ILUSTRASI |
Jambipos Online, Jambi-Kebakaran hutan
selama tiga bulan tahun lalu menjadi salah satu pemicu tingginya kasus
penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Jambi. Kebakaran hutan
yang cukup luas dan dalam waktu yang cukup lama menyebabkan terjadinya
migrasi nyamuk dari hutan ke perkotaan.
Termasuk migrasi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebar utama
virus DBD. Kemudian kebakaran hutan yang menyebabkan suhu udara di Jambi
meningkat belakangan ini juga menyebabkan perkembangan nyamuk penyebar
virus DBD di Jambi meningkat drastis.
Penilaian tersebut disampaikan Kepala Program Studi Kehutanan
Universitas Jambi (Unja), Nursanti di Jambi, Rabu (3/2) terkait
drastisnya peningkatan kasus DBD di Jambi dua bulan terakhir.
Menurut Nursanti, migrasi nyamuk dari hutan ke perkotaan yang
disertai dengan peningkatan suhu udara membuat jumlah nyamuk di
perkotaan meningkat, termasuk nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk cepat
berkembang di perkotaan akibat cuaca ekstrem. Hujan dan panas yang silih
berganti di perkotaan membuat nyamuk cepat berkembang biak.
“Jumlah nyamuk di perkotaan di Jambi pascakebakaran hutan dan lahan
tahun lalu membeludak akibat terjadinya migrasi nyamuk dari hutan ke
perkotaan. Nyamuk cepat berkembang di perkotaan karena banyak
daerah-daerah genangan air. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan
kasus DBD di Jambi meningkat drastis hingga saat ini,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Kaswendi
mengatakan, kasus DBD di Jambi satu bulan terakhir meningkat drastis.
Berdasarkan laporan dari kota dan kabupaten di daerah tersebut, kasus
DBD di Jambi selama Januari mencapai 398 kasus.
“Korban DBD yang meninggal di Jambi selama Januari tiga orang. Satu
orang di Merangin, satu orang di Batanghari dan satu orang di Kota
Jambi. Berdasarkan data tersebut, kasus DBD di Jambi cukup meluas di
daerah perkotaan,” katanya.
Dikatakan, kasus DBD paling tinggi di Jambi terdapat di Kota Jambi,
yakni 210 kasus. Kasus DBD di Kota Jambi hampir mencapai 42,5 persen
dibandingkan kasus DBD di kota itu tahun lalu sekitar 494 kasus.
Menurut Kaswendi, untuk menekan kasus DBD di Jambi, kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus terus digalakkan di masyarakat.
Melalui PSN, perkembangan nyamuk penyebab DBD akan bisa dikendalikan.
Selain itu, pihak jajaran kesehatan di Jambi juga telah meningkatkan
pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk DBD.
Dijelaskan, tahun 2015, kasus DBD di Provinsi Jambi mencapai 1.083
kasus dan 9 kasus meninggal. Sedangkan tahun 2014, kasus DBD di provinsi
itu mencapai 1.308 kasus dan 19 kasus meninggal.
Sumber: Radesman Saragih/JAS
Suara Pembaruan
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE