Jambipos Online, Jambi-Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menyatakan tidak ada
warga SAD di Jambi yang terinveksi virus zika seperti yang diungkapkan Menteri Kesehatan,
Nila Moeloek. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan jajaran
dinas kesehatan beberapa kabupaten terhadap warga SAD di Jambi baru-baru ini,
tidak ditemukan adanya warga SAD terjangkit virus zika.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada di Jambi,
Kamis (1/9/2016) mengatakan, hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas kesehatan
terhadap ratusan warga SAD di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Duabelas
(TNBD) wilayah Kabupaten Batanghari, Sarolangun, dan Merangin tak ditemukan
adanya warga SAD terjangkit virus zika.
“Petugas kesehatan hanya menemukan warga SAD yang terkena
penyakit hepatitis B dan malaria,” kata Andi Pada. Dia mengakui bahwa Menteri
Kesehatan, Nila Moeloek beberapa hari lalu di Jakarta menyebutkan adanya warga
SAD di Jambi terjangkit virus zika. Namun setelah petugas kesehatan di Jambi
memeriksa kebenaran informasi tersebut di beberapa kelompok warga SAD di Jambi,
ternyata tidak ada warga SAD terjangkit virus zika.
Kendati demikian, lanjut Andi Pada, pihaknya terus memantau
penyebaran virus zika di Jambi karena tahun 2005 lalu, ada informasi mengenai
adanya warga Jambi yang terjangkit virus zika.
Kemudian pemantauan terhadap
virus zika di Jambi juga diintensifkan, karena wilayah Jambi dekat dengan
Singapura dan Batam, Kepulauan Riau. Warga Singapura sering masuk ke Jambi
melalui Batam, baik menggunakan kapal melalui pantai timur Jambi maupun melalui
Bandara Sltan Thaha Syaifuddin Kota Jambi.
Hal senada juga diakui lembaga swadaya masyarakat pemerhati
SAD, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi. Direktur KKI Warsi, Rudy
Syaf menjelaskan, pihaknya belum menemukan adanya warga SAD yang terjangkit
virus zika.
Ratusan warga SAD yang didampingi KKI Warsi tidak ada yang sakit
akibat virus zika. Laporan mengenai adanya warga SAD terjangkit virus zika dari
fasilitator kesehatan KKI Warsi di lapangan juga tidak ada.
Dikatakan, sejak akhir 2015 hingga awal 2016, hampir
sebulan KKI Warsi dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dari Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta melakukan penelitian mengenai prevalensi hepatitis B dan
malaria di kalangan warga SAD Jambi.
“Pada peneilitian itu kami melakukan pemeriksaan terhadap
sampel darah warga SAD. Tetapi tidak ditemukan adanya warga SAD terinfeksi
virus zika. Kami hanya menemukan penakit hepatitis B dan malaria di kalangan
warga SAD,” katanya.
Dijelaskan, sejak tahun 2015 ada juga tim lain dari Pusat
yang melakukan penelitian mengenai penyebaran virus zika di Jambi. Tetapi
hingga penelitian tersebut berakhir Februari 2016 tidak ada laporan mengenai
terjangkitnya virus zika di kalangan warga SAD.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sarolangun, Adnan
mengatakan, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan rutin terhadap kesehatan warga
SAD di Sarolangun. Melalui beberapa kali pemeriksaan, petugas Dinas Kesehatan
Sarolangun hanya menemukan penyakit hepatitis B dan malaria di kalangan warga
SAD. Tidak ada ditemukan adanya warga SAD di Sarolangun terjangkit virus zika.
(Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE