DIOPERASIKAN : Gardu Induk bertegangan 150 KV di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) telah dioperasikan untuk mendistribusikan energi listrik di daerah itu.
Jambipos Online, Jambi-Masalah kelistrikkan yang terjadi di Provinsi Jambi harus segera diselesaikan, karena listrik menjadi impian bagi masyarakat di kampung-kampung terpencil yang belum tersentuh energi tersebut.
Selain sandang pangan dan papan yang menjadi kebutuhan pokok. Pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini membuat energi listrik juga menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat.
Di Desa Lampisi, Kecamatan Renah Mendaluh, desa yang dulunya dibentuk dari program transmigrasi tahun 1990 itu, masyarakat di sana baru bisa menikmati listrik setelah belasan tahun kemudian atau pertengah 2012.
Setelah masuknya pasokan listrik di desa itu tidak serta langsung lancar, namun masih dikeluhkan warga karena kondisinya masih byar pet akibat kapasitas daya yang defisit.
Itu contoh kecil satu dari sekian banyak desa yang baru menikmati aliran listrik, sementara dari sekian banyak desa di daerah terpencil di Jambi masih ada ditemukan yang sampai saat ini belum menikmatinya.
Sejalan dengan data dari PLN, dari 1.426 desa yang tersebar di wilayah Provinsi Jambi sampai saat ini masih tersisa 130 desa/kampung yang belum tersentuh jaringan listrik.
Tidak hanya di desa, bahkan kondisi kelistrikan di ibu kota Provinsi Jambi ini masih sering "byar pet" pada waktu-waktu tertentu umumnya pada beban saat puncak atau menjelang waktu petang, sehingga banyak dikeluhkan masyarakat.
"Ini di kota saja masih sering mati lampu," kata Agus Warga Mayang, Kota Jambi yang mengeluhkan seringnya mati lampu.
Manusia masa kini tidak bisa terlepas dari barang-barang elektronik yang memerlukan energi listrik, seperti perangkat telpon genggam, televisi, dan alat elektronik lainnya yang tidak bisa telepas dari setiap aktivitasnya.
Tingkatkan Rasio Elektrifikasi
Dalam menyikapi kondisi defisit listrik di provinsi dengan sebutan "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" ini. PT PLN (Persero) menargetkan pada 2021 nanti rasio elektrifikasi harus mencapai 100 persen dan tidak ada lagi desa di Provinsi Jambi yang tidak dialiri listrik.
Satu persatu sistem kelistrikan di daerah itu terus diperbaiki, beberapa waktu lalu pihak PLN secara resmi mengoperasikan Gardu Induk (GI) dan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV PHI Connection Muara Sabak.
GI 150 kV Muara Sabak tersebut berkapasitas 30 MVA dengan jumlah Bay 2 Line Bay; 1 Trafo Bay itu telah mendistribusikan listrik ke masyarakat di Kabupaten Tanjung Timur.
Selain mendistribusikan listrik ke daerah sekitar, rencananya juga akan mendistribusikan listrik ke daerah terdekat yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Selain beroperasinya Gardu Induk 150 kV Muara Sabak tersebut, pihak PLN juga berencana akan memasang sebanyak 300 titik jaringan transimisi listrik ke sejumlah daerah yang akan tersambung pada jaringan Tol Listrik Sumatera.
Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan, Provinsi Jambi masuk dalam proyek Tol Listrik Sumatera sebagai upaya peningkatan rasio elektrifikasi di provinsi tersebut.
"Tol listrik ini akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Sumatera, termasuk Jambi, sehingga defisit listrik di berbagai wilayah tersebut dapat teratasi," katanya usai menghadiri persemian Gardu Induk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Rabu (28/9).
Dalam program tersebut pihak PLN sedang menyelesaikan pembangunan transmisi jaringan Tol Listrik Sumatera sebesar 200 Kilovolt (KV), yang dimulai dari Lahat--Lubuk Lingau, Sumatera Selatan dan Bangko-Muaro Bungo, Provinsi Jambi.
Tol Listrik Sumatera tersebut merupakan program dari pemerintah pusat yang sangat signifikan dan nantinya pembangunan transmisi tersebut akan diterusin sampai ke Sumatera Utara.
Dalam merealisasikan program tersebut, pihak PLN berharap bantuan dari pemerintah daerah setempat dan masyarakat, khususnya dalam pemebebasan lahan yang selalu menjadi kendala.
"Menjadi tanggung jawab PLN untuk menyelesaikan masalah kelistrikan itu, namun juga harus ada bantuan dan dukungan dari pemerintah daerah dan pihakk terkait setempat khususnya membantu kami dalam pembebasan lahan masyarakat," kata dia.
Jika masalah kelistrikan di daerah ini selesai akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah dan juga menunjang iklim investasi.
Jurus Jitu Zola
Pada program PLN yang digulirkan di daerah ini, Gubernur Jambi Zumi Zola langsung merespon cepat dalam mengatasi masalah kelistrikan di daerahnya itu.
Setiap kunjungan kerjanya dan diberbagai acara ke sejumlah daerah dirinya secara langsung meyakinkan masyarakat agar turut membantu membebaskan lahannya yang akan dilintasi jaringan listrik.
Permasalahan listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan pihak pemprov menyatakan siap mendukung penuh program dari PLN untuk peningkatan kelistrikan di daerahnya.
"Pada intinya bapak, ibu, seluruh masyarakat provinsi Jambi, saya minta bantuannya dalam proses pembebasan lahan, kita ada target pembebasan lahan untuk 300 transmisi yang tersebar di daerah kabupaten dankota di Jambi," begitu kata Zola setiap kali kunjungannya ke daerah.
Kebutuhan energi listrik tersebut juga untuk mendorong UMKM dalam peningkatan usahanya yang sebagian besar menggunakan tenaga listrik.
Pemprov Jambi mendorong percepatan pembangunan listrik dengan membentuk tim terpadu yang terdiri dari berbagai pihak guna meyakinkan masyarakat dalam membebaskan lahannya agar sama-sama tidak ada yang dirugikan.
"Tim terpadu yang terdiri dari berbagai unsur diantaranya kepolisian kejaksaan dan TNI, meyakinkan masyarakat supaya nyaman, karena ini uang negara maka sangat ditekanakan tidak boleh lebih dan kurang dan harus ketentuan yang ada," kata dia.
Jika 300 titik transimisi telah selesai dan bisa dibangun di daerahnya sesuai target ke depan suplay listrik ke sejumlah daerah akan segera teratasi.
Apalagi dalam waktu dekat Provinsi Jambi juga akan mendapat pasokan daya listrik sebesar 150 MW dari pembangkit PLTU Bayung Lincir Sumatera Selatan.
"Saya mohon bantuannya kepada seluruh kepala daerah bupati/walikota tokoh masyarakat, elemen masyarakat," kata Zola.
Para pemangku kepentingan, semua pihak diharapkan mari bersama-sama bersinergi untuk pembangunan daerah demi hajat hidup orang banyak dan untuk membawa Jambi keluar dari "Krisis Setrum.” (Ant)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE