Calon pendaki berkomunikasi dengan latar belakang Gunung Kerinci di Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Jumat (2/1). Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci menyebutkan status Gunung Kerinci saat ini berada pada level II (waspada) di mana rentang 1-24 Desember 2014 telah terjadi 80-250 kali gempa hembusan dan rata-rata 1-6 kali gempa vulkanik dangkal per hari, sehingga masih tertutup untuk pendakian. (Antara/Wahdi Septiawan) |
Jambipos Online, Kerinci-Sedikitnya 173
orang warga desa di kaki Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi
Jambi terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) menyusul
menyebarnya debu vulkanik Gunung Kerinci ke desa-desa di sekitar gunung
tersebut. Warga yang terkena ISPA tersebut terdiri dari anak bayi lima
tahun (balita) 71 orang dan dewasa 101 orang.
“Jumlah warga desa di kaki Gunung Kerinci yang tercatat terkena ISPA
tersebut hanya yang berobat ke Puskesmas Kersiktuo. Warga beberapa desa
lainnya yang terkena ISPA akibat debu vulkanik Gunung Kerinci masih
banyak yang belum berobat. Untuk menanggulangi peningkatan kasus
penyakit ISPA di desa-desa yang berada di kaki Gunung Kerinci, kami
sudah membagikan sekitar 5.000 buah masker,” kata Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Kerinci, Hamsal Rabit di Kerinci, Selasa (7/6/2016) lalu.
Menurut Hamsal Rabit, meningkatnya kasus ISPA secara drastis di
beberapa desa di kaki Gunung Kerinci akibat meningkatnya semburan debu
vulkanik gunung tersebut sejak akhir pekan lalu. Debu vulkanik gunung
tersebut pun terus meluas dan meningkatkan pencemaran udara di desa-desa
sekitarnya. Puluhan desa di tiga kecamatan yang berada di kaki dan
sekitar Gunung Kerinci terkena dabu vulkanik gunung tersebut.
“Seluruh warga desa di sekitar gunung tersebut sudah kami imbau
mengurangi kegiatan di luar rumah. Warga yang melakukan kegiatan di luar
rumah kami imbau menggunakan masker yang sudah kami bagikan melalui
Puskesmas Kersiktuo dan Pelompek. Kemudian kami juga menugaskan tenaga
medis di kedua puskesmas tersebut unruk melayani warga yang terkena ISPA
selama 24 jam,” katanya.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD) Kabupaten Kerinci, Jumadil, kualitas udara di tiga kecamatan
sekitar Gunung Kerinci, yakni Kecamatan Kersiktuo, Gunung Tujuh dan
Kayuaro, sepekan terakhir terus memburuk akibat tebalnya semburan debu
vulkanik Gunung Kerinci. Berdasarkan hasil pemantauan BLHD Kerinci,
kadar Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di desa-desa sekitar Gunung
Kerinci sudah melampaui ambang batas dan berbahaya bagi kesehatan.
“Hasil pemantauan dan pengujian laboratorium yang kami lakukan Selasa
(7/6), unsur pencemaran udara berupa kandungan sulfurdioksida (So2) di
sekitar Gunung Kerinci mencapai angka 206 partikel per million (ppm)
atau status berbahaya. Secara normal, unsur pencemaran udara So2 di
kawasan gunung tersebut sekitar 50 ppm,”katanya. (SP)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE