Presiden Joko Widodo membagikan bantuan kepada warga Suku Anak Dalam (dok.Tim Komunikasi Presiden) |
Jambipos Online, Jambi- Ratusan warga komunitas adat terpencil Orang Rimba atau Suku Anak
Dalam (SAD) di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD),
Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, saat ini diliputi keresahan menyusul
wabah penyakit menular yang mengancam keselamatan jiwa mereka. Salah
satu jenis penyakit menular, yakni hepatitis B yang meluas di kalangan
Orang Rimba daerah itu, dan telah merenggut jiwa seorang anak rimba
bernama Merangkuan (5).
Fasilitator Kesehatan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi,
Rusli Effendy mengatakan, kematian Merangkuan asal TNBD, Tebo di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher, Jambi akibat komplikasi
hepatitis B, radang otak dan anemia akut.
“Kondisi ini telah membuat seluruh anggota kelompok Orang Rimba
ketakutan akan tertular penyakit serupa,” kata Rusli Effendy kepada SP di Kota Jambi, Kamis (11/8).
Menurut Rusli Effendy, sebagian besar warga Orang Rimba yang dipimpin
Tumenggung Ngadap sudah melangun atau berpindah permukiman di hutan
menyusul kematian seorang anak dari kelompok mereka. Kelompok Orang
Rimba tersebut takut tertular penyakit hepatitis B yang merenggut jiwa
seorang warga mereka.
“Tradisi melangun yang dilakukan Orang Rimba tersebut menyulitkan
petugas kesehatan KKI Warsi Jambi memantau kondisi kesehatan mereka. Hal
tersebut dikhawatirkan membuat warga Orang Rimba di Tebo, khususnya
anak-anak yang telah tertular penyakit hepatitis B dan penyakit menular
lainnya sulit disembuhkan,”katanya.
Menurut Rusli Effendi, banyak faktor yang menyebabkan Orang Rimba
sangat rentan terhadap berbagai penyakit menular, terutama hepatitis B,
malaria dan gatal-gatal. Antara lain belum adanya kekebalan Orang Rimba
melawan penyakit menular yang menyerang mereka. Untuk itu perlu
imunisasi massal penyakit hepatitis B dilakukan terhadap Orang Rimba.
Sementara itu, seorang ketua adat Orang Rimba Desa Sako Tulang, Tebo,
Menti Gentar (30) mengakui, sebagian warga mereka sudah melangun, Rabu
(10/8) setelah mengetahui seorang warga mereka meninggal akibat penyakit
hepatitis B. Warga Orang Rimba di daerah itu juga semakin resah akibat
meluasnya penyebaran penyakit menular tersebut.
Menti Gentar sangat berharap ada tindakan dari pemerintah setempat
melakukan penanganan penyakit yang menyerang warganya. Dia berharap ada
petugas kesehatan yang datang ke tempat mereka melakukan pengobatan dan
memberi vaksin hepatitis B.
Menurut Menti Gentar, Orang Rimba di Tebo sudah mengetahui adanya
hasil studi Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tentang penyebaran
hepatitis B di kelompok mereka. Penyebaran penyakit hepatitis B di
tengah warga Orang Rimba itu diketahui ketika dilakukan pemeriksaan
kesehatan mereka baru-baru ini. Setelah itu beberapa warga Orang Rimba
di Tebo sudah memeriksakan kesehatan kepada puskesmas di sekitar
permukiman mereka.
“Namun kami belum mendapatkan pengobatan maksimal untuk mencegah dan
mengobati hepatitis B dan penyakit menular lainnya. Tolonglah kami ini.
Sakit kuning (hepatitis B) sudah banyak menyerang warga kami. Kami tidak
tahu bagaimana mengatasi penyakit ini,”keluhnya.(SP)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE