FAVORIT: Sungai Melinau adalah lokasi favorit para penambang emas. foto: Bucek |
Jambipos Online, Sarolangun-Sitepu (45) yang diduga menyewakan 40 alat
berat untuk menambang emas ilegal di Batang Asai ternyata sebagian besar
milik bos-bos besar di belakangnya. Ia sendiri sendiri hanya memiliki
tiga unit alat berat, selebihnya dia mendapat fee.
Tetangganya bernama Amir mengatakan bahwa Sitepu adalah pendatang
dari Kalimantan dan baru bermukim di Pamenang, Merangin sejak 4 tahun
lalu. Ketika di Kalimantan, Sitepu hanya seorang operator alat berat
yang bekerja untuk sebuah perusahaan.
Kini rumahnya yang berlantai dua berdiri kokoh di pinggir jalan
lintas. Sekitar 50 meter dari rumahnya, di sanalah gudangnya tempat
menyimpan alat berat. Pria bertubuh tambun, berambut ikal itu adalah
pecandu rokok kretek Gudang Garam Merah.
Istrinya beru Sipayung. Lama
tak punya anak pasangan ini mengadopsi anak saudaranya. Beberapa tahun
kemudian akhirnya mereka memiliki dua orang anak kandung.
Sebelum bermain di Batang Asai, Sitepu sempat dua tahun menyewakan
alat beratnya untuk menambang emas di Perentak, Merangin. Setelah sepi,
barulah dia berpindah ke Batang Asai, mengikuti jejak Hilalatil Badri –
kini Anggota DPRD Provinsi Jambi – yang memulai penambangan di Batang
Asai.
Hilal berasal dari Pelalawan Singkut. Ketika duduk sebagai Anggota
DPRD Sarolangun, dia mulai terjun ke dunia ini. Setelah itu menyusul
kemudian, H. Salam – ketika duduk sebagai Anggota DPRD Merangin lantas
sekarang menjabat Anggota DPRD Provinsi Jambi.
Kepercayaan para bos-bos itu dipegang teguh oleh Sitepu. Amir
bercerita Sitepu berbagi hasil dengan bosnya. Sewa satu unit alat berat
disetor Sitepu kepada para bosnya Rp 80 juta perbulan. Sementara kepada
para toke penambang emas, Sitepu menarik uang sewa Rp 120 hingga Rp 130
juta perbulan. Untung Sitepu sekitar Rp 40 hingga Rp 50 juta.
“Jika biaya operasional satu alat berat Rp 20 juta. Itu menjadi
tanggung jawab Sitepu. Namun jika lebih, biaya itu dibagi dua dengan
bosnya. Pokoknya bos-bos itu tahunya beres. Mereka percaya betul dengan
Sitepu,” kata Amir Selasa (5/7) ketika ditemui di sebuah warung.
Kini bekas operator alat berat itu berubah menjadi milyuner. Jika satu alat berat saja dia mendapat fee
Rp 40 juta maka dikalikan dengan 37 alat berat maka penghasilannya
mencapai Rp 1,48 miliar. Itu belum termasuk pendapatan dari tiga unit
alat berat miliknya sendiri yang mencapai 360 juta. Berarti diperkirakan
total penghasilannya perbulan sekitar Rp 1,84 miliar. (JS)
Sumber: terbit.co
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE