UNJUKRASA:
Ratusan pengunjukrasa yang tergabung dalam Aliansi Untuk Keadilan Agraria
melakukan long marchdari
Simpang BI Telanaipura menuju Gedung DPRD Provinsi Jambi dan Kantor Gubernur
Jambi, Selasa (27/9). Aksi solidaritas itu dalam rangka memperingati
Puncak Peringatan Hari Tani Nasional (HTN) 24 September 2016. Aksi solidaritas itu juga bertepatan
dengan kunjungan Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Casper Klynge dan Menteri
LHK Siti Nurbaya. FOTO RYAN SAPUTRA
Aliansi
Agraria Aksi Solidaritas Peringatan HTN 2016
Jambipos Online, Jambi-Kaum
tani di Provinsi Jambi hingga kini masih kerap dikrimininasi. Bahkan kaum tani
masih termarjinalkan oleh koorporasi perusahaan perkebunan dan hutan tanaman
industri. Bahkan perampasan tanah ulayat Suku Anak Dalam (SAD) hingga kini
masih berlangsung.
Dibawah
pemerintahan Jokowi-JK, pengangguran dan kemiskinan terus meningkat. Kaum tani
dan rakyat secara umum, terus hidup menderita akibat pendapatan yang tidak
sebanding dengan biaya hidup yang terus meningkat.
Hal itu
terungkap dalam orasi Aliansi Untuk Keadilan Agraria yang tergabung dari 16
organisasi saat menggelar aksi damai memperingati Puncak Peringatan HTN 2016 di
DPRD Provinsi Jambi dan Kantor Gubernur Jambi, Selasa (27/9). Tema aksi itu
“Hapuskan Monopoli Tanah, Laksanakan Reforma Agraria Sejati”.
“Cabut
perusahan pembakaran hutan dan lahan. Tegakkan hukum bagi perusahan yang telah
terbukti membakar dan hentikan perampasan tanah ulayat SAD. Kemiskinan kaum
tani dan masyarakat luas di pedesaan, adalah akibat monopoli dan perampasan
tanah yang semakin luas dan biaya produksi pertanian yang semakin mahal,” kata
Ketua Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Jambi, Fauzan Fitrah saat
berorasi.
Aksi
solidaritas ini berlangsung dari Simpang Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jambi
menuju gedung DPRD Provinsi Jambi untuk menyuarakan aspirasi. “Land Reform
adalah Syarat Demokrasi. Teori demokrasi dimana pun ada land reform,” Kata Ade
Ipang selaku Orator Aksi di depan Bank Indonesia Jambi.
Tuntutan
Aliansi Untuk Keadilan Agraria yang pertama adalah stop monopoli tanah,
laksanakan reforma agraria sejati. Kedua, review kebijakan karhutla dan
hentikan kriminalisasi kaum tani yang berladang dengan membakar Ketiga, beri
jaminan harga kelapa sawit, karet dan hasil produksi kaum tani lainnya.
Keempat,
selesaikan seluruh konflik agraria di Jambi. Kelima, bebaskan kaum tani dan
aktivis yang didiskriminasi. Keenam, cabut izin perusahaan pembakar hutan dan
lahan. Ketujuh, tegakkan hukum bagi perusahaan yang telah terbukti membakar.
Kedepalan, hentikan perampasan tanah ulayat SAD.
Koordinator
Lpangan Aliansi Untuk Keadilan Agraria , ajrin Febrianto menyebutkan bahwa
organisasi yang tergabung di Aliansi Untuk Keadilan Agraria antara lain:
GRIDSICK, FMN, KPA, AGRA, FORUM MUSISI JAMBI, MAPALA SUTHA, MAPALA GITASADA,
STT, JMGJ, PH, WALHI JAMBI, BERANDA PEREMPUAN, PPJ, KKI WARSI dan SETARA.
“Hari Tani
Nasional (HTN) yang diperingati setiap 24 September merupakan hari lahirnya
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). UU ini mengamanatkan terwujudnya keadilan
sosial dan kemakmuran rakyat melalui pelaksanaan Reforma
Agraria,” tegas Hajrin.
Sementara itu,
Ketua Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Jambi, Fauzan Fitrah mengatakan
dibawah pemerintahan Jokowi-JK, pengangguran dan kemiskinan terus meningkat.
Kaum tani dan rakyat secara umum, terus hidup menderita akibat pendapatan yang
tidak sebanding dengan biaya hidup yang terus meningkat.
Data BPS
per-Maret 2016, menyebutkan angka kemiskinan di Indonesia mencapai 28,1 juta
jiwa, dengan persebaran 10,4 juta jiwa diperkotaan dan 17,67 juta jiwa di
pedesaan. Angka kemiskinan di Indonesia bahkan jauh lebih besar, jika mengacu
pada upah harian buruh tani yang hanya sebesar Rp. 49.000 perhari.
Pada waktu
yang sama, Koordinatior Aksi Dodi mengatakan bahwa mereka merayakan peringatan
hari tani nasional melalui aksi demontrasi yang bertujuan untuk menyebar
luaskan problem dan perjuangan yang dihadapi kaum tani, kami mendesak negara
dan Pemerintah Daerah serta Dewan Perwakilan Provinsi Jambi.
“Stop monopoli
tanah. Review kebijakan karhutla, dan hentikan kriminalosasi kaum tani yang
berladang dengan membakar. Beri jaminan harga kelapa sawit, karet dan hasil
kaum tani lain. Selesaikan seluruh konflik agraria di Jambi,” ujar Dodi. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE