Jambipos Online, Merangin-Minimnya peralatan dan medan yang
sulit menyebabkan Tim Sar yang terdiri dari Polisi, Brimob, TNI dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Merangin hingga Rabu
(26/10/2016) pagi masih kesulitan melakukan evakuasi 11 orang korban penambang
emas tradisional tanpa izin atau penambang emas liar yang tertimbun longsor di
Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi
Jambi.(Baca Juga: Bahu Membahu Bantu Evakuasi Korban)
Para penambang emas liar yang tertimbun sejak Senin (24/10/2016)
sore tersebut diduga tidak ada yang selamat karena mereka tertimbun material
longsor dan air di kedalaman terowongan sekitar 50 meter, atau Lubang Jerum
PETI.
Kapolres Merangin, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP)
Munggaran Kertayuga di Kota Bangko, Merangin, Jambi, Rabu (26/10) pagi menjelaskan,
pihaknya sudah mengerahkan puluhan anggota kepolisian dibantu anggota TNI untuk
melakukan evakuasi para korban. Namun karena medannya yang sulit dijangkau dan
lokasinya jauh dari perkampungan warga, upaya evakuasi para korban belum bisa
dilakukan.
“Puluhan anggota kepolisian dari Polisi Sektor (Polsek)
Sungai Manau, Polres Merangin dan TNI sudah dikerahkan ke lokasi tertimbunnya
penambang emas liar itu, Senin (24/10) malam. Para anggota polisi dan TNI
tersebut masih di lokasi hingga Rabu (26/10). Evakuasi para korban akan
diupayakan hingga Rabu dibantu warga masyarakat sekitar,” katanya.
Dijelaskan, pencarian dan evakuasi para korban penambangan
emas liar tersebut sulit dilakukan lokasi kejadian berada di kawasan
perbukitan. Lokasi kejadian hanya bisa dijangkau melalui sungai menggunakan
sampan bermesin dengan lama perjalanan hingga dua jam dari Kota Bangko,
Merangin.
Menurut Munggaran, pihaknya mendapatkan informasi
tertimbunnya 11 orang penambang emas liar di Desa Simpang Parit, Kecamatan
Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, sekitar 300 Km dari Kota Jambi dari
informasi masyarakat sekitar.
Setelah mendapatkan informasi itu, para anggota Polsek
Sungai Manau dibantu anggota TNI dari Komando Rayon Militer (Koramil) Sungai
Manau langsung diterjunkan ke lokasi kejadian.
“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, 11 penambang emas
liar tersebut sedang berada di dalam terowongan atau lubang penggalian emas
sekitar 50 meter. Tiba-tiba tanah di atas lubang galian tambang emas tersebut
longsor dan air sungai pun masuk ke terowongan galian. Namun kami belum bisa
memastikan apakah semua korban tewas tertimbun longsor,” katanya.
Berdasarkan laporan anggota Polsek Sungai Manau, Merangin
yang berada di lapangan, para penambang emas liar yang tertimbun longsor
tersebut berada dari desa sekitar, yakni Desa Sungai Nilau dan Desa Baru
Perentak dan Desa Air Batu. Kesebelas penambang yang tertimbun longsor
tersebut, Tami (45), Yung Tuk (30), Siam (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur
(34), Sito (25), Zulfikar (25), Arman (53), Erwin (44) dan Guntur (35).
Menurut Munggaran, longsor yang menimbun penambang emas
liar di Merangin tahun ini sudah dua kali terjadi. Kasus pertama, yakni
tertimbunnya empat penambang emas liar juga di Desa Simpang Parit, Selasa
(12/4). Keempat penambang emas liar tersebut ditemukan tewas tertimbun longsor
di lokasi penambangan. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE