Sekat kanal di lahan gambut di Tanjabtim, Jambi. Lee |
Jambipos Online, Jambi-Pembuatan sekat kanal di lahan gambut dan pembuatan terasering atau
sengkedan di lahan datar maupun miring, dinilai kurang ampuh mencegah
kebakaran hutan dan lahan, jika kekeringan lahan sudah cukup lama.
Api
akan tetap merambat di lahan gambut yang telah dibuat sekat kanal jika
air sudah kering dan tiupan angkin kencang. Kebakaran di lahan yang
telah dibuat terasering juga akan cepat meluas akibat tiupan angin dan
kekeringan yang sangat tinggi.
“Kalau kemarau sudah mencapai puncaknya, sehingga lahan sangat tinggi
kering dan angin kencang, kebakaran hutan dan lahan sulit dikendalikan.
Karena itu satu-satunya upaya efektif untuk mengendalikan kebakaran
hutan dan lahan hanya mencegah terjadinya kebakaran dalam kegiatan
pembukaan maupun pembersihan lahan,” kata Koordinator Pengawasan
Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi, Kurniawan di Jambi,
Selasa (30/8).
Menurut Kurniawan, pengalaman tahun lalu membuktikan bahwa
pembangunan sekat kanal dan terasering di kawasan perkebunan di Jambi
kurang ampuh mengendalikan kebakaran hutan dan lahan jika kemarau sudah
mencapai puncaknya, hujan tidak turun-turun hingga sebulan penuh.
Kebakaran di kawasan hutan dan lahan di Jambi biasanya cepat meluas pada
puncak musim kemarau karena api menyebar melalui bara api yang terbang
tertiup angin.
“Hutan dan lahan di Jambi yang terbakar pada puncak kemarau biasanya
ceat meluas karena kayu-kayu kering yang terbakar menjadi arang
diterbangkan angin hingga ratusan meter. Kondisi tersebut membuat bara
api cepat menyebar melewati sekat kanal dan terasering. Jadi
satu-satunya cara mencegah kebakaran hutan dan lahan hanya menghentikan
kasus pembakaran hutan dan lahan,”katanya.
Sengaja Dibakar
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi sepekan terakhir diduga sengaja dibakar para petani untuk pembersihan dan pembukaan lahan. Hal itu terbukti dari kasus kebakaran lahan di beberapa lokasi di Kabupaten Bungo, Jambi.
Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Bungo, Arpan Tuyani mengatakan,
kebakaran lahan yang dipadamkan Tim Pemadam Kebakaran Bungo di Kecamatan
Limbur dan Rimbo Tengah dua hari terakhir sengaja dibakar pemilik
kebun.
“Kesengajaan pembakaran lahan tersebut terbukti dari kebakaran yang
terjadi di lahan petani yang semak belukar dan pohon-pohonnya sudah
ditebang. Kami sudah melaporkan kasus kebakaran lahan ini kepada pihak
berwajib,”katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi,
Arief Munandar mengatakan, jumlah titik api di Provinsi Jambi cenderung
bertambah menyusul tidak turunnya hujan di daerah itu sepekan terakhir.
Berdasarkan pantauan satelit pemantau titik api, Terra dan Aqua, jumlah
titik api di Provinsi Jambi hingga Senin (29/8) malam mencapai sembilan
titik atau bertambah tiga titik dari jumlah titik api Minggu (28/8)
sebanyak enam titik. Namun bertambahnya titik api di Jambi belum sampai
menimbulkan asap hingga ke daerah perkotaan.
“Titik api yang terpantau di Jambi hingga Senin malam tersebar di
Kabupaten Tanjunjabung Barat tiga titik, Bungo dua titik, Kerinci tiga
titik dan di Merangin satu titik. Jumlah titik api tersebut bisa
bertambah jika kemarau berlanjut dan pembakaran hutan dan lahan tidak
dikendalikan sedini mungkin,” katanya.(JP-04)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE