Bupati Merangin Al Haris pada penanaman perdana padi dipencetakan sawah baru itu, bupati turun ke sawah bersama Forkopimda, Kamis (8/9/2016). |
Desa Biuku Tanjung Akan Jadi Lumbung
Padi
Jambipos Online, Merangin-Bupati Merangin H Al Haris mengajak seluruh masyarakat Desa Biuku Tanjung Kecamatan Bangko Barat,
ramai-ramai turun ke sawah dan gemar bertani. Hal itu dikatakan Al Haris pada penanaman perdana padi dipencetakan sawah
baru itu, bupati turun ke sawah bersama Forkopimda, Kamis (8/9/2016).
Ada seluas 40 hektar sawah di 13 tempat pada kegiatan
perluasan sawah 2016 di Desa Biuku Tanjung tersebut. "Dari 40 hektar itu akan
menghasilkan 80 ton beras, ini kali pertama tanam sehingga untuk satu hektarnya
baru menghasilkan dua ton,’’ujar Al Haris.
Jika dalam setahun dua kali tanam, maka dari 40 hektar itu
akan menghasilkan 160 ton beras. Sedangkan beras yang dibutuhkan penduduk Desa
Biuku secara keseluruhan pertahunnya 225 ton. Ini artinya dari 40 hektar itu
bisa untuk makan delapan bulan seluruh penduduk Biuku Tanjung.
Kedepannya bila telah berulang kali tanam, bupati yakin
Desa Biuku Tanjung akan mempunyai swasembada beras dan menjadi lumbung padi
untuk desanya sendiri. ‘’Sekarang ini tinggal kemauan warga untuk turun ke
sawah,’’ jelas Al Haris.
Semua kebutuhan untuk turun ke sawah lanjut bupati, sudah
disediakan Pemerintah, Pada kesempatan itu bupati menyerahkan bantuan mulai
dari benih padi, obat-obatan dan alat semprot (Speyer) sebanyak 10 unit, pompa
air sebanyak tiga unit, sampai handtraktor dua unit.
Sedangkan sawahnya telah dulu disediakan dengan program
pencetakan sawah baru. Semua bantuan itu dikelola tiga kelompok tani yang ada
di Desa Biuku Tanjung, Kelompok Tani Sidodadi, Minto Tani dan Maju Bersama.
"Kalau beras sudah tidak membeli, kita tinggal
menanam cabe di perkarangan rumah, sehingga aman tinggal mengusahakan minyak
saja. Untuk bibit cabai saya juga telah menyediakan sebanyak 15 ribu batang
pada Program Watanabe (Wajib tanam cabe),’’ kata Al Haris.
Diharapkan bupati seluruh masyarakat Biuku Tanjung
menanfaatkan berbagai bantuan tersebut, sehingga turunnya harga karet dan
sawait tidak lagi berdampak pada turunnya perekonomian keluarga.
Gerakan turun ke sawah sambung bupati, sebenarnya telah
lama dilakukan para nenek moyang, sehingga orang dulu tidak pernah kekurangan
beras. Masyarakat yang kemudian beralih ke karet dan sawit, akhirnya mengalami
kesulitan karena tidak lagi menanam padi.
Kepala Dinas Pertanian Merangin Rumusdar melalui Wendi Kasi
Perluasan dan Pengelolaan Lahan menambahkan, jenis padi yang ditanam warga
Biuku Tanjung tersebut, jenis Cihearang. Faritas padi ini sangat kebal terhadap
hama.
"Kita memakai pola tanam jajar legowo (Jarwo). Ditunjang
dengan keberadaan irigasi perpipaan di desa ini, saya yakin target satu hektar
dua ton beras akan tercapai,’’ujar Wendi. (Yah)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE