BANJIRI PASAR: Meski produksi ikan lokal di
Jambi mengalami surplus, namun ikan laut dari Sumbar tetap banjiri pasar Jambi.Gambar penjual ikan sungai Batanghari di Buluran Kota Jambi.IST
|
Jambipos Online, Jambi-Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi mengklaim produksi ikan
laut nelayan berlimpah dan mengalami surplus. Namun untuk memenuhi kebutuhan
tetap memasok dari Sumatera Barat (Sumbar) hingga
24 ribu ton per tahun. Benarkah ikan hasil laut Jambi menghilang di pasaran?
Menurut data DKP, setiap tahun produksi ikan tangkap
berkisar 48 ribu ton. Sedangkan untuk ikan budidaya mencapai 54 ribu, totalnya
menjadi 102 ribu ton per tahunnya. Sedangkan konsumsi ikan masyarakat Jambi rata-rata
berada di angka 93,6 ribu ton.
Produksi ikan mengalami surplus. Serbuan ikan dari
Sumatera Barat mampu mendominasi pasar ikan di Jambi. Harga ikan menjadi tidak
terkendali dan mengikuti ekseptasi pasar.
“Pemerintah tidak memiliki kapasitas mengintervensi
pasar. Pasokan ikan dari Sumbar, seperti Tongkol, tidak bisa dibendung, karena
sesuai permintaan. Jambi juga tidak memproduksi ikan itu,” kata Kabid Ikan
Tangkap DKP Provinsi Jambi, Dody Febri di kantornya, Selasa
(27/9).
Ia mengatakan para nelayan memiliki pilihan, untuk
memasarkan ikannya di pasar Jambi atau menjualnya ke Batam, Riau, bahkan
Singapura. Dody menegaskan tidak semua hasil tangkap dijual keluar, melainkan hanya
Tenggiring, Bawal, Udang Ketak, dan lainnya dengan kualitas bagus.
Menurut dia, biaya operasional untuk melaut mencapai
Rp15-20 juta. Apabila hasilnya dipasarkan di Jambi, tentu akan mengalami
kerugian. Pemerintah hanya terfokus kepada peningkatan pendapatan nelayan,
dengan memberikan bantuan kapal sekitar 2.000 unit dan ratusan alat tangkap
seperti jaring, dogol, rawai, dan alat pancing.
Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sumber Daya, DKP Provinsi
Jambi, Hernowo menuturkan pasokan ikan Tongkol dari Sumbar berkisar 20-25 ribu
ton setiap tahun. Hal ini untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Kendati bertindak
sebagai pengawas, “Kami tidak bisa mencegah itu terjadi, karena memang laut
Jambi tidak menghasilkan ikan Tongkol,” kata Hernowo.
Untuk mengendalikan harga ikan laut di pasaran,
sambung Hernowo, pihaknya terus mengedukasi nelayan agar tidak menggunakan pukat
harimau (trawl). Selain akan
mengancam produktifitas ikan juga menghancurkan ekosistem laut.
Ketika disinggung, kejahatan mafia ikan yang ‘membodohi’
nelayan lokal untuk mengeruk hasil laut Jambi. Herwono menegaskan sejauh ini belum
ditemukan kasus tersebut. Kendati demikian, pihaknya tetap patrol kapal asing,
agar tidak mencaplok perairan Jambi.
Pengempul Ikan Asal Sumbar, Ardiansyah mengatakan pihaknya terus
memasok ikan Tongkol di tiga pasar Jambi, yakni Angsoduo, Talangbanjar, dan
Bungo. Permintaan ikan tersebut terus meningkat sejak dua tahun terakhir.
“Ya kita pasok Ikan Tongkol ke Jambi. Karena kami
baru tiga tahun pasok ke Jambi, hanya sekitar 5 hingga 7 ton setiap harinya,” kata Ardiansyah. (JP-04)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE