Jambipos Online, Jambi-Wakil Gubernur (Wagub) Jambi,
Dr.Drs.H.Fachrori Umar, M.Hum berharap agar pelaksanaan Sail Selat Karimata
bisa mendorong percepatan pembangunan antar wilayah, baik di di wilayah Selat
Karimata, maupun di seluruh wilayah Indonesia.
Harapan tersebut dikemukakan
oleh Wagub dalam Pembukaan Seminar
Nasional Sail Karimata 2016 dengan Tema “Menjadi Negara Mritim yang Mandiri, Maju,
dan Kuat, bertempat di Ratu Convention Center (RCC), Kota Jambi, Kamis
(25/8) siang.
Selat
Karimata merupakan selat yang terletak di perairan yang menghubungkan Pulau
Sumatera dan Pulau Kalimantan. Sail Karimata Tahun 2016 diselenggarakan di 4
provinsi, yaitu Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dan Provinsi Kalimantan Barat. Dalam rangkaian kegiatan Sail Karimata
Tahun 2016, di Jambi diselenggarakan Seminar Nasional tentang Kemaritiman.
Wagub
berharap agar seminar tersebut bukan hanya kegiatan seremonial belaka, tetapi
merupakan salah satu kegiatan strategis, yang dapat dijadikan sebagai sarana
percepatan pembangunan antar wilayah, baik di wilayah Selat Karimata, maupun di
seluruh wiayah Indonesia.
Wagub
menuturkan, dalam Sail Karimata Tahun 2016, terdapat empat kegiatan utamanya,
yaitu 1.Seminar Nasional tentang Kemaritiman di Provinsi Jambi, 2.Puncak acara
Sail Selat Karimata di Provinsi Kalimantan Barat, 3.Festival Belitung di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan 4.Festival Bahari di Provinsi Kepulauan
Riau.
Wagub
menyatakan, sebagai suatu kawasan laut, Selat Karimata dapat dijadikan alternatif
wisata laut di Indonesia yang memiliki luas sekitar 77.000 hektare yang
berstatus Suaka Alam Laut (SAL), yang menjanjikan keindahan alam bawah laut
yang belum banyak dikenal oleh para pehobi kegiatan bawah laut, baik dalam
skala nasional maupun internasional, dan disamping eksotisme taman lautnya,
potensi landscape kepulauan yang ada juga
menawarkan pesona yang tidak kalah menawan.
Wagub
juga berharap supaya Sail Karimata menjadi embrio yang dapat dijadikan pintu
masuk bagi provinsi di wilayah Selat Karimata, untuk secara bersama-sama
menggali dan memanfaatkan segala potensi sumber daya yang dimiliki, dengan tetap
mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengembangannya, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.
Selanjutnya,
Wagub mengharapkan seluruh kementerian terkait, terutama Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman untuk memfasilitasi berbagai program dan
kegiatan strategis di wilayah Selat Karimata.
Selain
itu, Wagub mengatakan bahwa keragaman budaya di wilayah Selat Karimata juga
menjadi daya tarik untuk dalam pengembangan pariwisata.
“Saya
yakin, kemanekaragaman warisan budaya yang ada di wilayah Selat Karimata dapat
kita jadikan sebagai sebuah daya tarik wisata kita bersama. Maka perlu kita
lakukan secara bersama-sama kajian untuk menjadikan warisan budaya tersebut
sebagai even pariswisata nasional yang dalam penyelenggaraannya dapat kita padu
serasikan,” ujar Wagub.
Sekretaris
Menteri Koordinator Kemaritiman, Dr.Asep D.Muhammad pada intinya menyampaikan bahwa Sail Karimata
ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan wisata bahari, yang
dimaksudkan untuk percepatan pembangunan kemaritiman, dengan tujuan untuk meningkatkan
kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Asep
D.Muhammad menekankan
pentingnya even Sail Karimata untuk menjadi penggerak roda perekonomian di
kawasan Selat Karimata dan Sail Karimata harus ada impact (dampak) bagi masyarakat di wilayah Selat Karimata.
Kepala
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat Nelayan dan
Perikanan, Rifky E. Hardijanto menyatakan, Presiden Joko Widodo pada
pidatonya tanggal 20 Oktober 2014 telah dengan lugas menyampaikan arah
pembangunan Indonesia sebagai negara maritim. Dan, sebagai negara kelautan terbesar
dengan bentang laut luas dan ribuan pulau besar dan kecil, serta posisi
geografis laut Indonesia yang terletak di antara persilangan dua benua dan dua
samudera, menjadikan Indonesia sebagai urat nadi perdagangan internasional,
yang merupakan bagian dari potensi sumber daya maritim yang besar.
Setidaknya
kami mencatat tidak kurang dari 146,7 miliar US Dollar nilai dari total potensi
maritim Indonesia, sebagian besar terdiri dari pengolahan produk dan
bioteknologi kelautan, perikanan, minyak dan gas bumi, mineral dasar laut serta
transportasi laut. Belum lagi potensi dari jasa kelautan, pariwisata dan
industri garam.
Dengan semua potensi tersebut,
kontribusi nilai ekonomi industri kelautan dan perikanan terhadap PDB nasional
baru mencapai sekitar 13 %. Langkah yang perlu ditempuh untuk menambah
kontribusi tersebut adalah dengan meningkatkan nilai tambah dari raw material yang selama ini mayoritas
langsung kita ekspor ke luar negeri,” jelas Rifky.
“Turut menjadi rangkaian kegiatan Sail Selat Karimata adalah Upacara
HUT Kemerdekaan RI ke-71 di salah satu pulau terluar. Ibu Menteri Kelautan dan
Perikanan pada tanggal 17 Agustus lalu melaksanakan upacara HUT RI di Natuna
Kepulauan Riau, dan bersama TNI AL melaksanakan sailing patrol ke Pulau Laut - pulau terdepan terluar di Laut
Natuna. Pemilihan lokasi di Natuna tersebut dimaksudkan pula untuk mendorong
geliat perekonomian di Natuna, selain sebagai bentuk show of force kedaulatan Indonesia di Laut Natuna yang beberapa
waktu lalu mengemuka akibat adanya klaim dari negara tetangga jauh,” lanjut Rifky.
Rifky menyatakan, pertimbangan mendorong
percepatan ekonomi juga menjadi dasar pelaksanaan Sail Karimata yang tahun ini merupakan sail ke delapan sejak pertama kali
diselenggarakan pada tahun 2009.
Rifky menyatakan, dalam konteks
percepatan ekonomi tersebut, Provinsi Jambi mengambil peran penting untuk
memberikan rekomendasi kebijakan bagaimana 4 (empat) provinsi yang menjadi
penggerak di kawasan Selat Karimata (Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jambi dan
Kalimantan Barat) memberikan kontribusi terhadap pembangunan maritim Indonesia.
“Berdasarkan data BPS, pada
tahun 2014 PDRB dari 4 (empat) provinsi tersebut memberikan kontribusi sebesar
475,4 triliun rupiah, atau 4,44 % terhadap PDB Nasional yang sebesar 10.699
triliun rupiah. Kontribusi ini tentu saja tidak dapat dianggap kecil untuk
memberikan sumbangan terhadap perekonomian nasional, namun untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, jumlah kontribusi tersebut menjadi tantangan kita
bersama untuk lebih ditingkatkan, mengingat besarnya potensi sumber daya
maritim di 4 provinsi
tersebut, dengan tentu saja pertumbuhan
tersebut dibarengi dengan membaiknya angka gini ratio,” tambah Rifky.
“Sebagaimana
harapan Bapak Menko Bidang Kemaritiman pada saat launching Sail Selat Karimata, diharapkan sail ini, termasuk
rangkaian seminar akan mendorong adanya pusat-pusat pertumbuhan baru, akan
tumbuh pusat-pusat pertumbuhan industri dan barang termasuk kelautan, maritim,
pariwisata bahari. Tempat-tempat pariwisata maritim seperti di Lebak, Kerinci,
Tanjung Jabung Timur, dan Tanjung Jabung Barat merupakan contoh kawasan yang
akan dikembangkan potensi pariwisatanya,” ungkap Rifky.
Selai itu, Rikky menyampaikan, sampai
dengan Agustus 2016, PNBP perikanan naik signfikan sampai 279 miliar rupiah,
dan angka ini seluruhnya berasal dari kapal lokal. Realisasi investasi di
bidang perikanan semester I tahun 2016 mencapai 5,5 triliun rupiah, yang
terdiri dari PMDN 3,2 triliun rupiah dan PMA 1,7 triliun rupiah. Angka ini
meningkat dari capaian di tahun 2013 s.d. 2015 (4,4 triliun rupiah).
Selanjutnya, Rifky menjelaskan beberapa
langkah terkait Inpres nomor 7 tahun 2016 tentang
Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional relevan untuk menjadi bagian
dari diskusi pada seminar, diantaranya adalah:
1.
Peningkatan
produksi perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan;
2.
Perbaikan
distribusi dan logistik hasil perikanan dan penguatan daya saing;
3.
Percepatan
penataan pengelolaan ruang laut dan pemetaan Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia (WPPNRI) sesuai dengan daya dukung dan sumber daya
ikan dan pengawasan sumber daya perikanan;
4.
Penyediaan
sarana dan prasarana dasar dan pendukung industri perikanan nasional;
5.
Peningkatan jumlah dan kompetensi sumber daya manusia, inovasi ilmu
pengetahuan dan teknologi ramah lingkungan bidang perikanan;
6.
Percepatan
pelayanan perizinan di bidang industri perikanan nasional; dan
7.
Penyusunan
rencana aksi percepatan pembangunan
industri perikanan nasional. (Mustar Hutapea)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE