Agen Ayam kampung di Pasar Handil Jaya, Jelutung, Kota Jambi, Jumat (10/6/2016). Pembeli dan penjual lagi memilih ayam yang mau dibeli. Foto Asenk Lee Saragih/Jampos Online. |
Kios Ida Agen Ayam kampung di Pasar Handil Jaya, Jelutung, Kota Jambi, Jumat (10/6/2016). Menerima Jual Beli Ayam Kampung. HP 0812 74952441. Foto Asenk Lee Saragih/Jampos Online. |
Jambipos Online, Jambi-Memasuki hari ke lima bulan puasa,
harga ayam kampung di Kota Jambi merangkak naik. Kenaikan dipengaruhi
berkurangnya pasokan akibat beberapa pedagang kesulitan mendapatkan ayam
kampung dari peternak sejak bulan Ramadan. Banyak peternak ayam menjual ayamnya
langsung kepada konsumen tanpa melalui pedagang ayam.
Pantauan Jambipos Online
di Pasar Handil Jaya, Jelutung, Kota Jambi, Jumat (10/6/2016), tampak pasokan
ayam kampung di sejumlah pedagang ayam kampung berkurang. Tidak seperti sebelum
Ramadhan yang setiap harinya pedagang ayam kampung minimal memiliki stok ayam
hingga 100 ekor.
Ida, agen ayam kampung di Pasar Handil Jaya, Jelutung, Kota
Jambi, Jumat (10/6/2016) kepada Jambipos
Online mengatakan, kini harga ayam kampung Rp 70.000/kg (timbang hidup).
Harga itu terpaksa naik karena pasokan ayam kampung berkurang drastis.
“Sebelum puasa, harga ayam kampung paling mahal Rp
50.000/kg. Namun sejak awal puasa, harga kisaran Rp 65.000 hingga Rp 70 Ribu.
Sekarang harganya Rp 70 Ribu, karena stok ayam minim. Banyak peternak ayam
langsung menjual ayam mereka ke warga tanpa perantara agen penjual. Stok
terbatas sementara permintaan tetap tinggi,” ujar Ida.
Menurut Ida, tingginya harga ayam kampung itu, tak
terpengaruh dengan permintaan pembeli. Karena warga kini memburu ayam kampung
karena harganya jauh lebih terjangkau daripada harga daging sapi yang dikisaran
Rp 140.000/kg.
Sementara pengamat ekonomi dari Universitas Jambi (Unja),
Pantun Bukit, mengatakan, pemerintah daerah perlu menggelar operasi pasar (OP)
untuk menjamin stabilitas harga dan persediaan daging di pasaran selama Ramadan
hingga Idul Fitri nanti.
“Tanpa OP, harga daging sapi bakal terus melejit seperti
Ramadan tahun sebelumnya. Kenaikan harga daging tidak terkendali setiap Ramadan
karena permintaan meningkat, sementara pasokan daging sapi di pasaran tetap,”
katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jambi,
Akhdiyat mengatakan, kenaikan harga daging sapi di Kota Jambi dan kabupaten
lainnya bukan akibat persediaan kurang.
“Kenaikan harga daging sapi di Jambi selama Ramadan Hingga
Idul Fitri sudah menjadi tradisi setiap tahun. Bahkan beberapa hari menjelang
Idul Fitri, pedagang bisa menaikkan harga daging hingga Rp 150.000 oer
kg,”katanya.
Provinsi Jambi memiliki persediaan sapi sekitar 6.264 ekor
menghadapi Ramadan dan Idul Fitri. Sedangkan kebutuhannya hanya 4.455 ekor.
“Dinas Peternakan Provinsi Jambi belum melakukan OP daging saat ini. Kami baru
melakukan OP pada H-3 Idul Fitri,” katanya. (Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE