Jambipos Online, Jambi-Ekonomi Jambi yang tumbuh melambat, membuat kredit macet atau noan performing loan (NPL) berada di atas 3 persen. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi meminta perbankan menyalurkan kredit ke sektor ekonomi baru.
OJK juga menyarankan agar perbankan tidak terlalu jor-joran salurkan kredit ke sektor perkebunan karet dan sawit. Hal ini untuk menjaga stabilitas keuangan agar tetap sehat. Angka NPL perbankan telah melewati batas aman, yakni berada di atas 3 persen.
“Kita minta agar kredit ke sektor perkebunan diperketat. Sembari menyelesaikan tunggakan. Perbankan juga disarankan mencari peluang lain, untuk menyalurkan kredit,” kata Kepala Kantor OJK Jambi, Darwisman saat diwawancari sejumlah media di Jamtos, Sabtu (1/10).
Ia mengatakan untuk mencari peluang baru, selain perkebunan. Sejumlah perbankan telah menggelontorkan kreditnya, sambung Darwisman, contohnya seperti singkong gajah atau ubi racun di Sarolangun yang disalurkan ke 1.000 petani dengan total pembiayaan sebesar Rp4 miliar.
Selanjutnya, tambah dia, pengembangan kopi liberika dengan potensi 3.000 hektare di Tanjab Barat dengan target pembiayaan sebesar Rp1,2 miliar. Lalu potensi tebu di Kerinci seluas 200 hektare dengan total pembiayaan sebanyak 14 miliar.
Tidak hanya itu, untuk menekan NPL, perbankan terus menggelontorkan sektor baru agar berdampak pada ekonomi. Potensi Jahe di Sarolangun seluas 150 hektare dengan pembiayaan sebesar Rp1 miliar. Kendati demikian, OJK bersama perbankan belum memproyeksikan akan membaiknya kondisi ekonomi terkait penyaluran kredit tersebut.
“Kita tidak bisa mengatakan kalau ekonomi akan membaik, atas peluang baru yang telah kita lakukan. Tetapi akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, meskipun belum signifikan.
Agar peluang ekonomi baru ini bisa berjalan oktimal, lanjut Darwisman akan melakukan monitoring kepada penerima saluran kredit secara ketat dan terintegritas. Sehingga jasa keuangan alternatif berupa pembiayaan terhadap petani, dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Pada akhirnya, angka kredit macet semakin menciut. (JP-02)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE