Bor Minyak di Kenali Asam 279 Jambi. Rig BJ 03. Foto Gumol Damanik. |
Jambipos Online, Jambi-Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral
(ESDM) Provinsi Jambi, Gamal Husein menyebutkan produksi minyak di Jambi
tahun 2015 turun drastis yakni hanya 6.800 barel per hari. Untuk meningkatkan produksi minyak,
maka pada akhir 2015 Pemprov Jambi melakukan pelelangan dua lapangan
baru, yakni di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
"Turunnya produksi minyak karena berkurangnya produksi dari sumur-sumur minyak ada saat ini, bahkan banyak sumur tua yang tak lagi berfungsi. Jika dibandingkan 2011, produksinya mencapai 35 ribu barel per hari," katanya di Jambi, Senin.
Jika lapangan minyak baru itu selesai dilakukan pelelangan, produksi minyak di Jambi akan bertambah. Pemprov juga mendorong para investor untuk melakukan eksplorasi sumur minyak baru agar pemerintah tidak mengandalkan sumur-sumur tua.
"Produksi tahun ini belum tahu naik atau turun, posisinya melihat permintaan harga minyak dunia," kata Gamal.
Potensi yang sudah nampak hasilnya dan sudah dilelang terdapat di Tanjung Jabung Barat, Alkatara dan di Pulo Gajah, perbatasan Muarojambi dan Batanghari.
"Produksi di Alkatara itu bisa mencapai 4.000 barel per hari. Itu yang sudah dihitung berdasarkan sesimik mereka," katanya.
Di samping itu, Gamal mengatakan bahwa cadangan minyak dan mas (Migas) di Jambi terus menipis. Diperkirakan hanya bisa bertahan hingga 30 tahun kedepan dengan cadangan 50 juta barel untuk minyak dan 50 juta kaki kubik cadangan gas.
"Ada enam daerah di Provinsi Jambi penghasil Migas, yaitu, Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, Tanjungjabung Barat, Tanjabtim, Kota Jambi dan Kabupaten Tebo. Cadangan minyak terbesar terdapat di Tanjabbar, diperkirakan sampai 30 tahun ke depan," katanya menjelaskan.
Sementara berdasarkan data yang dihimpun, sedikitnya ada 96 sumur tua di Jambi tak lagi berfungsi. 96 sumur tua itu terdapat di Kecamatan Tempino dan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari dan di Kelurahan Kenali Asam Kota Jambi. (AN)
"Turunnya produksi minyak karena berkurangnya produksi dari sumur-sumur minyak ada saat ini, bahkan banyak sumur tua yang tak lagi berfungsi. Jika dibandingkan 2011, produksinya mencapai 35 ribu barel per hari," katanya di Jambi, Senin.
Jika lapangan minyak baru itu selesai dilakukan pelelangan, produksi minyak di Jambi akan bertambah. Pemprov juga mendorong para investor untuk melakukan eksplorasi sumur minyak baru agar pemerintah tidak mengandalkan sumur-sumur tua.
"Produksi tahun ini belum tahu naik atau turun, posisinya melihat permintaan harga minyak dunia," kata Gamal.
Potensi yang sudah nampak hasilnya dan sudah dilelang terdapat di Tanjung Jabung Barat, Alkatara dan di Pulo Gajah, perbatasan Muarojambi dan Batanghari.
"Produksi di Alkatara itu bisa mencapai 4.000 barel per hari. Itu yang sudah dihitung berdasarkan sesimik mereka," katanya.
Di samping itu, Gamal mengatakan bahwa cadangan minyak dan mas (Migas) di Jambi terus menipis. Diperkirakan hanya bisa bertahan hingga 30 tahun kedepan dengan cadangan 50 juta barel untuk minyak dan 50 juta kaki kubik cadangan gas.
"Ada enam daerah di Provinsi Jambi penghasil Migas, yaitu, Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, Tanjungjabung Barat, Tanjabtim, Kota Jambi dan Kabupaten Tebo. Cadangan minyak terbesar terdapat di Tanjabbar, diperkirakan sampai 30 tahun ke depan," katanya menjelaskan.
Sementara berdasarkan data yang dihimpun, sedikitnya ada 96 sumur tua di Jambi tak lagi berfungsi. 96 sumur tua itu terdapat di Kecamatan Tempino dan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari dan di Kelurahan Kenali Asam Kota Jambi. (AN)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE