Anggota Komisi V DPR dari Partai Amanat Nasional Dapil Provinsi Jambi A Bakri.ist |
Jambipos Online, Jambi-Sejumlah media online nasional
melansir soal berita adanya Anggota Komisi V DPR dari Partai Amanat Nasional Dapil
Provinsi Jambi A Bakri menjadi salah satu yang disebut-sebut oleh Damayanti
yang menerima suap.
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi PDI-P Damayanti
Wisnu Putranti menyebut sejumlah nama rekan-rekannya di Komisi V yang diduga
ikut menerima suap jatah proyek pembangunan infrastruktur di Maluku.
Anggota Komisi V DPR dari Partai Amanat Nasional A Bakri
menjadi salah satu yang disebut-sebut oleh Damayanti. Apa
tanggapan Bakri soal penyebutan namanya ini? "Wah saya enggak tahu
itu," kata Bakri saat dihubungi, Selasa (12/4/2016), demikian dimuat
Kompas.com.
Bakri tak menjawab dengan tegas apakah dia menerima atau
tidak suap tersebut, seperti yang dituduhkan Damayanti.
Dia hanya berkali-kali menjawab tidak tahu saat ditegaskan soal diterima atau
tidaknya suap itu.
"Saya enggak tahu persoalan itu. Saya enggak tau
permasalahan itu," ujarnya. Bakri mengaku tak mengerti kenapa namanya bisa
disebut-sebut oleh Damayanti
dalam pengadilan tipikor.
Dia juga tak menjawab saat ditanya apakah dirinya merasa
dirugikan dengan penyebutan nama itu. "No comment deh," ujarnya. Saat
bersaksi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) kemarin, Senin
(11/4/2016), Damayanti
menyebut sejumlah rekannya di Komisi V terlibat jatah proyek terkait kasus yang
menjeratnya.
“Di situ ada Fahri Prancis (Ketua Komisi V), Michael
Wattimena (Wakil Ketua Komisi V), pimpinan yang saya lihat empat, yang saya
baca empat. Anggota yang saya lihat ada Pak Bakri (HM Bakri), Musa (Musa
Zainuddin), saya, Budi (Budi Supriyanto), Yoseph Umar Hadi, Sukur
Nababan," tambah Damayanti.
Dikatakan Bakri, saat dikonfirmasi melalui telpon seluler,
Jum’at 15 April 2016, dirinya menganggap apa yang dikatakan Damayanti itu tidak
benar. “Apa yang dikatakan Damayanti, yang menyebut nama saya ikut menerima
suap, itu tidak benar,” kata Bakri.
Dijelaskannya, waktu kunjungan anggota Komisi v DPR ke
Maluku, dirinya tidak ikut kesana karena saat itu sedang berada di Jambi. “Yang
jelas itu tidak benar, waktu kunjungan ke Maluku saya tidak ikut ” jelas Bakri.
Selain itu, lanjut dia, daripada memperjuangkan daerah
orang lain, lebih baik memperjuangkan daerah sendiri. “Dari pada membangun
daerah orang lain, lebih baik saya bangun daerah saya sendiri (Jambi). Ngapain
saya perjuangkan daerah orang lain, saya bingung, kok semua nama Komisi V
disebut terlibat semua dalam kasus korupsi Damayanti. Intinya, semua itu tidak
benar,” pungkas Bakri. (JP-03)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE