Jambipos Online, Jambi-Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat sekolah menengah atas
(SMA), sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat di Kota Jambi
menimbulkan kekecewaan orangtua siswa. Kekecewaan tersebut disebabkan
banyaknya siswa berprestasi tidak lulus PPDB. Melampiaskan kekecewaan
mereka, ratusan orangtua siswa di Kota Jambi pun mengadakan unjuk rasa
ke kantor Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Jambi, Kamis (14/7)
siang.
Mereka hendak mempertanyakan alasan pihak Diknas Kota Jambi dan
sekolah tidak menerima anak mereka yang memiliki prestasi di bidang olah
raga dan bidang ilmiah. Merasa jengkel akibat tidak ada pejabat Diknas
Kota Jambi yang mau menemui para orangtua siswa tersebut, beberapa orang
orangtua siswa pun mengamuk memecahkan kaca jendela kantor Diknas Kota
Jambi.
“Kami sangat kecewa terhadap jajaran Diknas Kota Jambi dan
sekolah-sekolah di Jambi yang tidak menerima anak-anak kami pada PPDB.
Kami mendaftarkan anak–anak kami melalui jalur prestasi karena anak kami
berprestasi di bidang olah raga hingga tingkat provinsi. Kami tidak
tahu apa alasan pihak Diknas Kota Jambi dan sekolah menolak anak kami,”
kata Didin (45), seorang orangtua siswa di kantor Diknas Kota Jambi,
Kamis (15/7).
Didin mengatakan, putrinya mendaftar melalui jalur prestasi atau
langsung ke ke SMA Negeri 1 Kota Jambi. Namun putri Didin yang pernah
menerima student award (penghargaan pendidikan) dari Wali Kota
Jambi, Syarif Fasha Mei 2016 tidak lulus.
Padahal putri Didin memiliki
prestasi, yakni Juara I Pekan Sastra se-Sumatera tahun 2015, Juara I
Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kota Jambi dan
Provinsi Jambi tahun 2015 serta 10 besar FLS2N di Sumatera Selatan tahun
2015.
Kekecewaan serupa juga dirasakan orangtua siswa Nur Aini (40), yang
anaknya tidak lulus di SMP Negeri 17 Kota Jambi. Nur Aini yang
sehari-harinya hanya bekerja sebagai pedagang kaki lima mendaftarkan
anaknya melalui jalur lingkungan atau kuota orang miskin. Nur Aini sudah
melampirkan surat keterangan miskin dari pihak Rukun Tetangga (RT) saat
pendaftaran. Namun anaknya tidak lulus.
Kemudian Yuliana (50), mengaku kecewa karena anaknya tidak lulus di
SMA Negeri 3 Kota Jambi padahal nilai anaknya cukup tinggi, yakni
mencapai 32,8. Sedangkan teman anaknya yang memiliki nilai hanya 27
lulus di SMA Negeri 3.
“Kami curiga, PPDB di Kota Jambi sarat dengan sogokan atau suap. Kami
menduga pihak sekolah banyak yang menerima suap untuk meluluskan
seorang siswa. Kami minta pihak berwajib menyelidiki dugaan suap pada
PPDB di Kota Jambi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Diknas Kota Jambi, Syaiful Huda di Jambi, Jumat
(16/7) menjelaskan, pihaknya meluluskan siswa berdasarkan standar nilai
pada PPDB jalur online (komputer). Sedangkan PPDB melalui jalur offline, yakni jalur prestasi, lingkungan dan keluarga miskin ditentukan pihak sekolah.
“Sedangkan untuk siswa yang tidak lulus PPDB, kami akan mengusahakan
agar mereka bisa diterima di sekolah yang dekat dengan rumah mereka.
Karena itu kalangan orangtua siswa tidak perlu unjuk rasa,”ujarnya.
Syaiful Huda menegaskan, pihaknya akan mengawasi adanya praktik suap
dalam PPDB. Bila menemukan adanya pihak – pihak tertentu, termasuk oknum
guru yang terlibat suap PPDB, mereka akan ditindak tegas, termasuk
tindakan pencopotan jabatan.
Secara terpisah, Kepala Ombudsman Provinsi Jambi, Taufik Yasak
mengatakan, pihaknya sudah mengetahui banyaknya keluhan dan kekecewaan
orangtua siswa pada PPDB di Kota Jambi. Namun hingga Jumat (16/7) belum
ada pihak yang melaporkan adanya indikasi kecurangan dalam PPDB kepada
Ombudsman Jambi.(SP)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE