Ilustrasi. (ist) |
Jambipos Online, Jakarta-Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, Gerhana
Matahari Total (GMT) akan melintas di 11 provinsi di seluruh Indonesia.
Gerhana matahari akan berlangsung pada 9 Maret 2016 antara pukul 06.00
hingga 08.00 waktu setempat.
Kepala Biro Humas BMKG, Wahju Adji, menjelaskan, Beberapa wilayah
juga akan dijadikan lokasi pengamatan mengenai Gerhana Matahari Total.
Diantaranya seperti di bengkulu, Palu dan Ternate. Sedangkan untuk
pengamatan gravitasi akan dilaksanakan di Palu. Kota Palu merupakan
kota yang paling terdampak dari Gerhana.
“Kejadian ini sangat istimewa karena wilayah daratan yang dilalui
gerhana matahari total hanya Indonesia. Kejadian yang jarang terjadi ini
akan melintasi 11 wilayah provinsi di Indonesia,” kata Wahju, Selasa
(23/2).
Provinsi-provinsi yang akan dilintasi gerhana matahari tersebut,
masing-masing Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Namun
demikian, masyarakat yang berada di luar pulau-pulau tersebut juga masih
bisa menikmati fenomena alam langka itu.
Dijelaskan, pada umumnya GMT akan terjadi pagi hari bersamaan dengan
perayaan hari raya Nyepi. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai
pukul 06.20 WIB. Di wilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul
07.21. Wilayah Tanjung Pandan gerhana mulai pukul 06.21 dan mencapai
puncaknya 07.23 WIB.
Sedangkan wilayah Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai
puncaknya 07.30 WIB dan di wilayah Balikpapan gerhana mulai pukul 07.25
dan mencapai puncaknya 08.34. Sementara di wilayah Bengkulu (Muko-Muko),
gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB.
Sementara untuk wilayah Tengah, yaitu Palu mulai gerhana pukul 07.27
WITA dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan
bagian Indonesia Timur, yaitu Ternate, gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan
mencapai puncaknya 09.52 WIT.
Dijelaskan Wahju, peristiwa itu sendiri terjadi setiap 350 tahun
sekali dan akan menjadikan daya tarik tersendiri karena GMT akan menjadi
peristiwa yang sangat langka. BMKG sendiri sangat menyarankan bagi
masyarakat untuk melihat kejadian langka tersebut dengan cara yang aman.
BMKG mengungkapkan, untuk melihat fenomena tersebut tidak berbahaya.
Namun, akan menjadi berbahaya jika melihat langsung dengan durasi yang
lama. Oleh sebab itu, bagi masyarakat yang tidak berada di lokasi GMT
dan khawatir tidak bisa melihat dengan durasi yang lama, bisa
menyaksikan secara langsung melalui livestreaming di situs BMKG (http://media.bmkg.go.id/hilal).
“GMT ini merupakan fenomena alam dimana kedudukan Matahari, Bulan,
dan Bumi pada satu garis lurus. Dampak dari kejadian ini, sebagian Bumi
akan terkena bayangan gelap bulan, sehingga tidak melihat matahari,”
kata Wahju. (BeritaSatu.com)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE