Jambipos Online, Jambi-Komisi Pengawasan Persaingan
Usaha (KPPU) Pusat tidak akan mentolerir tindakan pengusaha yang mempermainkan
harga daging sapi di tengah meningkatnya kebutuhan daging sapi menjelang bulan
Puasa Juni mendatang. KPPU akan mengusulkan agar pemerintah mencabut ijin
pelaku usaha yang mencoba-coba mempermainkan harga daging, utamanya menjelang
puasa. Kuota daging sapi kepada pengusaha yang mempermainkan harga daging sapi
juga harus dihentikan.
“KPPU akan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku usaha
yang sengaja melakukan tindakan kartel (bersekongkol) mengurangi pasokan daging
sapi ke pasar yang menyebabkan harga daging sapi menjadi tinggi. Baru-baru ini,
KPPU teleh menjatuhkan denda sekitar Rp 107 miliar terhadap 32 perusahaan yang
tergabung dalam Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) yang
diduga melakukan kartel perdagangan sapi. Kalau masih ada perusahaan tersebut
yang melakukan kartel, kita rekomendasikan agar ijinnya dicabut,”tegas Ketua
KPPU Pusat, Muhammad Syarkawi Rauf kepada wartawan ketika melakukan inspeksi
mendadak (sidak) harga kebutuhan pokok di Pasar Induk Angso Duo, Kota Jambi,
Kamis (19/5). Turut dalam sidak tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Jambi, Hartono dan Asisten II Pemerintah Provinsi Jambi, Kailani.
Menurut Muhammad Syarkawi Rauf, pantauan di pasar Angso
Duo, Kota Jambi, harga daging masih tinggi, yakni Rp 120.000/kg. Bahkan
berdasarkan laporan para pedagang, harga daging sapi di Kota Jambi mulai
mencapai Rp 130.000/kg pada hari-hari tertentu, khususnya menjelang hari libur
maupun menjelang puasa mendatang.
Tingginya harga daging sapi di Jambi, lanjut Muhammad
Syarkawi Rauf, karena persediaan daging di pasaran di daerah itu
hanya mengandalkan pasokan daging sapi local, termasuk dari Bali. Sedangkan
pasokan daging beku dari Australia hanya sedikit.
“Tingginya harga daging sapi di Jambi belum memenuhi
harapan pemerintah yang menginginkan harga daging sapi hanya berkisar Rp 80.000
– Rp 90.000/kg,”katanya.
Daging Beku
Menurut Muhammad Syarkawi Rauf, untuk menurunkan harga
daging sapi di Indonesia dari rata-rata Rp 120.000/kg menjadi Rp 90.000/kg,
maka pasokan daging beku asal Australia perlu ditingkatkan. Ketersediaan daging
beku asal Australia di pasaran lokal dengan harga hanya Rp 90.000/kg diharapkan
dapat menurunkan harga daging sapi.
Dijelaskan, Sabtu (21/5) akan masuk sekitar 4.000 ton
daging sapi beku dari Australia ke Jakarta. Harganya hanya Rp 80.000/kg.
Mudah-mudahan pasokan daging sapi beku tersebut bisa menurunkan harga daging di
Indonesia sampai di bawah Rp 100.000/kg, baik di Jakarta maupun di luar
Jakarta.
“Fakta yang kami temukan di Jambi harga daging sapi antara
Rp 120.000 – Rp 130.000/kg. Tapi semuanya daging sapi lokal, yakni sapi Bali.
Ada daging beku masuk ke Jambi dan juga laku dengan harga Rp 90.000/kg. Tetapi
pasokannya kurang mencukupi. Karena itu pasokan daging sapi beku asal
Australian perlu juga ditambah ke daerah,”katanya.
Sementara itu, Hadi (38), pedagang daging sapi di Pasar
Induk Angso Dua, Kota Jambi ketika berbincang dengan Muhammad Syarkawi Rauf
mengatakan, untuk menurunkan harga daging sapi di Jambi perlu pasokan daging
sapi beku yang mencukupi. Kalau hanya mengandalkan daging sapi lokal, harga
daging sapi di Jambi akan terus naik.
“Saat ini saja harga daging sapi lokal di Jambi sudah
menyentuh angka Rp 130.000/kg. Kenaikan harga daging ini disebabkan
berkurangnya pasokan daging sapi, sedangkan permintaan meningkat. Pasokan
daging beku ke Jambi memang ada dan harganya di pasar hanya Rp 95.000/kg.
Tetapi pasokannya sangat minim tidak sampai 100 kg/hari. Jadi daging sapi beku
belum bisa menurunkan harga daging sapi lokal,”katanya. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE