Warga Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi terpaksa menggunakan sampan untuk melakukan kegiatan di lura rumah akibat banjir yang merendam permukiman mereka, Selasa (26/1). (Suara Pembaruan/Radesman Saragih) |
Jambipos Online, Jambi-Sedikitnya 1.000 unit rumah warga di Kota
Jambi terkepung banjir menyusul meluapnya Sungai Batanghari. Rumah warga
yang terkepung banjir tersebut antara lain terdapat di lima keluarahan,
Kecamatan Danauteluk, Seberang Kota Jambi (Sekoja) dan Kecamatan
Telanaipura, Kota Jambi. Akses jalan darat ke permukiman warga di lima
kelurahan tersebut terputus. Untuk melakukan kegiatan di luar rumah,
warga harus menggunakan sampan dan perahu kecil.
Pantauan SP di Kelurahan Legok, Telanaipura, Kota Jambi,
Selasa (26/1) pagi, sebagian warga yang hendak mengantarkan anak-anak ke
sekolah terpaksa menggunakan sampan karena jalan lingkungan ke rumah
mereka terputus akibat banjir. Namun warga belum mengungsi karena rumah
mereka yang memiliki tiang hingga ketinggian satu meter belum sampai
terendam banjir.
“Kami belum mengungsi karena air belum sampai masuk ke rumah. Hanya
halaman rumah yang terendam banjir, sehingga kami tidak bisa ke luar
rumah tanpa menggunakan sampan. Kalau ketinggian banjir naik setengah
meter lagi, rumah kami akan terendam dan kami pun harus mengungsi,”kata
Rizal (35), warga Legok kepada SP di Jambi, Selasa (26/1).
Sementara itu pantauan SP pada alat pengukuran ketinggian
Sungai Batanghari di Taman Tanggo Rajo, Jalan Sultan Thaha, Kota Jambi,
Selasa (26/1) menunjukkan, ketinggian luapan Sungai Batanghari sudah
mencapai 13 meter atau naik sekitar 35 centimeter dibandingkan kondisi
Minggu (24/1) sekitar 12,65 meter. Ketinggian luapan sungai tersebut
sudah lampaui ambang batas.
Namun demikian pihak Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Jambi belum menaikkan status banjir di Jambi dari
kondisi waspada menjadi darurat.
Kepala BPBD Provinsi Jambi, Arief Munandar mengatakan, kondisi banjir
di Jambi mulai Senin (25/1) menuju status siaga karena luapan sungai
sudah mencapai 13 meter.
Bila ketinggian luapan Sungai Batanghari
mencapai 13,10 meter, maka status banjir dinaikkan menjadi siaga dan
sebagian warga di Kota Jambi harus waspada.
“BPBD Jambi akan segera menaikkan status banjir dari waspada menjadi
siaga bila luapan Sungai Batanghari mencapai 13,10 meter. Saat ini
ketinggian luapan sungai mencapai 13 meter, hampir mendekati kondisi
siaga. Bila dalam satu hari ini luapan sungai naik 10 centimeter, banjir
di Jambi masuk status siaga dan kami akan segera evakuasi warga yang
terkepung banjir,”katanya.
Menurut Arief, pihaknya kini sudah menyiapkan dua perahu besar dan 24
perahu karet. Sedangkan petugas BPBD Jambi yang siaga di lapangan
mencapai 76 orang. Untuk membantu evakuasi warga jika banjir di Jambi
siaga hingga siaga darurat, ratusan taruna siaga bencana (tagana),
personil kepolisian dan TNI siap dikerahkan.
Kendati kondisi banjir di Jambi saat ini belum memasuki status siaga,
lanjut, Arief, pihaknya sudah mengeluarkan peringatan kepada warga yang
bermukim di kawasan daerah aliran sungai (DAS) agar mengurangi kegiatan
di sungai. Kegiatan warga di sungai yang sedang meluap sangat
membahayakan dan bisa mengancam jiwa.
“Peringatan ini kami keluarkan karena sudahada enam korban jiwa
akibat banjir di Jambi, Keenam korban tersebut tenggelam akibat
melakukan kegiatan di sungai yang sedang meluap,”katanya.
Dijelaskan, daerah paling rawan banjir di Jambi terdapat pada 348
lokasi. Lokasi-lokasi yang paling rawan banjir tersebut tersebar di 50
kecamatan di wilayah beberapa kabupaten. Lokasi rawan banjir di
Kabupaten Kabupaten Muarojambi sekitar 74 titik, Batanghari (68 titik),
Tebo (62 titik) dan Kerinci (32 titik). Sedangkan daerah rawan banjir di
Kota Jambi tersebar di 50 titik di empat kecamatan.(Sumber: Radesman Saragih/FMB)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE