SAMPAH:
Tumpukan sampah di pinggiran jalan di Pasar Jambi.
Jambipos Online, Jambi-
Masyarakat desa sekitar hutan di sembilan kabupaten, Provinsi Jambi masih
cenderung kurang peduli terhadap kelestarian hutan dan lingkungan daerah aliran
sungai (DAS) kendati kerusakan hutan sudah sering menyebabkan banjir di daerah
itu. Di tengah banjir yang kian mengancam di musim penghujan saat ini pun,
masih banyak warga masyarakat desa sekitar hutan Jambi yang membiarkan
kerusakan hutan dan lingkungan.
Sebagian warga
masyarakat desa sekitar hutan masih melakukan pembakaran hutan dan lahan maupun
penebangan hutan, sehingga kerusakan hutan di kawasan DAS terus bertambah.
“Untuk
mengurangi bencana banjir dan longsor, warga masyarakat desa sekitar hutan
perlu meningkatkan kegiatan-kegiatan pelestarian hutan di kawasan hulu DAS
Batanghari mulai dari Kerinci hingga hilir, Kabupaten Tanjungjabung Timur.
Penebangan hutan maupun pembakaran hutan untuk pembukaan lahan harus dihentikan
agar kerusakan hutan di kawasan tangkapan air tidak bertambah. Mari kita
lestarikan alam, hutan dan lingkungan untuk mengurangi bencana alam sekaligus
mencegah kepunahan keanekaragaman hayati,” kata Wakil Gubernur Jambi, Fachrori
Umar pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21
Tingkat Provinsi Jambi dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2016 di lapangan
Bukit Cinto Kenang, kantor Bupati Muarojambi, Kamis (22/9).
Menurut
Fachrori Umar, setiap musim penghujan, khususnya November, Desember dan
Januari, Provinsi Jambi selalu dilanda banjir. Daerah rawan banjir di sembilan
kabupaten dan dua kota di Jambi saat ini cukup banyak, yakni mencapai 350 desa.
Sebagian besar
desa rawan banjir tersebut terdapat daerah aliran sungai (DAS) Batanghari mulai
dari daerah hulu Kabupaten Kerinci hingga hilir Kabupaten Tanjungjabung Timur.
Banyaknya desa yang rawan banjir di Jambi saat ini dipengaruhi semakin
gundulnya hutan di kawasan hulu hingga hilir DAS Batanghari.
Dikatakan,
permasalahan lingkungan hidup hanya dapat diatasi dengan keterlibatan seluruh
masyarakat. Masyarakat berada pada posisi sangat strategis, baik sebagai
potensi sumber masalah yang dapat ditekankan dan dikurangi, juga sebagai solusi
yang harus kita dorong. Untuk itu partisipasi masyarakat menjadi sangat penting
dalam setiap upaya pengelolaan lingkungan dan kehutanan.
Sementara itu
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Muarojambi, Kailani pada kesempatan tersebut
mengatakan, peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional dan Hari LIngkungan
Hidup se-Provinsi Jambi tersebut merupakan momentum untuk memberikan memotivasi
kepada masyarakat, khususnya bagi generasi muda Jambi agar semakin tergerak
meningkatkan pengetahuan dan teknologi serta semakin cinta pada alam dan
lingkungan sekitaranya.
“Salah satu
upaya cinta lingkungan yang masih perlu terus dimasyarakatkan di Jambi, yakni
pencegahan kebakaran hutan, pembalakan liar, perambahan hutan dan perlindungan
satwa langka,”katanya.
Dikatakan,
salah satu upaya meningkatkan kesadaran pelestarian lingkungan di kalangan
generasi muda di Muarojambi, yakni pengukuhan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 6 Muarojambi menjadi Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Sekolah
Adiwiyata).
Sekolah
Adiwiyata tersebut merupakan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Kehadiran sekolah tersebut penting untuk mewujudkan siswa yang bertanggung
jawab dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Selanjutnya
Khailani juga menjelaskan, perlindungan satwa liar perlu
dilindungi, perdagangan satwa liar perlu dihentikan. “Kita harus melindunginya.
“Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2016 ini juga banyak mendapat penghargaan dari
pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Jambi dari berbagai event yang
diselenggarakan," jelasnya.
Pada
kesempatan ini Fachrori yang didampingi Khailani memberikan penghargaan
kepada pemenang lomba dan dilanjutkan pelepasan balon udara dan satwa liar serta
meninjau stand pameran. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE