ILUSTRASI SAWAH KEKERINGAN |
Jambipos Online, Kerinci-Sekitar 800 hektare (ha) areal sawah di sembilan desa, Kecamatan
Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi kekeringan akibat
kerusakan jaringan irigasi. Kekeringan sawah tersebut menyebabkan para
petani di daerah itu tidak bisa mengolah sawah dan menanam padi pada
musim tanam saat ini.
“Sudah tiga pekan sawah kami kekeringan, sehingga kami bisa tidak
bisa mengolah sawah dan menanam padi pada musim tanam saat ini. Sawah
kami kering akibat kerusakan sarana irigasi. Tanggul irigasi areal
persawahan kami jebol sejak tiga pekan lalu dan hingga kini belum
dierbaiki,” ujar Kepala Desa Koto Panjang, Rafli S di Desa Koto Panjang,
Kecamatan Depati Tujuh, Kerinci, Jambi, baru-baru ini.
Menurut Rafli, para kepala desa sudah melaporkan kerusakan irigasi
yang menyebabkan keringnya 800 ha sawah di sembilan desa kepada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci. Namun hingga kini belum ada perbaikan
sarana irigasi tersebut. Para petani mendesak pemerintah setempat
memperbaiki kerusakan sarana irigasi tersebut agar mereka bisa segera
menanam padi.
Dijelaskan, luas areal sawah yang memasuki musim tanam Juli – Agustus
di sembilan desa, Kecamatan Depati Tujuh, Kerinci mencapai 1.300 ha.
Luas sawah yang masih bisa diolah dan ditanami hanya sekitar 500 ha.
Sedangkan sekitar 800 ha sawah sudah tiga pekan kering akibat kerusakan
irigasi, sehingga petani gagal melakukan penanaman padi.
“Jika kerusakan irigasi di Kecamatan Depati Tujuh, Kerinci tidak
segera diperbaiki, luas areal sawah yang mengalami kekeringan akan
bertambah. Masalahnya sarana irigasi yang rusak tersebut merupakan
sumber air andalan untuk seluruh sawah di sembilan desa di kecamatan
itu,”katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci,
Zukri mengatakan, pihaknya baru mendapatkan laporan kerusakan sarana
irigasi di Kecamatan Depati Tujuh. Pekan ini pihak Dinas PU Kerinci akan
turun ke lapangan meninjau kerusakan sarana irigasi tersebut.
“Kami akan segera memperbaiki kerusakan irigasi di Kecamatan Depati
Tujuh setelah meninjau irigasi tersebut. Perbaikan perlu segera
dilakukan agar petani bisa mengolah sawah dan menanam padi
secepatnya,”katanya.
Selain kerusakan irigasi, Balai Benih Ikan (BBI) di Kerinci juga
mengalami kerusakan. Kerusakan BBI tersebut terungkap setelah Komisi II
(bidang ekonomi dan pembangunan) DPRD Kabupaten Kerinci melakukan
peninjauan ke BBI tersebut.
Ketua Komisi II DPRD Kerinci, Yuldi Herman mengatakan, sebanyak 20
kolam ikan dari 40 kolam ikan di BBI Kerinci tidak berfungsi. Kolam ikan
BBI tersebut tidak berproduksi secara maksimal karena bocor. Kerusakan
kolam ikan BBI Kerinci itu merugikan karena cukup banyak dana yang
digunakan mengembangkan pengembangan benih ikan di BBI tersebut.
“Kami meminta Dinas Perikanan Kabupaten Kerinci segera memperbaiki
kolam ikan BBI tersebut agar produksi benih ikan bisa maksimal. Rugi
kalau kolam ikan BBI tidak berproduksi karena sudah cukup besar dana
digunakan mengembangkan BBI tersebut,”katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Kerinci, Safrudin membenarkan kerusakan sebagian kolam ikan di BBI Desa
TalangKemulun, Kecamatan Danau Kerinci. Sebanyak 20 unit kolam ikan di
BBI tersebut tidak dimanfaatkan lagi karena rusak.
“Perbaikan kolam ikan BBI tersebut akan segera kami lakukan. Dananya
sudah dianggarkan dari APBD Kerinci 2016. Kolam ikan BBI tersebut
diupayakan bisa berfugsi kembali tahun ini,”katanya.(SP)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE