Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) |
Jambipos Online, Jakarta- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemantauan
secara rutin di titik-titk rawan kebakaran hutan dan lahan penting
dilakukan. Tujuannya agar petugas bisa bereaksi cepat ketika menemukan
titik api.
"Yang paling penting juga pemantauan secara rutin. Jauh lebih cepat, lebih gampang untuk memadamkan yang kecil daripada yang besar (api). Di daerah apabila ada perusahaan-perusahaan yang punya helikopter di perkebunan dia harus patroli rutin sekarang ini. Karena jauh lebih mudah untuk menghentikan itu atau upaya-upaya lain. Karena kalau baru bekerja kalau sudah besar, pengalaman yang kemarin itu susah sekali," ujar Wapres JK saat memberikan pengarahan di depan para petinggi TNI dan Polri wilayah seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).
JK mengibaratkan, memadamkan api kebakaran hutan dan lahan itu sama saja seperti berperang. Semua kemampuan harus dikerahkan.
"Inikan sama saja dengan perang ya Pak Panglima, beliau lebih baik siap daripada terkejut, seperti apa yang kita alami yang lalu. Apalagi kalau sudah ada asap yang terlanjur besar, berapapun pesawat ternyata tidak bisa beroperasi," kata JK.
JK menyesalkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 lalu. Menurutnya penanganan masalah itu terlambat dilakukan, sehingga api dan kabut asap tersebar luas. JK juga menyinggung masalah penggunaan pesawat untuk memadamkan api, namun operasi itu mengalami kendala.
"Kita agak telat untuk menghired atau menyewa pesawat. Nanti penuh asap baru semua datang. Pada saat yang sama pesawat itu tidak bisa beroperasi. Jadi itulah kendala, kenapa dgn Rp 500 miliar walaupun mahal tp efektifnya kurang. Karena terlanjut besar baru datang. Ya, ndak bisa lah itu, (jarak) pandangan mata sangat pendek hanya 100-200 meter, helikopter apapun, pesawat apapun tidak bisa terbang," katanya.
"Jadi tentu tim kita harus bekerja lebih awal. Mungkin saja ongkosnya agak lebih besar di awal tapi ujungnya lebih simpel daripada pengalaman tiap tahun," tambahnya.(DTK)
"Yang paling penting juga pemantauan secara rutin. Jauh lebih cepat, lebih gampang untuk memadamkan yang kecil daripada yang besar (api). Di daerah apabila ada perusahaan-perusahaan yang punya helikopter di perkebunan dia harus patroli rutin sekarang ini. Karena jauh lebih mudah untuk menghentikan itu atau upaya-upaya lain. Karena kalau baru bekerja kalau sudah besar, pengalaman yang kemarin itu susah sekali," ujar Wapres JK saat memberikan pengarahan di depan para petinggi TNI dan Polri wilayah seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).
JK mengibaratkan, memadamkan api kebakaran hutan dan lahan itu sama saja seperti berperang. Semua kemampuan harus dikerahkan.
"Inikan sama saja dengan perang ya Pak Panglima, beliau lebih baik siap daripada terkejut, seperti apa yang kita alami yang lalu. Apalagi kalau sudah ada asap yang terlanjur besar, berapapun pesawat ternyata tidak bisa beroperasi," kata JK.
JK menyesalkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 lalu. Menurutnya penanganan masalah itu terlambat dilakukan, sehingga api dan kabut asap tersebar luas. JK juga menyinggung masalah penggunaan pesawat untuk memadamkan api, namun operasi itu mengalami kendala.
"Kita agak telat untuk menghired atau menyewa pesawat. Nanti penuh asap baru semua datang. Pada saat yang sama pesawat itu tidak bisa beroperasi. Jadi itulah kendala, kenapa dgn Rp 500 miliar walaupun mahal tp efektifnya kurang. Karena terlanjut besar baru datang. Ya, ndak bisa lah itu, (jarak) pandangan mata sangat pendek hanya 100-200 meter, helikopter apapun, pesawat apapun tidak bisa terbang," katanya.
"Jadi tentu tim kita harus bekerja lebih awal. Mungkin saja ongkosnya agak lebih besar di awal tapi ujungnya lebih simpel daripada pengalaman tiap tahun," tambahnya.(DTK)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE