, kata Muliaman, unit yang menangani
komunikasi selain langsung berada di bawah koordinasi Ketua OJK, juga telah
mengadopsi teknologi digital dalam menyebarluaskan kebijakan dan program OJK.
“Antara lain kami memanfaatkan kemudahan streaming internet
dengan membuat berita-berita dalam bentuk gambar yang bisa diakses di yuotube
OJK TV.’’
OJK ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pelaksana dalam jajaran
Kepengurusan Bakohumas periode tahun 2015-2020. Hadir sebagai pembicara para
pakar komunikasiyang juga Founder Asia PR Silih Agung
Wasesa. Donny BU Executive Director ICT Watch danKaraniya Dharmasaputra
CEO & Founder, Bareksa.com. Sementara dari OJK hadirAgus Edy Siregar
Deputi Komisioner Pengawasan Terintegrasi OJK danAnggar B.
Nuraini Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK.
Dalam kegiatan ini juga disampaikan mengenai perkembangan
terkini sektor jasa keuangan serta kebijakan OJK yang terkait dengan program
pemerintah kepada seluruh humas pemerintah.
Perkuat Sektor
Pembiayaan
Peran serta OJK di daerah dalam memotivasi lembaga
perbangkan untuk memperkuat sektor pembiayaan, juga sangat dirasakan di
Provinsi Jambi. Belum lama ini, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi telah
memecahkan rekor MURI dengan membukukan 110 ribu tabungan simpanan pelajar
(Simpel) dalam sehari. Capaian ini lantas mengalahkan jumlah tertinggi yang
diperoleh BNI sebanyak 900 lebih.
Menurut data Bank Jambi, pembukuaan 110 ribu rekening
program Simpel ini terdiri dari 73 ribu siswa. Kemudian 37 ribu lainnya juga
guru, pegawai sekolah lainnya. Pihaknya juga membidik 628 ribu siswa di 11
kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
“Capaian ini tidak mematok target besaran dana yang
diperoleh dari tabungan Simpel. Tapi upaya untuk mengedukasi anak sejak dini,
agar gemar menabung,” kata Direktur Utama BPD Jambi Muhammad Yani usai
pembukaan acara Gerakan Menabung Nasional di Jamtos, Sabtu (1/10/2016).
Ia mengatakan untuk membukukan 110 ribu tabungan, Bank
Jambi bekerja keras selama tiga bulan dan bekerja sama dengan sejumlah sekolah
PAUD hingga tingkat SMA, kemudian tidak terpatok hanya negeri melainkan
menyisir sekolah swasta.
Menurutnya, program tabungan Simpel ini, dimaksudkan untuk
mengedukasi anak agar menambung sejak dini. Sehingga para orang tua, tidak
kesulitan mendapatkan dana. Tabungan siswa sejak usia sekolah, tentu akan
membantu anak saat masuk ke Perguruan Tinggi.
“Kita (Bank Jambi) mau didik anak, agar gemar menabung dan
memperluas layanan serta membuka pasar baru. Kalau anaknya rajin nabung, tamat
SMA, sudah ada biaya untuk kuliah,” sebutnya.
Untuk mengakses Bank Jambi, pelajar tidak perlu mendatangi
kantor. Pihaknya telah merekrut agen mendatangi sekolah-sekolah memungut
tabungan siswa. Tidak sulit, siswa boleh menabung dalam kisaran 1.000-5.000
setiap hari Rabu. “Kita tetapkan hari Rabu sebagai hari menabung,” tegas Yani.
Terkait capaian Bank Jambi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan
Provinsi Jambi, Darwisman menuturkan sebagai bank tuan rumah, Bank Jambi harus
terus memperkuat sektor pembiayaan untuk mendongkrak perekonomian di Provinsi
Jambi. Menurut dia, upaya ini juga dapat menciutkan tingkat literasi keuangan
di Jambi yang belum menyentuh angka 40 persen.
“Literasi keuangan kita masih rendah. Ini yang harus
didorong. Dengan mengedukasi anak sejak dini untuk menabung, juga termasuk
baikd dari peningkatan angka literasi keuangan,” terangnya.
Menurut dia, peluang Bank Jambi untuk menambah tabungan
Simpel cukup besar. Jumlah pelajar di Jambi mencapai 628 ribu orang. Dimana
baru 30 persen yang telah diakses perbankan.
Darwisman terus mendorong perbankan, untuk meningkatkan
ekonomi yang sedang terpuruk. Akibat dari sentimen negatif dari penurunan harga
komoditas perkebunan seperti karet dan sawit. “Semua bank kini mencari peluang
ekonomi baru. Untuk mengucurkan kredit kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM),” tegasnya.
Peluang Ekonomi Baru
OJK Jambi juga menyebutkan perbankan tengah fokus membiayai
peluang ekonomi baru, untuk menggenjot pertumbuhan perekonomian Jambi. Sebagian
besar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jambi mendorong agar akses
permodalan digunakan untuk diversifikasi produk.
Menurut Kepala Kantor OJK Jambi, Darwisman, perbankan akan
mengucurkan dana sebesar Rp22,2 Miliar untuk sektor ekonomi baru. Kemudian
meluncurkan asuransi mikro sebanyak 2.700 orang dan membiayai 1.000 Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). Lalu membidik 6.800 petani sebagai asuransi
pertanian dan penggemukan sapi.
Disebutkan, perbankan akan mengucurkan pembiayaan untuk
sektor ril senilai Rp22,2 Miliar. Perbankan akan membiayai penanaman singkong
gajah seluas 50 hektare dengan dana Rp4 Miliar. Kemudian pengembangan kopi
liberika, Tungkal dengan potensi 3.000 hektare senilai Rp1,2 Miliar.
Tidak hanya itu, OJK juga mendorong perbankan untuk
memberikan kredit ke 200 hektare tebu dengan target pembiayaan Rp14 Miliar.
Lalu ada potensi Jahe di Sarolangun seluas 200 hektare dengan dana Rp1 Miliar
dan replanting sawit seluas 400 hektare dengan nilai Rp2 Miliar.
“Komoditas karet dan sawit, tidak bisa diandalkan. Peluang
ekonomi baru harus diciptakan. Kucuran dana perbankan, harus diarahkan untuk
difersifikasi produk,” kata Ketua ISEI Jambi, Syamsurizal Tan kepada wartawan ,
Senin (3/10/2016).
Ia mengatakan diversifikasi produk tidak hanya berhenti
pada produk primer melainkan olahan. Selanjutnya memiliki akses pasar yang luas
dan membutuhkan perencanaan yang terintegritas. Menurut dia, para UMKM maupun
petani, bisa menggandeng Perguruan Tinggi, untuk mencari peluang baru yang
dapat dijadikan sumber diversifikasi produk.
Lebih jauh, dengan adanya akses permodalan dari perbankan,
akan memacu perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Namun dirinya
mengingatkan pemerintah, agar melakukan pembinaan dan kontrol terhadap
aktifitas ini.
“Kalau ini bisa berjalan dengan baik, guncangan ekonomi
dunia. Tidak ada efeknya bagi ekonomi Jambi,” kata Tan. Sebagai pengawas, OJK
diharapkan bersinergi dengan pemerintah setempat. Sehingga pinjaman yang
dilakukan masyarakat tidak berdampak pada kredit macet.
Ia mencontohkan ada banyak produk yang dapat dikembangkan
menjadi produk olahan, seperti kentang, kopi liberika di Tungkal, singkong, dan
lainnya. Produk primer tersebut memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
Sementara itu, Kepala Jasindo Area Jambi Herman Prasojo di
Jambi mengatakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) merupakan produk asuransi
dengan target lahan seluas 6.800 hektare.
“Sawah yang terdaftar, akan diasuransikan. Kalau ada gagal
panen, akan akan diganti rugi senilai Rp6 juta per hektare. Tetapi gagal panen
karena bencana alam seperti banjir dan kekeringan serta gagal panen dari
organisme penganggu tumbuhan (OPT),” sebutnya.
Realisasi asuransi pertanian memang masih rendah. Pihaknya
akan menggandeng pemerintah daerah dan penyuluh pertanian untuk melakukan
sosialisasi. Tidak hanya sawah, Jasindo juga membuka peluang asuransi untuk
pengemukan sanksi. “Asuransi ini 80 persen premi dibayar pemerintah, petani
hanya bayar 20 persen dari seluruh tanggungan,” ujarnya.
Hingga Ujung Negeri
OJK terus mendorong perluasan program Inklusi Keuangan
Untuk Semua ke seluruh pelosok Tanah Air yang diharapkan semakin membuka akses
masyarakat ke sektor jasa keuangan. OJK juga terus dorong inklusi keuangan ke
pelosok Tanah Air. Hal ini terungkap saat pembukaan Galeri Investasi Bursa Efek
Indonesia di Universitas Nusa Nipa Maumere NTT.
“Edukasi keuangan menjadi penting untuk meningkatkan akses
masyarakat ke sektor jasa keuangan. Program ini bisa membantu pengentasan
kemiskinan, karena kalau akses sudah dekat, masyarakat bisa mudah menabung,
membuat usaha dan melakukan kegiatan ekonomi produktif," kata Ketua Dewan Komisioner
OJK Muliaman D. Hadad saat meresmikan Galeri Investasi BEI di Universitas Nusa
Nipa Maumere, NTT, (Relis OJK 16 Oktober
2016).
Menurut Muliaman, akses ke sektor jasa keuangan tidak kalah
pentingnya dengan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dan pendidikan,
karena semakin masyarakat mengenal dan menggunakan produk dan jasa keuangan
dengan baik, maka kesejahteraannya akan semakin meningkat.
Dijelaskan Muliaman, Pasar Modal menjadi primadona baru di sektor
keuangan karena memiliki banyak keunggulan khususnya pembiayaan jangka panjang.
Untuk itu, OJK akan terus menerus mendorong pengembangan pasar modal seperti
dengan mendukung program Galeri Investasi BEI di berbagai kampus. Sehingga
mahasiswa dan masyarakat semakin mengenal produk dan jasa pasar modal.
Akses keuangan harus dibuka seluas-luasnya bukan cuma di
bidang pasar modal tetapi juga di perbankan dan IKNB, agar inklusi keuangan
semakin baik sejalan dengan program Strategi Nasional Literasi Keuangan
Indonesia.
Galeri Investasi BEI di Universitas Nusa Nipa merupakan
galeri ke 62 yang diresmikan di tahun 2016 dan menjadi galeri BEI pertama di
Maumere dan yang kedua di Provinsi NTT. Total Galeri Investasi BEI di seluruh
Indonesia berjumlah 217 Perguruan Tinggi.
Entaskan Kemiskinan
Fenomena kedekatan layanan keuangan dengan masyarakat
dinilai bisa mengentaskan kemiskinan. “Di hampir setiap negara terdapat
fenomena tersebut, hal ini juga sejalan dengan keinginan pemerintah
dalam menyejahterakan rakyat, salah satunya yaitu dengan cara mendekatkan jarak
antara layanan keuangan dengan masyarakat,” kata Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad di Hotel JS Luwasa,
Kuningan, Jakarta, Kamis 20 Oktober 2016, (Relis
OJK yang diterima redaksijambipos@gmail.com).
Muliaman menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu,
saat dirinya ke Washington DC untuk melakukan pertemuan tahunan IMF dan bank
dunia. Menurutnya, ternyata tema yang dibicarakan juga tidak jauh berbeda,
yaitu berbicara tentang bagaimana mendorong industri keuangan menjadi inklusif,
bukan eksklusif.
“Sebab kedekatan terhadap pembiayaan tersebut tidak lepas
dari fasilitas pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya,” katanya.
“Selama ini OJK terlibat banyak dalam mengkomunikasikan Tax
Amnesty, saya termasuk yang ikut selalu keliling kota di Indonesia, bahkan di
ajak ke luar negeri untuk mengkomunikasikan tentang manfaat dan bagaimana
dampaknya sendiri bagi Industri Jasa Keuangan dan masyarakatnya
sendiri,” katanya menambahkan.
Menurutnya, ini merupakan tugas dan
cita-cita pemerintah yang sangat bersinggungan dengan tugas-tugas
OJK. “Oleh sebab itu kami selalu intens, bagaimana mendekatkan layanan
keuangan tersebut,” ujarnya.
Ia menyebutkan, jika ada jarak yang jauh antara modal
itu akan susah, tapi jika jaraknya dekat orang-orang bisa berusaha, sehingga
ketika seseorang bisa berusaha tentu dia akan terhindar dari kemiskinan, paparnya.
"Oleh karena itu akses keuangan dan terbukanya layanan
keuangan yang luas harus terus digalakan. Khususnya di desa-desa, dan
di pulau-pulau terpencil serta di daerah Indonesia bagian timur,
menurut saya itu bisa lebih diprioritaskan,” tandasnya.
“Kampanye ini harus terus dilakukan, sebab belakangan
ini pendekatan industri jasa keuangan kepada masyarakat sudah harus bisa
merata ke seluruh lapisan, bukan hanya orang-orang terentu,” tambahnya.
Muliaman D Hadad menilai saat ini ada peluang biaya dana
atau cost of fund (cof) bank turun seiring dengan tingkat inflasi yang
terkendali. "Saya kira memungkinkan itu (biaya dana turun), dengan inflasi
yang rendah kemudian juga tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank-bank juga
sekarang single digit," ujar Muliaman.
Pada bulan lalu, BI menurunkan seluruh suku bunga acuannya.
Suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate turun sebesar 25 basis poins (bps) dari
5,25 persen menjadi 5 persen, suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi
4,25 persen dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,7 persen. (Rosenman Manihuruk)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE