Agustian Mahir saat hadir di Lomba Mancing Kolam Malewa Kebun Bohok, Muarojambi, Minggu 28 Agustus 2016. |
Jambipos Online, Muarojambi-Peluang Agustian Mahir adik dari Mantan Bupati Muarojambi Dua Periode Burhanuddin Mahir bakal terseok untuk maju di Pilkada Muarojambi 2017 mendatang. Hingga kini Agustian Mahir bakal kesulitan mendapatkan dukungan Partai Politik sebagai syarat untuk ikut di Pilkada Muarojambi.
Seperti dilansir Editorial https://www.imcnews.id, membuka tabir rubuhnya kekuatan Agustian Mahir untuk maju di Pilkada Muarojambi. Bahkan HBA dan Zumi Zola disebut bersatu dukung Masnah-BBS di Pilkada Muarojambi.
Mengutip dari www.imcnews.id, Paska keputusan Gubernur Zola melantik Doddy Irawan sebagai Kadis PU,
Peta politik bergeser. Posisi Kadis PU yang selama ini dijadikan salah
satu alat bargaining dan “jualan” politik beberapa pihak, berbalik arah.
Gagalnya Varial Adhi seperti tiang yang merobohkan bangunan skenario
politik gugus kepentingan yang bermain di pilkada Muarajambi.
Varial Adhi adalah kandidat yang diduga digadang oleh imperium “mahir” di muarajambi untuk dapat mengawal pencalonan Agustian Mahir melalui dua perahu, yaitu PAN dan demokrat.
Gagalnya Varial menjadi kegagalan pertama yang mematahkan kaki-kaki
imperium “mahir”. Kegagalan ini disusul dengan kegagalan berikutnya,
yaitu sang “mahir senior” yang hingga September ini hanya berhasil
memproduksi wacana Musda Demokrat tanpa benar-benar dapat meraih
dukungan DPP untuk menggelarnya dan mengambil alih nahkoda partai ini
dari HBA.
Di Musda itu juga menanti seorang politisi senior Demokrat yang telah
lama menjadi pion nomor dua karena terus kalah oleh HBA, yaitu Effendi
Hatta.
Masih segar dalam ingatan, EH selalu hadir membela Varial Adhi ketika
ia dipojokkan oleh isu-isu negatif selama proses lelang jabatan
kemarin.
EH dan “mahir senior” juga dikenal sangat akrab dan seringkali berbagi “kepentingan” dalam banyak hal.
Didukungnya Masnah dan BBS oleh dua partai besar yaitu demokrat dan
PAN sebenarnya sudah mulai dapat dibaca paska keputusan “kejam” Golkar
membuang masnah dan memilih dukung Ivan Wirata.
Masnah adalah kekuatan yang terlalu besar untuk diabaikan di Pilkada
muarajambi. Pada pilkada sebelumnya, hanya muarajambi dan tebo yang
melangsungkan pilkada dua putaran. Masnah dan BM melaju di putaran kedua
dengan perolehan suara yang bersaing ketat.
Tak mungkin masnah mundur di pilkada kali ini hanya karena golkar
membuangnya. Seperti air, masnah akan mencari jalan berbelok ketika ia
terbentur pada satu pintu yang tertutup. Gayung bersambut, demokrat
butuh calon kuat untuk pilkadanya dan masnah dalam posisi siap dilamar.
Demokrat Jambi tak mungkin mengusung Agustian mahir, karena
“persiteruan” panjang antara HBA dan loyalisnya dengan kubu BM yang
berkali-kali mencoba merebut posisi nahkoda partai ini.
Disisi lain PAN sebagai partai penguasa, tak ingin gambling dalam
keputusannya. BBS adalah kader murni yang masih lemah dalam perolehan
nilai survey. Menggandeng masnah adalah pilihan paling logis yang harus
diambil.
Dari Bersatunya HBA dan Zumi Zola di Pilkada Muarajambi adalah cermin
dari simbiosis mutualisme sebuah transaksi politik.
Demokrat yang dalam
bahasa salah satu fungsionaris mudanya, Ritas, mengatakan “kapal yang
tengah oleng” membutuhkan kehadiran kapal lain yang mampu memberikan
sandaran dan kekuatan untuk kembali berdiri kokoh.
Partai ini adalah PAN yang disatu sisi juga membutuhkan “besarnya”
perahu democrat untuk menghadang laju perahu kuning golkar yang terkenal
licin dan “kejam”.
Koalisi ini tentu saja bukan koalisi yang kuat dan abadi, seperti
halnya koalisi lain dalam politik. Bagaimanapun kedua partai ini akan
rebutan pengaruh pada sosok “Masnah” yang juga galibnya bukan kader
murni kedua partai ini.
Masnah adalah anak kandung Golkar yang dibuang, dan dipungut oleh
demokrat untuk kepentingan pilkada. Dapatkah masnah memberikan
kesetiaan?, bisakah masnah melepaskan kuatnya “isme” Golkar dari
dirinya?. Inilah politik, apapun mungkin terjadi.(Berbagai Sumber/JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE