Salahsatu Burung di Kerinci. Sumber Foto Dari :http://bestbirdphotos.blogspot.com |
Jambipos Online, Jambi-Habitat satwa langka di Kabupaten Kerinci kini terancam punah khususnya
jenis burung Paok Schneider. Ancaman kepunahan itu akibat ulah
masyarakat yang tidak peduli dengan keseimbangan alam. Bahkan di Gunung
Kerinci telah teridentifikasi 58 jenis burung liar dan ditemukan salah
satu jenis burung langka dan terancam punah.
Hal tersebut dikatakan mahasiswa peneliti dari Uiversitas Negeri Yogyakarta (UNY), Zulkarnaen, di Jambi, baru-baru ini. Penelitian ini dilaksanakan mahasiswa UNY yang terdiri dari Zulkarnaen (22), Waskitu Kukuh (22) dan Syahim Basyari (21) serta satu orang anggota dari KBC (Kerinci Bird Watching Club Kerinci) Igun (23).
Menurut Zulkarnaen, penelitian ini dibiayai RUFORD SMALL GREEN (Lembaga Konservasi Fauna Inggris) dan dilaksanakan awal November hingga akhir Desember tahun 2011 lalu.
“Daerah yang paling rawan kerusakan habitat satwa di Kerinci adalah daerah Kayu Aro (Area Gunung Kerinci), Rawa Bento (Gunung Tujuh) dan Muara Emat. Tiga daerah ini merupakan daerah penting habitat satwa jenis burung langka, yakni burung Paok Schneider,”kata Zulkarnaen selaku ketua kelompok peneliti dari UNY.
Disebutkan, selama 70 tahun terakhir tidak ditemukan di daerah lain. Selain itu, Rawa Bento Kecamatan Gunung Tujuh juga menjadi tempat singgah puluhan ribu jenis burung pengembara dari Rusia. Itik Gunung yang hidup di danau dataran tinggi keberadaannya baru ditemukan di tempat ini.
“Selama 70 tahun terakhir di Muara Emat merupakan habitat hidup burung jenis Rangkong/Enggang. Setidaknya ada 75 jenis burung Rangkong yang teridentifikasi di daerah ini dan ketiga daerah tersebut semakin rawan oleh perusakan yang dilakukan manusia. Seperti perambahan hutan, pengalihan lahan hutan menjadi lahan pertanian dan penebangan hutan liar,”katanya.
Peran aktif dari Pemerintah Kabupaten Kerinci sangat dibutuhkan, sebab tingkat perusakan habitat satwa khususnya burung telah mencapai titik yang sangat memprihatinkan.
“Tidak tertutup kemungkinan dalam 10 tahun ke depan semua jenis satwa burung di Kerinci akan pindah dan hilang dari Kerinc. Beberapa jenis satwa burung langka yang tidak ada di daerah lain, bahkan negara lain tapi ditemukan di Kerinci. (Lee)
Hal tersebut dikatakan mahasiswa peneliti dari Uiversitas Negeri Yogyakarta (UNY), Zulkarnaen, di Jambi, baru-baru ini. Penelitian ini dilaksanakan mahasiswa UNY yang terdiri dari Zulkarnaen (22), Waskitu Kukuh (22) dan Syahim Basyari (21) serta satu orang anggota dari KBC (Kerinci Bird Watching Club Kerinci) Igun (23).
Menurut Zulkarnaen, penelitian ini dibiayai RUFORD SMALL GREEN (Lembaga Konservasi Fauna Inggris) dan dilaksanakan awal November hingga akhir Desember tahun 2011 lalu.
“Daerah yang paling rawan kerusakan habitat satwa di Kerinci adalah daerah Kayu Aro (Area Gunung Kerinci), Rawa Bento (Gunung Tujuh) dan Muara Emat. Tiga daerah ini merupakan daerah penting habitat satwa jenis burung langka, yakni burung Paok Schneider,”kata Zulkarnaen selaku ketua kelompok peneliti dari UNY.
Disebutkan, selama 70 tahun terakhir tidak ditemukan di daerah lain. Selain itu, Rawa Bento Kecamatan Gunung Tujuh juga menjadi tempat singgah puluhan ribu jenis burung pengembara dari Rusia. Itik Gunung yang hidup di danau dataran tinggi keberadaannya baru ditemukan di tempat ini.
“Selama 70 tahun terakhir di Muara Emat merupakan habitat hidup burung jenis Rangkong/Enggang. Setidaknya ada 75 jenis burung Rangkong yang teridentifikasi di daerah ini dan ketiga daerah tersebut semakin rawan oleh perusakan yang dilakukan manusia. Seperti perambahan hutan, pengalihan lahan hutan menjadi lahan pertanian dan penebangan hutan liar,”katanya.
Peran aktif dari Pemerintah Kabupaten Kerinci sangat dibutuhkan, sebab tingkat perusakan habitat satwa khususnya burung telah mencapai titik yang sangat memprihatinkan.
“Tidak tertutup kemungkinan dalam 10 tahun ke depan semua jenis satwa burung di Kerinci akan pindah dan hilang dari Kerinc. Beberapa jenis satwa burung langka yang tidak ada di daerah lain, bahkan negara lain tapi ditemukan di Kerinci. (Lee)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE