Jambi Hadapi Musim Pancaroba
Jambipos Online, Jambi-Sebanyak 350 desa yang
berada di hulu sungai dan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari kini rawan
banjir. Antisipasi dini bencana banjir itu telah dilakukan dengan medigasi
memetakan lokasi rawan banjir dari Hulu Sungai Batanghari termasuk
anak-anak sungainya.
Provinsi Jambi kini juga menghadapi
musim pancaroba. Sebelum memasukin musim penghujan, akan terjadi pancaroba yang
mengakibatkan potensi terjadi angin kencang dan petir. Masyarakat diminta
waspada dengan pergantian musim ini.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Arif Munandar saat ditemui
di kantornya, Jumat pekan lalu. “Angin puting beliung sudah terjadi di Kabupaten
Muaro Jambi,” katanya.
Disebutkan, Jambi juga menghadapi
ancaman Hidrometrologi, antara lain berupa banjir, tanah longsor, puting
beliung, dan petir. Potensi terjadi banjir ada tiga yaitu banjir bandang,
banjir genangan dan banjir rop.
Menurut Arif Munandar, banjir
bandang berpotensi terjadi di daerah hulu Sungai Batanghari. Kini posko siaga
bencana Karhutlah akan tetap aktif sampai 14 Oktober 2016 sesuai dengan SK
Gubernur Nomor 658/Kep. Gub/BPBD-2.2/VIII/ 2016 untuk mengantisipasi kebakaran
hutan atau lahan.
Jambi akan menghadapi musim
penghujan dengan ancaman bencana Hidrometrologi. “Kita akan menghadapi bencana
Hidrometrologi. Faktor yang terjadi karena faktor air dan cuaca,” ujar Arif
Munandar.
Menurut Arif Munandar, banjir
bandang berpotensi terjadi di daerah dataran tinggi, seperti Kabupaten Kerinci,
Tebo, Merangin, Bungo dan Sarolangun. Selanjutnya di Batanghari, Kota Jambi,
Tanjab Timur dan Muarojambi berpotensi banjir genangan.
“Bisa diprediksi kalau di daerah Bungo,
Merangin, Banjir empat hari lagi sampai ke Jambi. Kemudian jika di daerah Jambi
terjadi banjir, maka dilakukan siaga I, II, III, dan IV. Dimana debit air Sugai
Batanghari di Stasiun Duga Air di Tanggo Rajo Jambi berada diketinggian 13,5 meter
itu menjadi siaga IV.
Jika debit air berada dititik air
ketinggian 14 meter menjadi siaga III, ketinggian air 14,5 meter itu siaga II
dan debit air mencapai 12 meter atau siaga I berpotensi Pasar Angso Duo Jambi
tenggelam.
Disebutkan, sementara banjir rop
dikawasan pantai jika terjadi pasang air tinggi seperti di daerah Kumpeh. Antisipasi
dari BPBD untuk bencana banjir adalah dengan medigasi memetakan lokasi
rawan banjir dari Hulu Sungai Batanghari termasuk anak-anak sungainya,
ada 350 desa yang rawan terjadi bencana banjir.
“Di daerah-daerah itu kita dan
divisi kabupaten kota sudah mensosialisasikan bulan Oktober ini potensi curah
hujannya tinggi dan berpotensi banjir. BPBD mengharapkan kesiapan masyarakat
menghadapi bencana. Kita berusaha masyarakat berusaha mandiri dulu, kalo nunggu
pemerintah memakan waktu untuk ke lokasi keburu banjirnya datang,” kata Arief
Munandar.
BPBD membentuk desa tangguh
bencana di Kabupaten Batanghari ada 6 desa. Kabupaten Muarojambi ada 5 desa,
Kabupaten Kerinci ada 2 desa, Kabupaten Sarolangun ada 1, dan Kabupaten Bungo
sebanyak 2 desa untuk warga dapat mengantasi bencana secara mandiri.
Persiapan yang dilakukan oleh
BPBD berupa peralatan, personel, dan kemampuan petugas. “Kalo peralatannya ada,
personelnya ada tapi keterampilan petugasnya tidak ada gak bisa juga,” katanya.
Sebelumnya BPBD Provinsi Jambi
telah mengadakan apel siaga bencana yang bertujuan untuk melihat koordinasi
dari pihak terkait dan unsur-unsur yang ada sudah berjalan dengan baik.
“Kita akan menginformasikan hasil
BMKG sampai ketingkat desa jangan sampai kecolongan. Kita tekankan jika
hujan terjadi selama 4 jam, warga yang tinggal di daerah yang dekat
sungai harus siaga. Tidak ada kemungkinan dengan curah hujan yang rendah,
sungai itu mampu menampung, dia (sungai) akan membawa material beragam seperti
kayu, batu, lumpur menjadi energy yang besar dan terjadilah banjir bandang,”
kata Arief Munadar. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE