Gubernur Jambi Zumi Zola saat meninjau Rumah Sakit Jiwa Jambi, Jumat (19/2/2016). Foto Asenk Lee. |
JAMBI-Ada yang unik dilakukan Gubernur Jambi Zumi Zola saat
meninjau Rumah Sakit Jiwa Jambi. Bahkan, saat meninjau salah satu ruangan
tempat pasien membaur dan bersosialisasi, Zola menyempatkan untuk melihat
pasien yang sedang bermain catur. Zola duduk bersila berdekatan dengan pasien
yang sedang bermain catur tersebut.
Peninjauan Rumah Sakit Jiwa, Jum'at (19/2) siang, membuat
pasien dan pegawai RSJ bersahaja. Dalam peninjauan tersebut, Zola melihat
langsung berbagai poli, ruang rawat inap, Ruang Rehabilitasi Mental, dapur,
ruang cuci pakaian, ruang tempat pasien berkumpul, serta menegur beberapa
pasien yang sedang dirawat di rumah sakit Pemerintah Provinsi Jambi tersebut.
Zumi Zola kepada para wartawan mengemukakan bahwa
peninjauan RSJ ini ditujukan untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
“Ini melanjutkan kunjungan saya kemarin ke Rumah Sakit
Raden Mattaher, seperti apa fasilitas dan pelayanannya, hari ini saya datang ke
Rumah Sakit Jiwa ini karena sama pentingnya,” katanya.
“Saya melihat bagaimana kondisi pasien, gizinya, saya lihat
dapurnya, sampai pencucian bajunya pun saya lihat, apakah higienis,
sanitasinya, semuanya. Dan juga persiapan dokter-dokternya dalam melayani
karena di rumah sakit Jiwa ini bukan hanya pasien yang mengalami gangguan
kejiwaan saja, tetapi juga masalah syaraf, masalah stroke, rontgen, gigi juga.
Tadi, saya ketemu denga pasien saya tanyakan bagaimana pelayannya,
alhamdulillah bagus," ujar Zola.
Kata Zola, kepada masyarakat, apabila butuh pelayanan untuk
stroke dan bingung harus kemana, kami siap untuk fisioterapi. Yang penting
adalah pasiennya rajin datang.
“Tadi ada ibu-ibu stroke sebelah kiri, tangannya tidak bisa
gerak, saya bilang, sering datang ke sini, insyaallah pelayanannya bagus di
sini. Kalau pelayanannya tidak bagus bisa sampaikan kepada saya, nanti bisa
kita evaluasi, saya akan tegur kalau memang dokternya tidak bekerja dengan
bagus atau pelayanannya tidak memuaskan," ungkap Zola.
“Untuk pasien jiwa menjadi perhatian, saya lihat dari mulai
datang, bagaimana prosesnya, sampai nanti siap untuk pulang. Cuma memang, mohon
kepada seluruh masyarakat, khusus kepada keluarga pasien, ketika pasien sudah
siap untuk dipulangkan, bagusnya adalah dijemput. Ini bagus untuk psikologis
pasien, merasa sudah disambut, diterima keluarganya. Ini sangat bagus, walaupun
apabila tidak dijemput, kami siap untuk mengantarkan. Namun, kita kan berpikir
untuk pasien, bagaimana pasien ini bisa kita kembalikan lagi untuk berbaur dan
menjadi bagian dari masyarakat," jelas Zola.
"Mohon keluarga bisa menerima pasien, sehingga pasien
tidak menjadi minder, tidak merasa terasingkan. Dengan dukungan seperti itu,
insyaallah akan lebih baik," harap Zola.
“Tadi juga ada yang menyampaikan, Pak bagaimana apabila
keluarga kami tidak mau menerima kami lagi?, kan sungguh sedih mendengarnya.
Pihak Rumah Sakit Jiwa siap untuk memberikan penjelasan pasca perawatan pasien
jiwa. Ada sesuatu yang diragukan, tanyakan kepada kami. Insyaallah yang mau
dikembalikan kembali kepada keluarga, itu memang sudah siap. Jadi mohon
bantuannya. Ini tidak akan bisa berhasil tanpa dukungan dari keluarga
pasien," tegas Zola.
Zola mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi
menginginkan bebas pasung. "Jangan malu, laporkan kepada kami. Kalau tidak
mau antar, kita jemput, asal tidak ada yang dipasung. Itu tidak akan
menyelesaikan masalah. Kami siap di sini, fasilitas kami siap di sini, kami
mohon informasinya, sampaikan kepada kami. Insyaallah, dengan dukungan
masyarakat, dengan niat kita untuk bebas pasung, dan juga untuk mengembalikan
kembali pasien-pasien Rumah Sakit Jiwa ini kepada masyarakat, bisa sukses. Saya
butuh laporan dan kerjasama dari Pemerintah Kabupaten/Kota. semangatnya adalah
bebas pasung," terang Zola.
Ketika ditanya anggaran untuk pelayanan kesehatan di RSJ,
Zola menyatakan bahwa anggarannya memadai. "Kalau memang kurang kita
tambahkan, ini kan demi kemanusiaan, Raden Mattaher juga seperti itu, kalau
memang kurang akan kita tambahkan," tutur Zola.
Selain itu, Zola juga menambahkan bahwa pasien yang dirawat
di RSJ juga dibekali dengan pelatihan keterampilan bercocok tanam,
jahit-menjahit, dan bikin telur asin.
Zola mengemukakan, pasien RSJ yang sudah dikembalikan
kepada keluarga dan membaur kembali dengan masyarakat juga bida mengikuti
pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). (Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE